KONSEP ZAKAT DALAM EKONOMI|DEFINISI ZAKAT |JENIS ZAKAT


KONSEP ZAKAT DALAM EKONOMI

A. DEFINISI ZAKAT

Secara Bahasa:
1.    Bersih
2.    Meningkat
3.    Berkah
Secara Istilahà sebagian (kadar) harta dari sebagian harta yang yang telah memenuhi syarat minimal (nishab) dan rentang waktu tertentu (haul-satu tahun), yang menjadi hak dan diberikan kepada mustahiq (yang berhak menerima zakat).

B. JENIS ZAKAT

a. Zakat Fitrah
Ø 2,5 kg atau 3,1 liter makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh pembayar zakat (muzakki).
Ø waktu pembayaran adalah selama bulan Ramadan sampai dengan sebelum shalat Idul Fitri.
Ø fungsi: membersihkan diri orang yang berpuasa menuju fitri

b. Zakat maal (Zakat harta)
Ø  Syarat:
1.      Islam
2.      Merdeka
3.      Milik Sempurna
4.      Mencapai Nishab (batas minimal)
5.      telah satu tahun/ haul (untuk beberapa jenis zakat maal)

Ø  Jenis barang, Nishab, dan zakatnya
No
Jenis Barang
Nishab
Zakat
Keterangan
1.
Ternak




Unta
5-9 ekor
1 ekor kambing
Usia 2 tahun


10-14 ekor
2 ekor kambing
2 tahun, dst
Lebih dari itu zakatnya mulai 1 unta

Kerbau/ lembu
30-39 ekor
1 kerbau
(min) 1 ekor anakan


40-59
1 kerbau
Berumur min. 2 tahun


60-69
2 kerbau


Kambing
40-120
1 kambing
umur 2 th


121- 200
2 kambing



201-399
3 kambing

2.
Emas
20 misqal        (96 gram)
2,5%
Di luar perhiasan wajar

Perak
200 dirham 624 gram
2,5%


Perhiasan di luar kewajaran (simpanan)
20 misqal
2,5%

3
Pertanian (makanan pokok)
Buah-buahan
Lebih dari 5 wasaq = 200 dirham
1/10(irigasiAlam)
1/20(irigasiBiaya)
Setiap panen
4
Perniagaan
Analog dengan emas 93,6 gr
2,5%
1 tahun dari awal penghitungan
5
Profesi
Analog dengan emas 93,6 gr
2,5%


C. MUSTAHIQ
Delapan (8) asnaf/kategori penerima zakat disebutkan dalam al-Qur’an, surat At-Taubah:60:
”Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, miskin, pengurus zakat (amil), muallaf (yang dibujuk hatinya), untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang (terlilit) hutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”

D. Pengelolaan Zakat
Pengelolaan zakat di Indonesia diatur dalam UU No.38 Tahun 1999, ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Agama No. 373 tahun 2003