MAKALAH KIMIA
PENCEMARAN AIR SUNGAI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Air merupakan sumber daya alam yang
diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup.
Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.
Di Indonesia, sungai dapat dijumpai di
setiap tempat dengan kelasnya masing-masing.Sungai di manfaatkan untuk memenuhi
keperluan sehari-hari, baik transportasi, mandi, mencuci dan sebagainya bahkan
untuk diwilayah tertentu sungai dapat dimanfaatkan untuk menunjang makan dan
minum. Sungai sebagai sumber air, sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat, sebagai sarana penunjang utama dalam meningkatkan pembangunan nasional
dan sebagai sarana transportasi yang relatif aman untuk menghubungkan wilayah
satu dengan lainnya.Maka sungai sebagaimana dimaksudkan harus selalu berada
pada kondisinya dengan cara (Joko Subagyo : 1992) :
1. Dilindungi dan dijaga kelestariannya.
2. Ditingkatkan fungsi dan
kemanfaatannya.
3. Dikendalikan daya rusaknya terhadap
lingkungan.
Saat
ini, masalah utama yang dihadapai oleh sumber daya air, khususnya air sungai meliputi kualitas air yang sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan
domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain
berdampak buruk terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan
kualitas air sungai. Kondisi ini
menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung
pada sumber daya air sungai. Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air sungai secara seksama.
Untuk menjaga
atau mencapai kualitas air sungai sehingga
dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang
diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas
air sungai merupakan upaya untuk
memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah. Pengelolaan
kualitas air sungai dilakukan dengan
upaya pengendalian pencemaran air sungai,
yaitu dengan upaya memelihara fungsi air
sungai sehingga kualitas air memenuhi baku mutu.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
definisi dari pencemaran air secara umum?
2. Bagaimana
menelaah kualitas air sungai?
3. Apa
saja bahan pencemar air sungai?
4. Apa
saja penyebab pencemaran air sungai
di Indonesia?
5. Apa
dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran air
sungai di Indonesia?
6. Bagaimana
cara mencegah pencemaran air sungai
di Indonesia?
1.3
Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
definisi dari pencemaran air secara umum
2. Menelaah
kualitas air sungai
3. Mengetahui
berbagai bahan pencemar air sungai
4. Memahami
penyebab pencemaran air sungai di
Indonesia
5. Menganalisa
dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran air
sungai di Indonesia
6. Mengetahui
cara mencegah pencemaran air sungai
di Indonesia
1.4
Manfaat
Penulisan
Hasil penulisan
ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca khususnya dalam bidang kimia lingkungan
mengenai analisis pencemaran air sungai
di Indonesia sehingga masalah pencemaran air
sungai di Indonesia dapat dicegah atau bahkan berkurang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Pencemaran Air
Definisi
pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu
Lingkungan adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air
dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air
menjadi kurang atau sudah tidak
berfungsi lagi sesuai peruntukannya (pasal 1).
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan / peruntukkannya digolongkan menjadi :
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan / peruntukkannya digolongkan menjadi :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat
digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat
dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air
minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat
dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat
dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik negara.
2.2
Telaah Kualitas Air sungai
Sebagai
suatu sistem
yang terbuka, perairan mempunyai berbagai variabel input dan output dari energi
dan materi. Maka dari itu gambaran yang tepat dari sifat-sifat kimia perairan
didasarkan pada alkalinitas/asiditas, kelarutan gas dalam air, konstanta
pembentukan kompleks, potensial redoks, dan pH. Dari sifat-sifat kimia ini,
dapat diketahui kualitas air pada badan air, sehingga dapat ditentukan apakah air sungai tersebut tercemar atau
tidak. Berikut akan dibahas beberapa sifat kimia tersebut.
2.2.1 Alkalinitas
Merupakan kapasitas air untuk menerima protein. Alkalinitas penting dalam perlakuan air seperti pada proses pengolahan air limbah industri atau domestik. Dengan mengetahui alkalinitas, dapat dihitung jumlah bahan kimia yang harus ditambahkan dalam pengolahan air limbah. Air yang sangat alkali atau bersifat basa mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi. Alkalinitas memegang peranan penting dalam penentuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan perairan lainnya. Pada umumnya, komponen utama yang memegang peranan dalam menentukan alkalinitas perairan adalah ion karbonat, ion bikarbonat dan ion hidroksil. Karena alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan asam, sehingga penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah air tidak menjadi asam. Air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon organik yang tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hidrogen dalam air mengurangi alkalinitas.
Merupakan kapasitas air untuk menerima protein. Alkalinitas penting dalam perlakuan air seperti pada proses pengolahan air limbah industri atau domestik. Dengan mengetahui alkalinitas, dapat dihitung jumlah bahan kimia yang harus ditambahkan dalam pengolahan air limbah. Air yang sangat alkali atau bersifat basa mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi. Alkalinitas memegang peranan penting dalam penentuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan perairan lainnya. Pada umumnya, komponen utama yang memegang peranan dalam menentukan alkalinitas perairan adalah ion karbonat, ion bikarbonat dan ion hidroksil. Karena alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan asam, sehingga penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah air tidak menjadi asam. Air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon organik yang tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hidrogen dalam air mengurangi alkalinitas.
2.2.2 Asiditas
Asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan ion OH- atau basa. Penyebab asiditas adalah asam-asam lemah, protein dan ion-ion logam yang bersifat asam, terutama Fe3+. Penentuan asiditas lebih sukar dari alkalinitas karena adanya gas CO2 dan H2S yang keduanya mudah menguap dan mudah hilang dari sampel yang diukur. Pada pengolahan air limbah, penentuan asiditas menjadi penting untuk memperhitungkan jumlah kapur atau zat-zat lain yang harus ditambahkan dalam proses penentuan kadar asiditas dalam air limbah.
Asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan ion OH- atau basa. Penyebab asiditas adalah asam-asam lemah, protein dan ion-ion logam yang bersifat asam, terutama Fe3+. Penentuan asiditas lebih sukar dari alkalinitas karena adanya gas CO2 dan H2S yang keduanya mudah menguap dan mudah hilang dari sampel yang diukur. Pada pengolahan air limbah, penentuan asiditas menjadi penting untuk memperhitungkan jumlah kapur atau zat-zat lain yang harus ditambahkan dalam proses penentuan kadar asiditas dalam air limbah.
2.2.3 Pembentukan Kompleks
Dalam air, ion logam dapat bergabung dengan ion negatif atau senyawa netral membentuk sebuah kompleks / senyawa koordinasi. Kompleks yang penting adalah kompleks dengan senyawa pengkelat. Kelat lebih stabil karena mampu berikatan dengan sebuah ion logam pada lebih dari satu tempat secara stimulan. Dengan terbentuk senyawa kompleks, senyawa ini mampu mengkomplekskan zat kontaminan dalam air sungai.
Dalam air, ion logam dapat bergabung dengan ion negatif atau senyawa netral membentuk sebuah kompleks / senyawa koordinasi. Kompleks yang penting adalah kompleks dengan senyawa pengkelat. Kelat lebih stabil karena mampu berikatan dengan sebuah ion logam pada lebih dari satu tempat secara stimulan. Dengan terbentuk senyawa kompleks, senyawa ini mampu mengkomplekskan zat kontaminan dalam air sungai.
2.3 Bahan Pencemar Air sungai
Bahan
pencemar merupakan zat, materi atau senyawa yang dalam kadar dan jumlah
tertentu tidak dikehendaki berada dalam badan air. Bahan pencemar dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu bahan pencemar anorganik dan organik. Bahan
pencemar anorganik adalah zat atau materi pencemar yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroba pengurai menjadi senyawa-senyawa sederhana. Sedangkan bahan
pencemar organik adalah zat pencemar yang dapat diuraikan oleh mikroba pengurai
menjadi senyawa yang lebih sederhana.
2.3.1
Bahan
Pencemar Anorganik
Unsur logam berat merupakan logam yang
paling berbahaya dari unsur-unsur zat pencemar. Seperti timbal (Pb), kadmium
(Cd), dan merkuri (Hg). Logam-logam ini mempunyai afinitas sangat besar
terhadap belerang sehingga dapat menyerang ikatan-ikatan belerang dalam enzim
sehingga enzim yang diserang menjadi tidak berfungsi. Unsur metaloid, yaitu
Arsen (As), Selenium (Se), dan Antimon (Sb) juga merupakan zat pencemar air
yang berbahaya.
1) Arsen terdapat
pada konsentrasi rata-rata 2-5 ppm dalam kerak bumi. Pembakaran bahan bakar
fosil terutama batu bara, mengeluarkan sejumlah warangan (As2O3)
ke lingkungan, di mana sebagian besar akan masuk ke perairan. Sumber utama dari
arsen adalah hasil akhir pertambangan logam yang terakumulasi sebagai limbah.
Sama seperti merkuri, oleh bakteri beberapa proses dapat terjadi pada arsen
sehingga terbentuk senyawa-senyawa metil yang sangat toksik.
H3AsO4
+ 2 H+ + 2 e à
H3AsO3 + H2O
H3AsO3 metil kobalamin CH3AsO (OH)2 (asam metil arsenit)
2) Kadmium dalam
air berasal dari pembuangan limbah industri dan limbah pertambangan. Kadmium
digunakan dalam proses pelapisan logam. Keracunan kadmium di Jepang disebut
“hai-hai” dimana sungai Jitusu tercemar kadmium dari kegiatan pertambangan.
Lapisan permukaan air yang bersifat aerobik mengandung kadmium terlarut dalam
konsentrasi relatif tinggi terutama dalam bentuk ion CaCl+. Di lapisan
tengah perairan yang kondisinya anaerob, hanya mengandung sedikit kadmium
karena terjadi proses oleh mikroba yang mereduksi sulfat menjadi sulfida
kemudian mengendapkan CaCl+ menjadi CdS.
3) Timbal terdapat
dalam air dengan biloks +II dan dikeluarkan oleh sejumlah industri
dan pertambangan. Daya racun timbal yang akut pada perairan alami menyebabkan
kerusakan pada ginjal, hati, otak bahkan kematian.
4) Merkuri masuk
ke perairan berasal dari berbagai sumber yang timbul dari penggunaan unsur
tersebut oleh manusia seperti buangan laboratorium kimia, buangan farmasi,
limbah tambang emas. Toksisida merkuri secara tragis terjadi di Teluk Minamata
Jepang yang disebabkan mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi oleh merkuri.
Merkuri dengan konsentrasi tinggi terdapat pada jaringan ikan yang berasal dari
pembentukan ion monoetil merkuri yang larut, CH3Hg+ dan (CH3)2Hg
dan pada bakteri anaerob di dalam sedimen.
5) Ammonia merupakan
produk utama dari penguraian (pembusukan) limbah nitrogen. Kehadiran senyawa
nitrogen dalam bentuk amonia memberikan masalah terhadap kualitas air.
6) Hidrogen Sulfida dihasilkan
dari proses pembusukan bahan-bahan organik yang mengandung belerang oleh
bakteri anaerob, dari hasil reduksi dengan kondisi anaerob terhadap sulfat oleh
mikroorganisme dan dari air panas bumi.
7) Karbon dioksida bebas,
seringkali terdapat dalam air dalam konsentrasi tinggi sehubungan terjadinya
pembusukan bahan organik. CO2 digunakan untuk ‘melunakkan air’.
Kandungan CO2 yang cukup tinggi, akan lebih bersifat korosif dan
akan membahayakan kehidupan biota akuatik
2.3.2
Bahan
Pencemar Organik
1) Sabun
dan detergen
Limbah domestik
kerapkali mengandung sabun dan deterjen. Keduanya merupakan sumber potensial
bagi bahan pencemar organik. Sabun adalah senyawa garam dari asam lemak tinggi,
seperti natrium stearat. Pencucian dengan sabun dihasilkan dari kekuatan
pengemulsi dan kemampuan menurunkan tegangan air. Sabun dapat mengemulsi dan
mensuspensi bahan organik dalam air. Sabun yang masuk ke air buangan biasanya
langsung terendap sebagai garam-garam kalsium dan magnesium. Pengaruh sabun
dalam larutan dapat dihilangkan dengan biodegradasi. Sedangkan detergen adalah
bahan surfaktan atau bahan aktif permukaan yang beraksi dalam menjadikkan air
menjadi lebih basah. Pengaruh detergen dalam air buangan adalah estetik dan
dapat berbahaya pada kehidupan akuatik.
2) Radionuklida
dalam air
Inti radioaktif atau radionuklida terbentuk dalam jumlah yang sangat
besar, sebagaiproduk sampah dalam pembangkit tenaga nuklir. Inti radioaktif berbeda
dengan inti lain dalam mengeluarkan radiasi ionisasinya. Bahaya radiasi bagi
organisme hidup disebabkan karena reaksi-reaksi kimia berbahaya di dalam
jaringan. Jaringan ikatan dalam makromolekul yang menyelenggarakan proses
kehidupan dihancurkan.
Radionuklida
|
Waktu Paruh
|
Reaksi Nuklir, Deskripsi, Sumbere
|
Alamiah terjadi dari reaksi Cosmis
Karbon-14
Silikaon-32
Kalium-40
Alamiah terjadi dari sesi 238U
Radium-226
Timbal-210
Thorium-230
Thorium-234
Fisi dari reaktor dan senjata
Stronsium-90
Yodium-131
Cesium-137
Barium-140
Zirkonium-95
Cerium-141
Stronsium-89
Ruthenium-103
Krypton-85
Cobalt-60
Mangan-54
Besi-55
Plutonium-239
|
5730 tahun
300 tahun
1,4 x 109
tahun
1620 tahun
21 tahun
75.200 tahun
24 hari
28 tahun
8 tahun
30 tahun
13 hari
65 hari
33 hari
51 hari
40 hari
10,3 tahun
5,25 tahun
310 tahun
2,7 tahun
24.300 tahun
|
14N
(n,p) 14C, thermal netron dari Cosmis atau senjata nuklir yg
bereaksi dengan N2.
40Ar
(p,x) 32Si, pemecahan inti argon atmosfir oleh proton dari cahaya
Cosmis 0,0119% dari Kalium alam.
Difusi dari
sedimen-sedimen, atmosfir
226Ra 6 step
210Pb
238U 3 step
230Th
238U 234Th
Berasal dari
reaksi fisi radio isotof dan aktivitas biologis
Berasal dari
hasi fisi barium-140 sampai krypton-85
Dari reaksi
nonfisi dalam reaktor
Dari reaksi
nonfisi netron dalam reaktor
56Fe
(n,2n) 55Fe, dari aksi netron berenergi tinggi terhadap besi dalam
alat senjata
238U
(n,y) 239Pu, Penangkapan netron oleh uranium
|
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1
Penyebab Pencemaran Air sungai di Indonesia
Secara
umum, penyebab terjadinya pencemaran air dikarenakan :
1. Berkembangnya
industri-industri di Indonesia
Dewasa ini, industri-industri di Indonesia semakin
berkembang, baik jumlah, teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang
dihasilkan. Industri-industri khususnya yang berada di dekat aliran sungai cenderung
akan membuang limbahnya ke dalam sungai yang dapat mencemari ekosistem air,
karena pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya
susunan kimia, bakteriologi, serta fisik air. Polutan yang di hasilkan oleh
pabrik dapat berupa logam berat (timbal, tembaga, seng, dsb.) dan panas (air
yang memilki suhu tinggi akan sulit menyerap oksigen sehingga biota air menjadi
mati).
2. Belum
tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga yang belum
terkendali dapat menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah
tangga dihasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan
melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk
zat organik dan anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga membawa
bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga
menimbulkan penyakit epidemik yang luas di masayarakat.
3. Pembuangan
limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan
Limbah pertanian biasanya dibuang ke
aliran sungai tanpa melalui proses pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian
mengandung berbagai macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida.Penggunaan pupuk
di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian karena air
ini mengandung bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng
gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan
cepat yang dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk pada ikan-ikan
dan komponen ekosistem biotik lainnya.Penggunaan pestisida juga dapat menggagu
ekosistem air karena pestisida bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan
air, burung dan bahkan manusia.
Proses alam juga berpengaruh pada
pencemaran air sungai misalnya
terjadinya gunung meletus, erosi dan iklim.Gunung meletus dan erosi dapat
membawa berbagai bahan pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti
tanah dan lumpur yang dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar
matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.Iklim juga
berpengaruh pada tingkat pencemaran air
sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai akan berkurang,
sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan pencemaran juga berkurang.
Dari uraian penyebab pencemaran
air di atas, jenis bahan pencemar serta pengaruhnya dapat diklasifikasikan
seperti terlihat dalam tabel berikut :
Jenis Bahan Pencemar
|
Pengaruhnya
|
Unsur – unsur
renik
Senyawa organ
logam
Polutan
anorganik
Asbestas
Hara-ganggang
Radionuklida
Asiditas,
Alkalinitas, Salinitas tinggi
Zat pencemar
organik renik
Pestisida
PCB
Karsinogen
Limbah minyak
Patogen
Detergen
Sedimen
Rasa, Bau dan
Warna
|
Kesehatan,
biota akuatik
Transpor logam
Toksisitas,
biota akuatik
Kesehatan
manusia
Eutrofikasi
Toksisitas
Kualitas air,
kehidupan akuatik
Toksisitas
Toksisitas,
biota akuatik, satwa liar
Kesehatan
manusia
Penyebab
kanker
Satwa liar,
estetik
Kesehatan
Introfikasi,
estetik
Kualitas air,
estetik
Estetik
|
3.2
Dampak Pencemaran Air sungai di Indonesia
Berbagai
dampak yang disebabkan oleh pencemaran air
sungai di Indonesia, yaitu :
1) Meracuni
sumber air minum
Misalnya air yang tercemar oleh
logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh melalui minuman dapat
tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa, saluran
pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.Selain itu pencemaran
yang disebabkan oleh zat radioaktif dapat menyebabkan penyakit kanker serta
merusak sel dan jaringan tubuh lainnya.
2) Mengakibatkan
penularan penyakit
Yaitu air yang tercemar oleh virus
dan bakteri. Misalnya bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran
pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit.
3) Merusak ekosistem air
Rusaknya ekosistem air disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Disebabkan
karena penguraian sampah organik yang dalam penguraiannya memerlukan banyak oksigen
sehingga kandungan oksigen dalam air menjadi semakin sedikit yang mengakibatkan
ikan-ikan dan organisme dalam air kekurangan oksigen dan akhirnya mengakibatkan
kematian.
b. Bahan
pencemaran organik yang tidak dapat diuraiakan oleh mikroorganisme sehingga
akan menggunung dan mencemari air sungai
yang dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.
c. Bahan
pencemaran berupa makanan tumbuh-tumbuhan yang dapat menyebabkan tumbuhnya alga
(ganggang) dan tumbuhan air separti enceng gondok dengan pesat sehingga
menutupi permukaan air yang mengakibatkan kadar oksigen dan sinar matahari
berkurang karena terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air sehingga
mengganggu kehidupan akuatik (organisme, ikan, dan tanaman dalam air).
d. Bahan
pencemaran berupa kondisi (misalnya panas) yang menyebabkan suhu air meningkat
sehingga tidak sesuai untuk kehidupan akuatik. Tanaman, ikan dan organisme yang
mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik yang dalam proses
penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga terjadi penurunan kadar
oksigen dalam air.
e. Bahan
pencemaran berupa endapan/sedimen yang menyebabkan air menjadi keruh, masuknya
sinar matahari berkurang, air kurang mampu mengasimilasi sampah sehingga
mengganggu kehidupan akuatik.
4) Terjadinya bencana alam
Seperti banjir yang diakibatkan
karena tersumbatnya aliran sungai oleh sampah masyarakat sehingga merugikan
kehidupan masyarakat itu sendiri dan makhluk hidup lain di sekitarnya.
3.3
Cara Mencegah Pencemaran Air sungai di Indonesia
Untuk
mencegah agar tidak terjadi pencemaran air sungai di Indonesia kita perlu melakukan berbagai langkah
diantaranya adalah :
1)
Melestarikan tumbuhan
di hulu sungai dan membuat sengkedan pada lahan pertanina yang miring
Agar tidak menimbulkan erosi tanah, di
sekitar hulu sungai sebaiknya ditanami tumbuh-tumbuhan yang dapat menahan
terjadinya erosi serta pada lahan pertanian yang miring dibuat sengkedan agar
tidak menimbulkan erosi dan tanah longsor
2)
Tidak membuang sampah
ke dalam sungai
Sampah seharusnya tidak
dibuang ke sungai tetapi sampah dapat dimanfaatkan menjadi barang yang berguna.
Misalnya :
a. Sampah
padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintesis
yang tidak
dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dapat diolah menjadi bahan lain yang
berguna.
Misalnya dapat diolah menjadi karet.
b. Sampah
organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam tanah,
kemudian dibiarkan membusuk sehingga dapat digunakan sebagai pupuk.
3)
Tidak menggunakan pupuk
atau pestisida secara belebihan
Penggunaan pupuk dan pestisida
sebagian besar biasanya dilakukan oleh lahan pertanian yang airnya kemudian
dialirkan ke sungai tanpa melalui proses pengolahan. Maka dari itu,
penggunaannya harus seminimal mungkin agar tidak menimbulkan pencemaran yang
serius.
a. Mengolah
limbah industri menjadi barang yang bermanfaat. Misalnya mengolah limbah
industri gula menjadi tetes (yang dapat digunakan sebagai pupuk) maupun menjadi
micin (yang dapat digunakan sebagai penguat rasa makanan).
b. Memanfaatkan
tanaman air seperti enceng gondok yang tumbuh secara tidak terkendali menjadi
barang-barang kerajinan, seperti tas
c. Melestarikan
hutan. Yaitu dilakukan agar ketersediaan air yang disimpan oleh tumbuh-tumbuhan
hutan tidak berkurang, sehingga sumber-sumber mata air sungai tidak berkurang memproduksi air dan volume air sungai tetap stabil. Selain itu
tumbuhan hutan dapat menyerap CO2 dan menghasilkan O2 yang dapat mencegah
terjadinya hujan asam yang dapat merusak ekosistem air sungai
4)
Membuat undang-undang
mengenai pencemaran air sungai di
Indonesia serta melakukan pengontrolan secara ketat dan sanksi keras pada yang
melanggar ketentuan pemerintah tersebut
5)
Menyadarkan masyarakat
Yang paling penting dari pencegahan
pencemaran air sungai di Indonesia
adalah menyadarkan masyarakat Indonesia itu sendiri akan pentingnya aliran
sungai bagi kehidupan. Karena dengan kesadaran itu masayarakat akan menjaga dan
melestarikan sungai tanpa paksaan dari pihak manapun sehingga mereka tidak akan
membuang bahan pencemaran ke dalam sungai dan sungai akan terjaga
kelestariannya yang akan membawa kesejahteraan bagi makhluk hidup di
sekitarnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Pencemaran
air sungai merupakan masalah penting
bagi masyarakat di Indonesia karena sungai merupakan sumber air yang sangat
penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pencemaran air sungai di Indonesia dapat terjadi
karena terdapat bahan pencemar (polutan) dalam badan air sungai dikarenakan oleh faktor manusia ataupun alam. Kualitas
dan kuantitas air sungai di
Indonesia perlu ditelaah secara fisika, kimia maupun biologi agar air sungai memenuhi standar baku mutu air sungai. Dampak jika terjadi pencemaran
air sungai antara lain meracuni
sumber air minum, mengakibatkan penularan penyakit dan merusak ekosistema air sungai. Maka, sungai harus
dilindungi dan dijaga kelestariannya, baik secara kualitas maupun kuantitas
sehingga sesuai fungsi dan manfaatnya.
4.2.
Saran
Diharapkan
bagi pihak pemerintah untuk lebih selalu memantau kualitas air sungai agar tetap sesuai dengan peruntukannya. Dan lebih
memperketat baku mutu tentang penanganan buangan limbah industri yang semakin
berkembang di daerah aliran sungai.
Bagi pihak
masyarakat, diharapkan agar menjaga air
sungai dengan kesadaran masing-masing dengan tidak membuang sampah ke
sungai agar tidak menyebabkan bencana alam seperti banjir, penularan penyakit
dan rusaknya ekosistem sungai.
DAFTAR PUSTAKA
Azwir.
2006. Analisa Pencemaran Air sungai Tapung Kiri Oleh Limbah
Industri Kelapa Sawit PT. Peputra Masterindo di Kabupaten Kampar. Semarang
: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta :
Kanisius
Husnul,
Muhammad. 2004. Hidrosfer &
Pencemaran Air. Bandung : Departemen Biologi ITB
Putri,
Dwi. 2011. Kebijakan Pemerintah dalam
Pengendalian Pencemaran Air sungai
Siak. Riau : Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan
Subagyo,
Joko. 2002. Hukum Lingkungan, Masalah dan
Penanggulangannya. Jakarta : PT. Rineka Cipta