Makalah pengamalam pancasila di kampus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya
Mahasiswa didik untuk menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki pemikiran
yang luas, realities dan sistematis dalam menjalankan ketatanegaran. Akan
tetapi, rusaknya generasi penerus bangsa yang pada umunya di kalangan mahasiswa
akan membuat dampak negative yang amat besar, dan kurangnya pengamalan
butir-butir pancasila sebagai pencerminan nilai luhur membuat generasi muda
pada mahasiswa berakibat buruk.
Sehingga
mahasiswa akan dapat menjadi lebih anarkis atau premanisme dan akan lebih
berprilaku menyimpang dan mudah terpengaruh hal negatif. Oleh karena itu dalam
makalah ini akan dijelasakan bagaimana cara mengamalkan pancasila dalam
kehidupan di kalangan mahasiswa. Agar menjadi penerus generasi muda yang baik
dan dapat mengharumkan nama Negara.
B.Tujuan
Setelah pembaca
membaca dan memahami makalah ini, penulis mengharapkan pembaca dapat:
1.Lebih memahami
cara pengamalan pancasila, dan
2.Dapat
mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Pengertian
Pancasila
Pancasila adalah
ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.
B.Ciri-ciri dan
Sifat beserta Fungsi Pancasila
1.Ciri-ciri dan
Sifat Pancasila
Sila-sila
pancasila merupakan satu kesatuan yang bersifat:
a.Sistematis
(rutun), tak boleh ditukar balikan urut-urutanya.
b.Kesatuan
totalitas yang organis (utuh, manunggal dan senyawa).
C.Fungsi
Pancasila
Pancasila
diungkapkan dan merupakan pencerminan nilai-nilai luhur kepribadian bangsa
Indonesia, yang dijiwai dan dipandang hidup bangsa Indonesia yang berfungsi
sebagai:
a.Dasar Negara
Republik Indonesia
b.Filsafat
Negara Republik Indonesia
c.I deologi
Negara Republik Indonesia
d. Dasar
Filsafat Negara Republik Indonesia
D. Pengamalan Pancasila
Ketetapan MPR
No. II/MPR/1978, yang juga dinamakan “Ekaprasetia Pancakarsa”, member
petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan kelima sila dari Pancasila
sebagai berikut (Noor Ms. Bakry: 1994, 183-185):
1. Sila Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan Agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan
hidup.
b. Hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina
kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayanya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
kepada orang lain.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemarmelakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian
dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Sila Persatuan Indonesia
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
bernegara.
c. Cinta Tanah Air dan Bangsa
d. Bangsa sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah
Air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam pemusyawaratan / perwakilan.
a. Mengutamakan kepentingan Negara dan
masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi
oleh semangat kekeluargaan.
e. Dengan itikad dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakuakan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Es, menjunjung
tiunggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur
yang mencerminkan sikap dan suasanaa kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga kesimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka member pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersifat boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Mengharagai hasil karya orang lain.
l. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan
yang merata dan keadilan sosial.(Imam Syafe’I,2010:168-170)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengamalan Pancasila
1. Pelaksanaan Pengamalan Pancasila
Pelaksanaan
pengamalan pancasila dilakukan agar Pancasila sungguh-sungguh dihayati dan
diamalkan serta dipahami oleh segenap mahasiswa Unswagati, baik dalam kehidupan
orang seorang maupun dalam kehidupan kemasyarakatan. Oleh sebab itu, diharapkan
lebih terarah usaha-usaha pembinaan mahasiswa Unswagati agar menjadi insan
Pancasila dan pembangunan bangsa untuk mewujudkan generasi mahasiswa Pancasila.
Sehingga dalam
memahami nilai-nilai dalam pengamalan
pancasila sangatlah amat penting, dan berikut adalah nilai-nilai
pengamalan yang terkandung dalam pancasila dari sila ke-1 s.d. sila ke-5:
a. Sila Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan Agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina
kerukunan hidup.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina
kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayanya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
kepada orang lain.
b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemarmelakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian
dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Persatuan Indonesia
1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
bernegara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa
4. Bangsa sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah
Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam pemusyawaratan / perwakilan.
1. Mengutamakan kepentingan Negara dan
masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi
oleh semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6. Musyawarah dilakuakan dengan akal sehat dan
sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Es, menjunjung
tiunggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan
8. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur
yang mencerminkan sikap dan suasanaa kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga kesimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka member pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Mengharagai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan
yang merata dan keadilan sosial.
B. Macam-macam Cara Pengamalan Pancasila
1. Dilihat dari segi jalurnya.
a. Jalur pendidikan
Pendidikan
memegang peranan yang sangat penting dalam pengamalan Pancasila, baik
pendidikan formal (sekolah-sekolah s.d perguruan tinggi) maupun pendidikan
nonformal (di keluarga dan lingkungan masyarakat), keduanya sangat erat
kaitanya dengan kehidupan.
Dalam pendidikan
formal semua tindak perbuatannya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur
Pancasila. Dalam pendidikan keluarga pengamalan Pancasila harus ditanamkan dan
dikembangkan sejak mahasiswa masih kecil, sehingga proses pendarah-dagingan
nilai-nilai Pancasila dengan baik dan menuntut suasana keluarga yang mendukung.
Lingkungan masyarakat juga turut menentukan sehingga harus dibina dengan
sungguh-sungguh supaya menjadi tempat yang subur bagi pelaksanaan pengamalan Pancasila.
Melalui
pendidikan inilah mhasiswa menyerap nilai-nilai moral Pancasila. Penyerapan
nilai-nilai moral Pacasila diarahkan berjalan melalui pemahaman dari pemikiran
dan dan pengamalan secara pribadi. Sasaran pelaksanaan pedomaan pengamalan
Pancasila adalah perorangan, keluarga, masyarakat, baik dilingkungan tempat
tinggal masing-masing, maupun di lingkungan tempat menuntut ilmu
b. Jalur organisasi
Pengamalan
Pacansila harus diterapkan dalam setiap elemen kampus. Organisasi sosial pada
kampus adalah wadah pemimpin-pemimpin muda dalam bidangnya masing-masing sesuai
dengan keahliannya, peran dan tanggung jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur
dalam organisasi seperti para anggota hmj, atau dpemf, atau bem, dan sebagainya
harus mengikuti pedoman pengamalan Pancasila agar berkepribadian Pancasila
tertanam. Sehingga organisasi dalam
kampus unswagati berjalan dengan baik sesuai prosedur yang ada.
2. Pengamalan Pancasila Secara Subjektif dan
Objektif
a. Pengamalan Pancasila secara Objektif
Pengamalan
pancasila yang obyektif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi dalam setiap
penyelengaraan kampus, baik di bidang organisasi maupun non organisasi. Dan
semua bidang kampus unswagati terutama realisasinya dalam bentuk peraturan
kampus itu tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Tujuan, misi dan visi kampus harus memiliki
beberapa arti yang tercantum dalam nilai-nilai pancasila.
2. Aturan yang terdapat dalam kampus maupun dalam
organisasi kampus harus mengandung makna nilai–nilai pancasila.
b. Pengamalan
Pancasila secara Subjektif
Pengamalan pancasila pengamalan pancasila
yang subyektif adalah pelaksanaan dalam pribadi seseorang, warga negara,
individu, penduduk, penguasa, dan orang Indonesia. Pengamalan pancasila yang
subyektif ini justru lebih penting dari pengamalan yang karena pengamalan yang
subyektif merupakan syarat pengamalan pancasila yang obyektif
(Notonegoro,1974;44).
Dengan demikian
pelaksanaan pancasila yang subyektif ini berkaitan dengan kesadaran, ketaatan,
serta kesiapan individu tiap mahasiswa unswagati untuk mengamalkan pancasila.
Dalam pengertian inilah akan terwujud jika suatu keseimbangan kerohanian yang
mewujudkan suatu bentuk kehidupan dimana kesadaran wajib taat aturan kampus
unswagati telah berpadu menjadi kesadaran wajib moral. Sehingga dengan demikian
suatu perbuatan yang tidak memenuhi wajib melaksanakan pancasila.
Dalam pengamalan
pancasila yang subyektif ini bilamana nilai-nilai pancasila telah dipahami,
diresapi, dan dihayati oleh seseorang mahasiswa maka orang itu telah memiliki moral
pancasila dan jika berlansung terus menerus sehingga melekat dalam hati maka
disebut dengan kepribadian pancasila.
C. Pengamalan Pancasila dalam Kehidupan di Kampus
Unswagati
Bila kita
memperhatikan struktur organisasi dalam kampus unswagati dengan detail, maka
kita akan mendapatkan hal yang tak diduga-duga. Saya menyimpulkan bahwa tata
cara organisasi dalam perguruan tinggi sama saja tidak berbeda jauh dengan
suatu Negara.
Karena dalam
suatu universitas contohnya kampus unswagati Cirebon. Didalam terdapat beberapa
organsasi, yakni organisasi tiap jurursan atau prodi, fakultas hingga univ itu
sendiri. Dan bila kita pahami tahapan tersebut seperti susunan suatu tata
negera.
Bila dalam suatu
Negara terdapat yang namanya presiden atau orang yang memimpin suatu Negara,
tetapi didalam universitas terdapat pula pemimpin yang tidak jauh berbeda
dengna president, yakni disebut presiden mahasiswa (PresMa). Yang fungsinya
sama-sama sebagai pemimpin, dan Negara ada yang namanya DPR (Dewan Perwakilan
Rakyat) tetapi dalam universitas ada pula yang fungsi jabatanya sama dengan
DPR, yakni DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) dan masih banyk lagi. Bila kita
lihat dan bandingkan, universitas ternyata tidak jauh berda dengan namanya
suatu Negara. Dan memiliki tujuan yang sama, yakni menjadi lebih maju.
Oleh karena itu
pengamalan pancasila dalam kampus unswagati Cirebon tidak jauh berbeda dengan
pengamalan pancasila di suatu Negara. Pengamalan pancasila terhadap kehidupan
kampus sudah diperjelaskan pada subbab sebelumnya, hanya sajah bagaimana kita
menanamkan rasa nilai-nilai pancasila dalam mahasiswa.
Dalam
mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam mahasiswa kita dapat melakukannya dalam
beberapa jalur, yakni seperti apa yang dijelaskan di subab sebelumnya ada jalur
pendidikan dan jalur organisasi serta pengamalan secra objektif dan subjektif.
Bila nilai-nilai
pancasila tertanam dengan baik di setiap individu mahasiswa, maka akan tercipta
mahasiswa pancasila yang mengerti norma-norma. Dan kampus unswagati akan
menghasilkan lulusan mahasiswa yang jauh lebih baik. Dan oleh karena itu,
pentingnya pengamalan pancasila dalam kehidupan di kampus unswagati Cirebon
sangatlah amat penting demi memajukan kampus unswagati agar kampus dapat
menghasilkan lulusan mahasisiwa pancasila yang dapat membangun bangsa
Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam
mengamalkan nilai pancasila dalam kehidupan kampus bahwasanya sangatlah
penting. Sebagai mana kita ketahui mahasiswa di Indonesia sekarang mulai
anarkis dalam menanggapi permasalahan pemerintah, hal ini lah salah satu contoh
yang dapat merusak generasi penerus bangsa dan dapat merusak system
ketatanegaraan.
Oleh karena itu
agar mahasiswa-mahasiswa unswagati Cirebon menjadi mahasiswa pancasila,
perlulah nilai-nilai pancasila diterapkan dalam diri individu dan di seluruh
kegitan kampus, agar tercipta suatu generasi yang dapat menjunjung tinggi nama
baik kampus Unswagati Cirebon dan menjadi warga Negara pancasila.
2. Saran
Berdasarkan pada
kesimpulan maka dalam hal ini penulis dapat memberikan saran-saran sebagai
berikut:
a. Dalam mengamalkan nilai-nilai pancasila
haruslah didasari dengan niat pada diri individu masing-masing.
b. Dan disamping ituk, penulis mengingatkan
kepada pembaca agar nilai-nilai pancasila diamalakan dengan sebaik-baiknya agar
kehidupan di kampus menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Syafe’I Imam.
2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Deepublish.
Ismaun. 1978.
Sila-Sila Pancasila. Malang: Labolatorium IKIP Malang
http://ridwanaz.com/umum/kewarganegaraan/mengetahui-arti-atau-pengertian-pancasila/
http://www.anneahira.com/pendidikan-pancasila.htm