CONTOH MAKALAH UNSUR POKOK PENGELOAAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Pengelolaan atau manajemen merupakan komponen integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pengelolaan pendidikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Gaffar (1989) mengemukakan bahwa pengelolaan pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Konsep pengelolaan pendidikan merupakan hakikat pemikiran mendalam yang komprehensif dan radikal tentang hakikat tujuan, hakikat manusia dan hakikat kerja dalam melaksanakan proses pendidikan sehingga dapat mencapai tujuan secara optimal, efisien dan efektif.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang optimal, maka pengelolaan pendidikan harus dilakukan dengan baik dan sesuai. Agar pengelolaan pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik, maka dalam pengelolaan pendidikan harus terkandung unsur-unsur pokok yang membangunnya. Unsur pokok dalam manajemen pendidikan terdiri dari unsur kepemimpinan atau laethership, unsur kekuasaan, dan pembuatan keputusan atau decission process. Ketiga unsur tersebut, memiliki peran sentral dalam proses pengelolaan sebuah organisasi, termasuk organisasi dalam bidang pendidikan. Seorang manajer dalam bidang pendidikan seyogianya menguasai dan memahami makna ketiga hal diatas secara seksama. Apabila ketiga unsur pokok tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dalam mengelola pendidikan, maka tujuan pendidikan nasional dapat tercapai secara optimal.
Saat ini, pengelolaan pendidikan di Indonesia masih belum dilaksanakan berdasarkan ketiga unsur-unsur pokok yang telah disebutkan diatas. Oleh karena itu, supaya pendidikan nasional dapat tercapai secara optimal, diharapkan para pendidik atau orang-orang yang berhubungan dengan pendidikan mengetahui unsur-unsur pokok dalam pengelolaan pendidikan.

1.2.      Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas dan sesuai dengan judul makalah, maka penyusun membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, permasalahan tersebut yaitu  “Apa saja Unsur pokok dalam pengelolaan pendidikan?”. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan menjadi beberapa sub-sub permasalahan. Rumusan masalah tersebut  yaitu sebagai berikut :
1.      Apakah pengertian kepemimpinan pemimpin ?
2.      Apa pengertian pemimpin ?
3.      Apa saja prinsip-prinsip, sifat-sifat dan karakteristik pemimpin itu ?
4.      Apa tugas dan peran seorang pemimpin ?
5.      Apa pengertian kekuasaan dan wewenang ?
6.      Bagaimana pembuatan kekuasaan yang baik dan sesuai ?

1.3.      Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini, yaitu :
1.      Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan pemimpin ?
2.      Untuk mengetahui pengertian pemimpin ?
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip, sifat-sifat dan karakteristik pemimpin itu ?
4.      Untuk mengetahui tugas dan peran seorang pemimpin ?
5.      Untuk mengetahui pengertian kekuasaan dan wewenang ?
6.      Untuk mengetahui pembuatan kekuasaan yang baik dan sesuai ?
1.4.      Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu :
1.      Dapat memberikan pengetahuan mengenai unsur pokok pengelolaan pendidikan.
2.      Memberikan petunjuk tentang bagaimana mengelola pendidikan dengan baik.
3.      Sebagai salah satu sumber bacaan mengenai unsur pokok pengelolaan pendidikan.

1.5.      Metode
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu teknik tinjauan kepustakaan. Penulis mengumpulkan data dengan cara membaca buku sumber dan literatur yang tepat dan sesuai untuk mempermudah dan memperlancar proses penyusunan makalah ini.

1.6.      Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini, yaitu :
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB    I Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode dan sistematika pembahasan.
BAB   II Unsur Pokok Pengelolaan Pendidiakan
Terdiri dari pengertian kepemimpinan, pengertian pemimpin, prinsip-prinsip, sifat-sifat dan karakteristik pemimpin, tugas dan peran pemimpin, kekuasaan dan wewenang, pembuatan kekuasaan.
BAB  III Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II
UNSUR POKOK PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Unsur pokok dalam manajemen pendidikan terdiri dari unsur kepemimpinan atau laethership, unsur kekuasaan, dan pembuatan keputusan atau decission process. Ketiga unsur tersebut, memiliki peran sentral dalam proses pengelolaan sebuah organisasi, termasuk organisasi dalam bidang pendidikan. Seorang manajer dalam bidang pendidikan seyogianya menguasai dan memahami makna ketiga hal diatas secara seksama.

2.1.       Pengertian Kemimpinan
Apakah arti kepemimpinan?  Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:
  1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk  mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
  2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
  3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
  4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
  5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
  6. Kepemimpinan adalah pola hubungan dan bentuk kerjasama antara orang-orang yang dinamis dan memberikan arah kelompoknya (Ade Rukmana, 4).
  7. Menurut Slamet (2002: 29) kepemimpinan adalah suatu upaya untuk mempengaruhi pengikut bukan dengan paksaan untuk memotivasi orang mencapai tujuan tertentu.
  8. kepemimpinan dalam konteks pembaruan adalah kepemimpinan yang memiliki visi dengan kepekaan, kemampuan, dan kemauan untuk memahami tanda-tanda yang ada , visi yang berkembang, nilai yang dianut dan tantangan yang dihadapi (Roin B Possey).
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

2.2.       Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya  jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23). Menurut Slamet (2002: 29) kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan (Nanang Fattah, 88).


2.3.       Prinsip-Prinsip, Sifat-Sifat, dan Karakteristik Pemimpin
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi.  Menurut Stephen R. Covey (1997),  prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan  sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu  pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti;  keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.   Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1.   Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2.      Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama.  Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3.      Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.  Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a.      Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b.      Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c.         Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d.      Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.  Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e.         Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.  Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses.  Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi.  Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Selain prinsip-prinsip diatas, seorang pemimpin juga harus memiliki sifata-sifat dan karakteristik. Terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai sifat-sifat dan karakteristik pemimpin, yaitu :
1.      Menurut Gerungan pemimpin harus memiliki penglihatan sosial, kecakapan berpikir abstrak dan keseimbangan emosi.
2.      Menurut Slikboer seorang pemimipin harus memiliki sifat dan karakteristik dalam bidang intelektual, berkaitan dengan watak dan berhubungan dengan tugasnya sebagai pemimpin.
3.      Menurut Ruslan Abdulgani pemimpin harus menggunakan pikiran, rohani dan jasmaninya.
4.      Menurut Henry Fayol pemimpin harus sehat, cerdas, setia, jujur berpendidikan, dan berpengalaman.
5.      Menurut G R Terry pemimpin harus mempunyai kekuatan, kestabilan emosi, kemampuan hubungan manusiawi, dorongan pribadi, keterampilan berkomunikasi, kecakapan mengajar, kecakapan bergaul, dan kemampuan teknis.
6.      Menurut Ordway Teed seorang pemimpin harus penuh energi, semangat mencapai tujuan, memiliki gairah kerja, ramah, jujur, punya keahlian teknis, mampu mengambil keputusan, cerdas, punya keahlian, mengajar, dan punya keahlian.
7.      Menurut Koontz O’Donnel pemimpin harus memiliki kecerdasan diatas yang dipimpin, punya perhatian terhadap kepentingan menyeluruh, kelancaran berbicara, mental berpikir, dapat mengendalikan emosi, dorongan pribadi, dan memahami pentingnya kerjasama.
8.      Menurut Nanang Fattah dan Moch Ali karakteristik dalam paradigma perubahan yang berorientasi mutu :
·         Memiliki visi yang kuat, mampu merencanakan masa depan berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan perubahan yang akan terjadi 5 sampai 10 tahun mendatang.
·         Selalu berorientasi untuk menghasilkan kinerja organisasi sekolah yang bermutu tinggi.
·         Menselaraskan antara kompensasi dengan tingkat kerja.
·         Menciptakan mitra kerja berdasarkan kolaborasi secara intensif dan bermutu.
·         Mampu merencanakan kerja dengan cermat dalam upaya kesinambungan kepemimpinan.

2.4.       Tugas dan Peran Pemimpin
Menurut  James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1.      Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi. 
2.      Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3.      Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada  staf.  Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4.      Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan  lain. 
5.      Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6.      Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7.      Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg,  Peran Pemimpin adalah :
1.      Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2.      Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3.      Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

2.5.       Pendekatan Perilaku Pemimpin
1.      Menurut Owen perilaku dapat dipelajari, hal ini berarti bahwa orang yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara efektif.
2.      Menurut Robert F. Bales kebanyakan kelompok yang efektif mempunyai bentuk kepemimpinan terbagi (shared leathership), umpamanya satu orang menjalankan tugas, anggota lain melakukan fungsi sosial.
3.      Robert Tannenbaum dan Schmidt memandang berbagai macam gaya pemimpin sebagai kontinum. Kontinum yang terdiri dari ragam gaya kepemimpinan sangat bergantung pada situasi dan perpaduan antara kepribadian pemimpin dan jenis struktur tugas dalam organisasi tertentu.
4.      Ohio State University melukiskan dua aspek kepemimpinan, yaitu :
a.       Inistating structure : cara pemimpin melukiskan hubungan dengan bawahan dalam menetapkan pola organisasi, saluran komunikasi, metode dan prosedur.
b.      Considerarion : berkaitan dengan saling mempercayai, penghargaan dan kehangatan antara pimpinan dan bawahan.
Gaya-gaya kepemipinan dasar
Supportive  or Human Relation Leadership
·         Orientasi orang tinggi
·         Orientasi tugas rendah
Participative or Democratic Leadership
·         Orientasi orang tinggi
·         Orientasi tugas rendah
Abdicative or Laissez-faire
Leadership
·         Orientasi orang tinggi
·         Orientasi tugas rendah
Directive or Otocratic
Leadership
·         Orientasi
·         Orientasi tugas ringgi
Tinggi



Orientasi Orang


Rendah
Rendah                                    Orientasi Tugas                       Tinggi

Kisi-kisi Manajerial (Managerial Grid)
1.9

9.9

5.5

1.1

9.1
Tinggi

Perhatian Kepada Orang

Rendah
Rendah                                 Orientasi Tugas                                   Tinggi
Keterangan : Sistem misi Blake dan Mouton
Gaya Pemimpin 1.1 tergolong pemimpin miskin (impoverished management)
Gaya Pemimpin 1.9 adalah kekeluargaan (country club)
Gaya Pemimpin 9.1 adalah manajemen tugas (task) atau gaya otoriter
Gaya Pemimpin 5.5 gaya manajemen jalan tengah (middle of road)
Gaya Pemimpin 9.9 manajemen kelompok atau demokratis
Sistem kepemimpinan Likert
Kepemimpinan sistem 1 : membuat semua keputusan dengan pekerjaan dan memerintahkan bawahan untuk melaksanakannya.
Kepemimpinan sistem 2 : masih memberi perintah-perintah, tetapi bawahan masih mempunyai kebebasan tertentu untuk mengomentari perintah.
Kepemimpinan sistem 3 : menetapkan tujuan dan memberi perintah umum setelah dibahas bersama bawahan.
Kepemimpinan sistem 4 : tujuan ditetapkan dan keputusan dibuat oleh kelompok (sistem ideal).
Pendekatan Kepemimpinan Situasional
Pendekatan situasional berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan bergantung kepada kecocokan antara pribadi, tugas, kekuasaan, sikap dan persepsi. Pendukung pendekatan ini adalah Model Kontingensi Fiedler, Model Normatif Vroom Tetton, dan Teoti Jalur Tujuan (The Pat Goal Theory).
Variasi Kepemimpinan dengan Variasi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan. Faktor-faktor tersebut yaitu kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan, pengharapan dan perilaku atasan, kebutuhan tugas, karakteristik harapan dan perilaku bawahan, iklim dan kebijakan organisasi serta harapan dan perilaku rekanan.

2.6.       Kekuasaan dan Wewenang
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Menurut Stoner ........semakin banyak jumlah sumber kekuasaan yang tersedia bagi pimpinan semakin besar potensi kepemimpinan yang efektif.
Wewenang merupakan hak kelembagaan menggunakan kekuasaan. Menurut Mac Weber.......wewenang itu bermacam-macam, ada wewenang rasional, hukum, tradisi, dan kharismatik. Sedangkan menurut Newman, wewenang dapat dibedakan menjadi :
1.      Wewenang hukum yaitu Wewenang yang dimiliki seseorang untuk menegakkan hukum, mewakili dan bertindak atas nama organisasi.
2.      Wewenang teknis yaitu seseorang dianggap pakar tentang sesuatu hal.
3.      Wewenang berkuasa yaitu sumber utama yang hak melakukan tindakan.
4.      Wewenang operasional yaitu sseorang diperbolehkan melakukan tindakan tertentu.
Edgar H Schein mengemukakan bahwa kekuasaan dalam arti yang sebenarnya adalah kekuatan untuk mengendalikan orang lain sehingga orang lain sama sekali tidak punya pilihan, karena tidak berdaya untuk memenuhi diri sendiri atau tidak mengetahui bagaimana memperoleh sumber daya yang mereka perlukan.
Psikologi kekuasaan (Edgar H Schein)
1.      Kekuasaan yang memaksa (coercive power).....kemampuan pemberi pengaruh untuk menghukum penerima.
2.      Kekuasaan imbalan (reward power).....kemampuan memberi imbalan.
3.      Kekuasaan jabatan (legitimate power).....hak kelembagaan.
4.      Kekuasaan ahli (expert power).....kekuasaan dokter pasien.
5.      Kekuasaan acuan (referent power).....gengsi, kebanggaan.
6.      Kekuasaan pribadi (personality power).....kualitas pribadi memberi pengaruh.....Gandi, Sukarno.

2.7.       Pembuatan Kekuasaan
Menurut Oteng Sutisna pembuatan keputusan yaitu :
·         Merupakan syarat bagi kemungkinan hidup organisasi.
·         Putusan dalam organisasi cukup kompleks, karena melihat jumlah orang, pendidikan, pengetahuan, dan mungkin input yang bersifat fakta.
·         Putusan yang baik ditandai oleh perbuatan yang bertujuan dan rasional.
·         Putusan tidak bisa dibuat dengan cerdas kecuali jika informasi yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan tersedia.



























BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan

Pengelolaan atau manajemen merupakan komponen integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pengelolaan pendidikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Gaffar (1989) mengemukakan bahwa pengelolaan pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Jadi, pengelolaan pendidikan itu merupakan cara untuk menata dan mengatur pendidikan agar tercapai tujuan yang optimal. Namun, untuk mencapai tujuan yang optimal tersebut harus diperhatikan unsur-unsur pokok yang terdapat didalam pengelolaan pendidikan.
Unsur pokok dalam manajemen pendidikan terdiri dari unsur kepemimpinan atau laethership, unsur kekuasaan, dan pembuatan keputusan atau decission process. Ketiga unsur tersebut, memiliki peran sentral dalam proses pengelolaan sebuah organisasi, termasuk organisasi dalam bidang pendidikan. Seorang manajer dalam bidang pendidikan seyogianya menguasai dan memahami makna ketiga hal diatas secara seksama.

3.2.      Saran
Pengelolaan pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Oleh karena itu, sangat diharapkan agar dinas pendidikan dan lembaga atau orang-orang yang terkait dengan pendidikan dapat malaksanakan dan mengelola pendidikan dengan baik berdasarkan unsure pokok yang membentuknya.