TUGAS BAHASA INDONESIA CERPEN SINOPSIS


Tahun terbit                  : 1995
Penerbit                        : Balai Pustaka
Jumlah halaman : 262 halaman

Sinopsis

Hanafi, laki-laki muda yang asli orang Minangkabau, berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan. Bahkan ia cenderung memandang rendah bangsanya sendiri. Sejak kecil Hanafi berteman dengan Corrie du Bussee, gadis Indo-Belanda yang amat cantik parasnya, lincah dan menjadi dambaan setiap pria yang mengenalnya. Karena selalu bersama-sama mereka pun saling mencintai satu sama lain. Setiap hari mereka berdua bermain tenis. Tapi cinta mereka tidak dapat disatukan karena perbadaan bangsa. Jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda maka mereka akan dijauhi oleh para sahabatnya dan orang lain. Untuk itu Corrie pun meninggalkan Minangkabau dan pergi ke Betawi agar hilanglah perasaan Corrie kepada Hanafi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan sekaligus untuk meneruskan sekolahnya di sana.
Tuan du bussee adalah ayah Corrie. Dia adalah orang prancis yang sudah pension dari jabatan arsiteknya. Di hari pensiunnya dia menghabiskan waktu untuk anaknya Corrie. Tapi dia juga suka dengan berburu, meski umurnya sudah enam puluh Tahun. Tidak ada hutan belukar yang tidak dia kunjungi. Apa bila senapan itu meletus, dapatlah seeokor penghuni rimba. Kulitnya di jemur lalu dikirim ke paris. Dari situlah biaya kehidupan Corrie untuk bersekolah dan untuk makan mereka berdua sebab istri Tuan Du  bussee sudah meninggal sejak Corrie masih kecil. Pada waktu itu juga dia tidak sampai hati meninggalkan kuburan istrinya yang berada di solok.
Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah. Rapiah adalah sepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada tradisi dan adatnya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi. Awalnya Hanafi tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie saja. Tapi dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga dengan Rapiah. Karena Hanafi tidak mencintai Rapiah, di rumah Rapiah hanya diperlakukan seperti babu, mungkin Hanafi menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya. Hanafi dan Rapiah dikarunia seorang anak laki-laki yaitu Syafei.
Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat ke Betawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Disana, Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi. Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit Kholera dan meninggal dunia. Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya, disna Hanafi hanya diam saja. Seakan-akan hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Hanafi sakit, kata dokter ia minum sublimat (racun) untuk mengakiri hidupnya, dan akhirnya dia meninggal dunia.


Dua Tahun sudah terlampaui, Corrie sudah banyak perubahan. Belum setahun corrie meneruskan sekolahnya di betawi, ayahnya sudah meninggal. Demi menrima telegram dari Tuan Assisten Residen Solok menyatakan hal kematian ayahnya itu, Corrie bagai tak dapat dilarai –larai dari pada sedihnya. Corrie akhirnya memutuskan untuk pergi. Dia mulai membereskan pakaiannya untuk berangkat ke solok untuk melihat kuburan ayahnya itu. Tetapi di akhirinya lah keberangkatannya ke solok. Sebab dia tidak sanggup melihat sendiri kuburan ayahnya karena di solok tidak ada tempatnya lagi untuk mencurahkan isi hatinya. Akhirnya dia mengirimkan telegram ke pada Assisten Residen supaya kuburan ayahnya di perlakukan secara layak. Sampai akhirnya umur Corrie sudah 21 Tahun yang tinggal di Weeskamer. Akhirnya dia dapat menerima peninggalan dari ayahnya.