BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bagi manusia, ilmu adalah sesuatu yang sangat
berharga di dalam hidup. Banyak
saudara-saudara kita yang hidupnya serba kekurangan. Ada yang bekerja sebagai
pemulung, pengemis, pengamen, dan lain-lain. Semuanya ini dapat teratasi
apabila mereka memiliki ilmu yang dapat dimanfaatkan, sehingga mereka tidak
lagi bekerja sebagai pemulung, pengemis, pengamen dan lain-lain sebagainya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan kebutuhan yang sangat penting
bagi setiap umat yang ada di dunia ini, terlebih lagi bagi umat muslim. Dalam
ajaran agama islam, menuntut ilmu sangat ditekankan dalam kitab suci Al’Quran dan
Al-Hadits. Orang mempunyi ilmu berbeda dengan orang yang tidak mempunyai ilmu.
Orang yang mempunyai ilmu, apabila dia ingin melakukan sesuatu dia harus
memikirkan dengan matang sebelum dia melakukan sesuatu. Dan orang yang memiliki
ilmu juga mempunyai tujuan hidup yang jelas. Sedangkan orang tidak memiliki ilmu, apabila dia ingin
melakukan sesuatu dia tidak lagi memikirkan dengan matang apa yang akan dia
lakukan nantinya. Dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW, Beliau bersabda
“tuntutlah ilmu walau ke negeri cina”. Begitu pentingnya sebuah ilmu sehinggan
Nabi sendiri menyuruh kita untuk menuntut ilmu sampai ke negeri cina. Untuk
mendapatkan ilmu, banyak cara yang dapat kita lakukan diantaranya dengan cara
membaca, mendengarkan, melihat atau membaca situasi yang pernah kita rasakan,
dan masih banyak cara lagi untuk mendapatkan ilmu. Seni merupakan ekspresi dari jiwa seseorang yang menghasilkan
sebuah budaya yang diidentik dengan keindahan.
Seorang seniman sering menggunakan benda-benda yang diolah secara kreatif oleh
tangan-tangan halus sehingga menghasilkan sebuah keindahan. Seni yang lepas
dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi
orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian iptek dan seni?
2. Bagaimana korelasi antara iman,
ilmu, teknologi dan seni dalam Islam?
1.3. Tujuan Penulisan :
1.
Untuk memenuhi tugas
kuliah agama islam semester genap.
2. Untuk
mengetahui hubungan antara iptek dan seni dalam agama islam.
3. Untuk
menambah wawasan pembaca mengenai berbagai hal macam hukum menurut islam dalam
pengaplikasian antara iptek dan seni dalam kehidupan sehari – hari .
BAB II
IPTEK DAN SENI
2.1 Pengertian
IPTEK
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “’ilmu”
yang berarti pengetahuan. Kata “ilmu” sekalipun berbeda, tetapi memiliki
kemiripan dengan kata “ma’rifah”, “fiqh”, “hikmah”, dan ‘’syu’ur”.
Dari segi bahasa, ilmu berarti jelas, baik dalam arti, proses, maupun obyeknya.
Ilmu yang berarti pengetahuan yang jelas itu ada 2 macam, yaitu pengetahuan
biasa dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan biasa diperoleh dari keseluruhan
bentuk upaya kemanusiaaan, seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pancaindra,
dan intuisi untuk mengetahui sesuatu tanpa memperhatikan obyek, cara, dan
kegunaanya. Dalam bahasa Inggris, jenis ilmu ini disebut “knowledge”. Sedangkan ilmu dalam pengertian pengetahuan ilmiah
sekalipun juga merupakan keseluruhan bentu upaya kemanusiaan untuk mengetahui
sesuatu, tetapi disertai memperhatikan obyek yang ditelaah, cara yang dipergunakan,
dan kegunaannya. Dengan demikian, pengetahuan ilmiah memperhatikan obyek
ontologis, landasan epistemologis, dan aksiologis. Dalam bahasa inggris, jenis
pengetahuan ilmiah disebut “science”,
dan diIndonesiakan dengan sains. (Ensiklopedi Islam, hal.201)
2.2 Pengertian Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya.
Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan
yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu
keabadian. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena
ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
2.3 Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya
terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan
kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan,
sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim (14:24-25). Ayat di
atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik,
iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran
Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan
dahan-dahan/cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari
pohon itu identik dengan teknologi dan seni.
QS: Ibrahim :24-25
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan
alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan
memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan ummat manusia termasuk bagi
lingkungannya. Dengan demikian manusia harus selalu meningkatkan kemampuannya
dalam ipteknya dan semakin bertambah imannya kepada Allah SWT (QS. Thaha:114
dan QS. Yusuf:72).
2.4 Keutamaan Orang yang Berilmu
Seringkali manusia melupakan segi etika atau
moral dari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan. Secara moral
adalah normal apabila lingkungan akan memberikan kepada manusia berbagai hal
yang akan diketemukannya. bahkan manusia juga harus memberikan toleransi kepada
kenyataan bahwa sewaktu-waktu dapat timbul malapetaka bagi kehidupan manusia.
Jika manusia dapat berlaku adil dengan semua yang makhiuk hidup di alam ini,
maka disini letak kebenaran norma moral yang baik, dimana manfaat yang dieroleh
dari alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada manusia lain.
Manusia dan masyarakat mengembangkan sistem nilai yang sesuai
dengan keadaan lingkungan. Manusia menyesuaikan pada hidupnya dengan irama yang
ditentukan oleh lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan alam berada diluar
kendali tangan manusia, maka manusia memasrahkan diri kepada lingkungan. Hal
inilah yang melahirkan suatu kebiasaan, tradisi dan hukum yang tidak tertulis,
yang kemudian mengatur pergaulan hidup masyarakat.
Perilaku manusia merupakan pencerminan dari
moral manusia yang dimilikinya. Citra manusia
hanya mempunyai relevansi, jika dalam kehidupan bersama dalam kelompok
masyarakat. Sebab dalam kehidupan berkelompok
itulah terdapat sistem-sistem perlambang yang selanjutnya berfungsi sebagai
sumber nilai. Cara manusia mewujudkan diri adalah hasil pilihannya
sendiri. Oleh karena itu, apapun pilihannya,
manusia sendiri yang bertanggung jawab.
2.5 Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau hamba Allah dan sebagai khalifah
Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah
tanggungjawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan
sosial maupun lingkungan alam.
Dalam konteks abdun, manusia
menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya
keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya. Keengganan manusia
menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur
atas anugerah yang diberikan sang pencipta berupa potensi yang sempurna yang
tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnya
rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan
manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia
kepada sesama manusia termasuk pada dirinya. Manusia diciptakan Allah dengan
dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada
perbuatan fasik (QS. Asy-Syams/91:8).
Dengan kedua kecenderungan tersebut, Allah memberikan petunjuk berupa
agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan
dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah.
Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Manusia
diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta
memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk kehidupan umat manusia
dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, karena alam
diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi alam dan
memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Allah
menciptakan alam, karena Allah menciptakan manusia. Oleh karena itu, manusia
mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya
dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang
disebut Dienul Islam. Di dalam Dienul Islam terkandung tiga unsur pokok yaitu
aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau
ikhsan. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan
alam lingkungannya.
Fungsi utama manusia yaitu, abdun: ketaatan, ketundukan dan kepatuhan
kepada kebenaran dan keadilan, dan khalifah: tanggungjawab terhadap diri
sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang
selalu didorong oleh nafsu amarah. Manusia mendapat amanah dari Allah untuk
memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk
kepentingan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/iptek/manusialingkungan.html
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s2-2004-simonsimor-1746&q=Human
http://www.ziddu.com/download/5235808/4MakalahSeniBudayadanIptekdalamPandanganIslam.rtf.html
http://saiful-jihad.blogspot.com/2009/07/vi-ipteks-dalam-islam.html
Fanani, Sunan.
2010. Pendidikan Agama Islam I. Surabaya : PT. Al-Maktabah.
Rochmah, dkk.
2004. Islam untuk Disiplin Ilmu Teknologi. Jakarta : Departemen Agama RI.