CONTOH MAKALAH MOTIVASI DAN MOTIF



BAB I
PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang
Dalam pembuatan makalah ini penyususn sengaja lebih banyak memaparkan tentang pengertian motif dan motivasi karena supaya dapat memudahkan para calon tenaga pendidik dalam mempelajari makalah ini. Selain itu guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasi dalam membimbig belajar murid. Berbagai macam tekhnik misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan. Piagam-piagam prestasi, pujian dan celaan telah dipergunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar. Ada kalanya guru-guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.

I.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini selain untk memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan juga untuk kesadaran tentang pentingnya motivasi bagi perubahan tingkah laku manusia telah dimiliki, baik oleh para pendidik, para orang tua murid maupun masyarakat.

I.3 Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada penulisan makalah ini adalah bagaimana mengatasi masalah memotivasi siswa dalam belajar, yang merupakan masalah yang sangat kompleks.

I.4 Pemecahan Masalah
Masalah memotivasi siswa dalam belajar, merupakan masalah yang sangat ompleks. Dalam usahanya memotivasi siswa tersebut, tidak ada aturan-aturan yang sederhana. Peyelidikan tentang motivasi, kiranya menjaikan guru peka terhadap kompleksitas masalah ini. Guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip motivasi yang dapat membantu pelaksanaan tugas mengajarnya. Meskipun tidak ada pedoman khusus yang pasti.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Motif dan Motivasi.
Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan (need).
Pengertian motif dan motivasi keduanya sukar dibedakan secara tegas. Dalam konteks uraian terdahulu dapat dijelaskan bahwa motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyeabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah “pendorongan” suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Kesulitan dalam mendefinisikan arti motivsi seperti dikatakan oleh Atkinson dalam bukunya, An Introduction to Motivation adalah karena istilah itu tidak memiliki arti yang tetap di dalam psiklogi kontemporer.
Duncan, seorang ahli administrasi dalam bukunya. Organizational Behavior mengemukakan bahwa di dalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk tujuan organisasi.
Menurut Vroam, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendak. John P. Champbell Menambahkan rincian dalam definisi tersebut dengan mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalmnya arah dan tujuan tingkah laku,kekuatan respons dan kegighan tingkah laku.
Hoy dan Miskel dalam buku educational administration mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan. Kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (Tension states) atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.
Motif / motive adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rohaniah.
Motif merupakan suatu dorongan yang timbul dari dalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu.
Motivasi adalah pendorongan atau suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang yang menyebabkan orang tersebut tau bertindak melakukan sesuatu.
Menurut Sartaiil, menggunakan kata motivasi dan drive untuk pengertian yang sama. Ia mengatakan bahwa pada umumnya  suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) perangsang (incentive). Tujuan atau goal adalahyang menentukan / membatasi tingkah laku organisme itu.

2.2 Klasifikasi Motif-motif
Para ahli psikologi menggolongkan motif-motif yang ada dalam diri manusia ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.

2.2.1 Sartain, Membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut:
a.  Psyological drive, yaitu dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis /  jasmaniah, seperti lapar, haus, sex dan sebagainya.
b. Social Motives, yaitu dorongan-dorongan yang ada hunbungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat, seperti dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik.

2.2.2 Woodworth, mengadakan klasifikasi motif-motif sebagai berikut.
Mulanya ia membedakan motif-motif itu menjai 2 bagian, yaitu:
a.    Unlearned Motives
Merupakan motif-motif pokok yang tidak dipelajari dan biasa disebut drive (dorongan). Yang termasuk ke dalam unlearned motives ialah motif-motif yang timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan / kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh, seperti lapar, haus, sakit dan sebagainya yang semuanya itu menimbulkan dorongan dalam diri untuk minta supaya dipenuhi atau menjauhkan diri dari padanya.
b.    Larned Motives
Adalah motif yang dipelajari dan berkembang berdasarkan pengalaman, misalnya: motif social, motif belajar, berprestasi, takut yang yang dipelajari dan sebagainya.
Kemudian Woodworthmengatakan bahwa motif-motif pada seseorang itu berkembang melalui kematangan, latihan dan melalui belajar. Sehingga pada proses selanjutnya woodworth membagi motif-motifitu menjadi 3 golongan.
a.    Kebutuhan-kebutuhan Organis
Yakni motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh / organis, seperti lapar, haus, kekurangan oksogen,kurang tidur dan sebagainya.
b.    Motif-motif yang timbul sekonyong-konyog (emergency motives)
Yakni motif-motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari kita, dalam hal ini motif itu timbulbukan atas kemauan kita, tetapi karena perangsang dari luar yang menarik kita.
c.    Motif-motif objektif
Yakni motif yang diarahkan / ditujukan ke suatu objek  atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif itu timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita (didasari) contoh motif menyelidik, menggunakan lingkungan.



2.2.3 Motif-motif itu dapat pula dibedakan sebagai berikut:
a.  Motif Intrinsik
Yaitu motif yang timbul dari dalam seseorang tanpa paksaan dari luar.
b.  Motif Ekstrinsik
Yaitu motif yang timbul dan merupakan pengaruhdari luar diri seseorang.

2.2.4 Abraham Maslow, dijelaskan oleh Herbert L Peti (1981 h 301-313)
Membagi keseluruhan motif yang mendorong perbuatan individu, atas lima kategori yang membentuk suatu hierarki / tangga motif dari yang terendah ke yang tertinggi, yaitu:
1.    Motif fisikologis, yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah seperti kebutuhan akan makan, minum, bernafas, bergerak.
2.    Motif pengamanan yaitu dorongan-dorongan untuk  menjaga atau melindungi diri dari gangguan, baik gangguan alam, binatang, iklim maupun penilaian manusia.
3.    Motif persaudaraan dan kasih sayang, yaitu motif untuk membina hubungan baik, kasih sayang,persaudaraan baik dengan jenis kelamin yang sama maupun berbda.
4.    Motif harga diri, yaitu motif untuk mendapatkan pengenalan, pengakuan, penghargaan dan penghormatan bagi orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi dengan orang lain, ingin mendapatkan penerimaan dan penghargaan dari yang lainnya.
5.    Motif aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi-potensi yang dibawa dari kelahirannya dan kodratnya sebagai manusia. Potensi dan kodrat ini perlu diaktualkan atau dinyatakan dalam berbagai bentuk sifat, kemampuan dan kecakapan nyata. Melalui berbagai bentuk upaya belajar dan pengalaman individu berusaha mengaktualkan semua potensi yang dimilikinya.
Kelima macam motif itu tersusun dari yang paling rendah samapai dengan yang paling tingi. Menurut Maslow, pada umumya motif yang lebih tinggi akan muncul apabila motif dibawahnya telah terpenuhi. Meskipun demikian tidak mustahil terjadi kekecualian, bahwa motif yang lebih tinggi muncul meskipun motif dibawahnya belum terpenuhi.

2.3    Cara Mengukur Motif
Motif merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Jadi pengukuran motif seseorang dapat dilihat dari hasil dorongan itu sendiri, contoh : dalam mengerjakan tugas yang tidak disenangi seseorang terkadang dalam pengerjakannya lambat dan kadang kala tidak dikerjakan sama sekali, ini berarti motif tersebut dapat diukur dari hasil pengerjaan tugas tersebut. Contoh lain seorang anak senang sekali membaca novel, suatu hari ia mendapatkan hadiah ulang tahun dari temannya buku novel, anak tersebut langsung membaca novel tersebut ternyata novel tersebut selesai dibaca hanya dalam satu hari.
Jadi kesimpulannya motif seseorang dapat diukur dari hasil dorongan orang tersebut.
Kekuatan sesuatu motif atau motivasi, bergantung kepada 3 hal
a.       Kekuatan dasar sesuatu motif
b.      Besarnya harapan atau keinginan yang akan dipenuhi
c.       Besarnya kepuasan yang diantisipasi oleh individu
Menurut sifatnya, motivasi terdiri atas 3 macam
1.      Motivasi takut (fear motivation)
Individu melakukan sesuatu perbuatan karena takut
2.      Motivasi insentif (incentive motivation)
Individu melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif, seperti : honorarium, bonus, hadiah, penghargaan, piagam, tanda jasa, kenaikan pangkat, kenaikan gaji, promosi jabatan.
3.      Sikap (attitude motivation/self motivation)
Motivasi ini lebih bersifat intrinsik muncul dari dalam diri individu motif-motif yang mendorong perilaku individu dapat dikatagorikan atas :
a.       Motif dasar
Berkenaan dengan segala macam bentuk dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar motif ini bersifat intrinsik dimiliki individu sejak kelahirannya atau diperoleh dalam proses perkembangannya tanpa dipelajari
b.      Motif sosial
Perkembangan dari motif dasar, berkembang karena belajar dan pengalaman, baik belajar dan pengalaman yang disadari dan disengaja maupun yang dilakukan tanpa rencana dan sadar. Perkembangannya terjadi melalui proses interaksi sosial dan peranannya sangat besar di dalam kehidupan sosial.
Menurut Heymans, ada 6 kategori yang sekaligus berperan sebagai motif, yaitu
-          Nilai sosial
-          Nilai ekonomi
-          Nilai politik
-          Nilai religius
-          Nilai estetika
-          Nilai ilmu pengetahuan
 Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan.
Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber di dalam dan luar individu. Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, akan mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut, tetapi motivasi juga dipengaruhi oleh tujuan. Makin tinggi dan berarti suatu tujuan, makin besar motivasinya dan makin besar motivasi akan makin kuat kegiatan dilaksanakan. Kegiatan komponen kegiatan atau perilaku individu tersebut saling berkaitan erat dan membentuk suatu kesatuan yang disebut sebagai proses motivasi. Proses motivasi ini meliputi tiga langkah, yaitu :
-       Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong (desakan, motif, kebutuhan dan keinginan) yang menimbulkan suatu ketegangan atau tension
-       Berlangsungnya kegiatan atau tingkah laku yang diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan yang akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan
-       Pencapaian tujuan dan berkurangnya atau hilangnya ketegangan.
Motivasi memiliki 2 fungsi
1.      Mengarahkan (directional function)
Motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai apabila sesuatu sasaran atau tujuan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan mendekatkan (approach motivation) dan bilsa sasaran atau tujuan tidak diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan menjauhi sasaran (avoidance motivation)
2.      Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (activating and energizing function)
Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil. Sebaliknya apabila motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, terarah dan penuh semangat, sehingga kemungkinan akan berhasil lebih besar.
Jadi pada individu-individu tertentu mungkin saja terjadi bahwa perkembangannya hanya pada tahap tertentu saja. Misalnya dalam situasi tertentu individu hanya memiliki motif fisiologis, motif-motif lainnya tidak atau tidak sempat berkembang. Dalam situasi lain perkembangan motif ini hanya sampai pada tahap motif kasih sayang. Maslow lebih jauh menjelaskan bahwa, motif pertama sampai keempat bersifat menghilangkan kekurangan, oleh karena itu, disebut motif menghilangkan (Deprivation Motivation atau d. Motives).
Mengenai hubungan antara motivasi dengan kepribadian, minat ada 4 macam motid yang memegang peranan penting dalam kepribadian individu, yaitu :
1)      Motif berprestasi (need of achievement) yaitu motif untuk berkompetisi baik dengan dirinya atau dengan orang lain dalam mencapai prestasi yang tinggi
2)      Motif berkuasa (need for power) yaitu motif untuk mencuri dan memiliki kekurangan, dan pengaruh terhadap orang lain
3)      Motif membentuk ikatan (need for affiliation) yaitu motif untuk mengikat diri dalam kelompok, membentuk keluarga, organisasi ataupun persahabatan
4)      Motif takut akan kegagalan (fear of failure) yaitu motif untuk mengindarkan diri dari kegagalan atau sesuatu yang menghambat perkembangannya.

2.4    Konflik Antara Motif-motif
Kadang-kadang suatu motif mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif yang lain menolaknya (mendorong untuk menghindarinya). Dalam hal yang demikian, kita katakan terjadi konflik antara motif-motif.
Sartain membedakan 3 macam konflik/pertentangan antara motif-motif sebagai berikut :
1.      Approach-advoidance conflict yaitu pertentangan antara motif-motif yang berlawanan maksud atau tujuannya. Dalam konflik macam ini yang menjadi objek atau tujuannya adalah sama (satu)
2.      Approach-approach Conflict
a.       Convergent approach-approach conflict yaitu dapat terjadi bila dua motif yang bertentangan satu sama lain mendorong seseorang kepada objek tujuan yang sama
b.      Divergent approach-approach  conflict yaitu terdapat dua motif dan dua tujuan yang bersaingan satu sama lain dalam satu saat yang sama.
3.      Avoidance-avoidance conflict yaitu terdapat dua objek tujuan yang kedua-duanya tidak diinginkan, tetapi salah satu diantaranya harus dipilih.



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
motivasi ialah proses yang tersimpul, salah satu proses yang bertalian dengan a mediating variable. Selain itu motivasi sebagai suatu perubahantenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu mencapai tujuan, telah terjadi di dalam diri seseorang. Pabila tujuan tercapai, maka “The state of motivation” berkurang. Orang yang berusaha mencapai tujuan menurut asumsi bahwa tujuan  itu bila tercapai akan memberi kepuasan baginya dan ramalannya barangkali meleset. Akibat penting terjadi bilamana tujuan tercapai dan mengurangi “motivational state” seseorang yang telah berhasil dalam pencapaian tujuan.

3.2 Saran
guna berperanan untuk menerapkan kebutuhan dan motives murid-murid berdasarkan tingkah laku mereka yang tampak. Masalah bagi guru ialah bagaimana menggunakan motives dan needs murid-murid untuk mendorong mereka bekerja mencapai tujuan pendidikan.
Jadi saran kelompok kami yang harus berusaha memberi motivasi tingkah laku manusia ke arah perubahan tingkah laku yang diharapkan bukan hanya sekolah-sekolah melainkan keluarga danorang tua dan keluargapun harus ikut berpartisipasi juga.


DAFTAR PUSTAKA


Soemanto, W (2006). Psikologi Penddikan Landasan Kerja Pemeimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, MN. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutardi, D. (2003). Landasan-landasanPendidikan Sekolah dasar. Bandung: UPI Kampus Tasikmalaya