LANDASAN TEORI DAN
HIPOTESIS 2015
Penelitian merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dari teori. Penelitian harus selalu disandarkan pada teori-teori yang relevan.
Bahkan penelitian yang hendak mengungkap atau menciptakan teori baru sekalipun,
tetap harus berpijak kepada teori-teori yang telah ada. Baik teori tentang
substansi penelitian maupun tentang metodologi penelitian.
Setiap penelitian harus memiliki landasan teori yang kuat.
Bahkan secara eksplisit teori-teori yang melandasi suatu penelitan harus
dijelaskan dalam laporan, yakni dalam bab tersendiri tentang landasan teori.
Mengingat pentingnya teori untuk melandasi kegiatan penelitian, maka diperlukan
kemampuan para peneliti tentang teori. Sehingga ketika peneliti hendak
melakukan kegiatan penelitian, ia mampu menemukan dan merumuskan landasan teori
secara tepat.
Untuk itu, para peneliti secara fundamental harus memiliki
pemahama yang tepat tentang teori. Karena hanya dengan berbekal pemahaman
tentang arti atau konsep teori, serta bagaimana teori itu diciptakan dan
dikembangkan, peneliti tidak akan mendapat kesulitan berarti dalam menyusun
ladasan teori untuk penelitiannya.
Salah satu contoh konkret pentingnya teori ialah untuk perumusan
hipotesis. Sebagai jawaban sementara atas hasil penelitian, hipotesis harus
dirumuskan dengan benar. Jawaban-jawaban sementara tersebut tentunya tidak
dirumuskan secara asal. Melainkan dirumuskan dengan bersandarkan pada
teori-reori yang telah ada. Dengan kata lain hipotesis hanya akan dapat
dirumuskan dengan tepat jika peneliti telah mengkaji teori secara benar.
I. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Teori
Istilah teori telah banyak diungkap oleh
berbagai ahli. Sukmadinata (1999: 17) menyatakan bahwa teori merupakan
suatu set atau sistem pernyataan (a set
of statement) yang menjelaskan serangkaian hal. Nazir(2005: 19) mendefinisikan
teori sebagai sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematis dalam gejala sosial
maupun natura yang ingin diteliti. Teori merupakan abstraksi dari pengetahuan
pengertian atau hubungan dari proporsi atau dalil. Menurut Kerlinger (Nazir,
2005: 19) menyatakan bahwa teori adalah sebuah set konsep atau construct yang
berhubungan satu dengan yang lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung
suatu pandangan sistematis dan fenomena.
Menurut Sukmadinata (1999: 17) ada tiga
kelompok karakteristik utama sistem pernyataan suatu teori. Pertama, pernyataan
dalam suatu teori bersifat memadukan (unifying statement). Kedua, pernyataan
tersebut berisi kaidah-kaidah umum (universal preposition). Ketiga, pernyataan
bersifat neramalkan (predictive statement). Rose (Sukmadinata, 1999: !8)
menyatakan bahwa karakteristik pernyataan (set of statement) tersebut meliputi
definisi, asumsi, dan kaidah-kaidah umum. Dalam rumusan yang lebihh kompleks,
teori ini juga menyangkut hukum-hukum, hipotesis, dan deduksi-deduksi yang
logis-sistematis. Teori harus mampu menjangkau ke depan, bukan hanya menggambarkan
apa adanya tetapi mampu meramalkan (prediktif) apa yang akan terjadi atas suatu
hal.
B. Peran dan Fungsi Teori
Teori merupakan alat dari ilmu (tool of
science). Nazir (2005: 19-20) menyatakan bahwa sebagai alat dari ilmu, teori
mempunyai peranan sebagai berikut:
- Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya.
Teori sebagai orientasi utama dari ilmu. Fungsi pertama
dari teori adalah batasan terhadap
ilmu dengan cara memperkecil jangkauan (range) dari fakta yang akan dipelajari.
- Teori memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana fenomena-fenomena yang relevan disistematiskan, diklasifikasikan, dan dihubung-hubungkan.
- Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empirisis dan sistem generalisasi.
Teori meringkaskan fakta. Teori
meringkaskan hasi! penelitian. Dengi teori, generalisasi terhadap hasi!
penelitian dapat diiakukan dengan mu juga dapat memadu generalisasi-
generalisasi satu sama lain secara empirisj dapat diperoleh suatu ringkasan
hubungan antargeneralisasi atau pernyati
- Teori memberikan prediksi terhadap fakta.
Teori memprediksi fakta-fakta.
Penyingkatan fakta-fakta oleh teori akan menghasilkan uniformitas dari
pengamatan-pengamatan. Dengan adanya uniformitas tersebut, maka dapat dibuat
prediksi terhadap fakta-fakta yang akan datang. Fakta-fakta apa yang dapat
mereka harapkan muncul berdasarkan pengamatan fenomena- fenomena sekarang.
- Teori memperjelas celah-celah di dalam pengetahuan kita.
Teori menjelaskan celah kosong. Karena
meringkaskan fakta-fakta sekarang dan memprediksikan fakta-fakta yang akan
datang, yang belum diamati, teori dapat memberikan petunjuk dan memperjelas
daerah mana dalam khazanah ilmu pengetahuan yang belum dieksplorasi.
Dengan pendapat yang sedikit berbeda,
Sukmadinata (1999: 20) menyatakan bahwa minimal ada tiga fungsi teori yang sudah
disepakati oleh para ilmuwan, yaitu: (1) mendeskripsikan; (2.) menjelaskan; dan
(3) memprediksi.