MAKALAH KIMIA PENCEMARAN AIR SUNGAI


MAKALAH KIMIA

PENCEMARAN AIR SUNGAI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.
Di Indonesia, sungai dapat dijumpai di setiap tempat dengan kelasnya masing-masing.Sungai di manfaatkan untuk memenuhi keperluan sehari-hari, baik transportasi, mandi, mencuci dan sebagainya bahkan untuk diwilayah tertentu sungai dapat dimanfaatkan untuk menunjang makan dan minum. Sungai sebagai sumber air, sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, sebagai sarana penunjang utama dalam meningkatkan pembangunan nasional dan sebagai sarana transportasi yang relatif aman untuk menghubungkan wilayah satu dengan lainnya.Maka sungai sebagaimana dimaksudkan harus selalu berada pada kondisinya dengan cara (Joko Subagyo : 1992) :
1. Dilindungi dan dijaga kelestariannya.
2. Ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya.
3. Dikendalikan daya rusaknya terhadap lingkungan.
Saat ini, masalah utama yang dihadapai oleh sumber daya air, khususnya air sungai  meliputi kualitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak buruk terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air sungai. Kondisi ini menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air sungai. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air sungai secara seksama.
Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sungai sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas air sungai merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah. Pengelolaan kualitas air sungai dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air sungai, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sungai sehingga kualitas air memenuhi baku mutu.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari pencemaran air secara umum?
2.      Bagaimana menelaah kualitas air sungai?
3.      Apa saja bahan pencemar air sungai?
4.      Apa saja penyebab pencemaran air sungai di Indonesia?
5.      Apa dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran air sungai di Indonesia?
6.      Bagaimana cara mencegah pencemaran air sungai di Indonesia?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui definisi dari pencemaran air secara umum
2.      Menelaah kualitas air sungai
3.      Mengetahui berbagai bahan pencemar air sungai
4.      Memahami penyebab pencemaran air sungai di Indonesia
5.      Menganalisa dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran air sungai di Indonesia
6.      Mengetahui cara mencegah pencemaran air sungai di Indonesia

1.4  Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca khususnya dalam bidang kimia lingkungan mengenai analisis pencemaran air sungai di Indonesia sehingga masalah pencemaran air sungai di Indonesia dapat dicegah atau bahkan berkurang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pencemaran Air
Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah  masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah  tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya (pasal 1).
            Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan / peruntukkannya digolongkan menjadi :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
    pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air
    minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
    dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik negara.

2.2 Telaah Kualitas Air sungai
            Sebagai suatu sistem yang terbuka, perairan mempunyai berbagai variabel input dan output dari energi dan materi. Maka dari itu gambaran yang tepat dari sifat-sifat kimia perairan didasarkan pada alkalinitas/asiditas, kelarutan gas dalam air, konstanta pembentukan kompleks, potensial redoks, dan pH. Dari sifat-sifat kimia ini, dapat diketahui kualitas air pada badan air, sehingga dapat ditentukan apakah air sungai tersebut tercemar atau tidak. Berikut akan dibahas beberapa sifat kimia tersebut.

2.2.1 Alkalinitas
          Merupakan kapasitas air untuk menerima protein. Alkalinitas penting dalam perlakuan air seperti pada proses pengolahan air limbah industri atau domestik. Dengan mengetahui alkalinitas, dapat dihitung jumlah bahan kimia yang harus ditambahkan dalam pengolahan air limbah. Air yang sangat alkali atau bersifat basa mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi. Alkalinitas memegang peranan penting dalam penentuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan perairan lainnya. Pada umumnya, komponen utama yang memegang peranan dalam menentukan alkalinitas perairan adalah ion karbonat, ion bikarbonat dan ion hidroksil. Karena alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan asam, sehingga penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah air tidak menjadi asam. Air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon organik yang tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hidrogen dalam air mengurangi alkalinitas.

2.2.2 Asiditas
          Asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan ion OH- atau basa. Penyebab asiditas adalah asam-asam lemah, protein dan ion-ion logam yang bersifat asam, terutama Fe3+. Penentuan asiditas lebih sukar dari alkalinitas karena adanya gas CO2 dan H2S yang keduanya mudah menguap dan mudah hilang dari sampel yang diukur. Pada pengolahan air limbah, penentuan asiditas menjadi penting untuk memperhitungkan jumlah kapur atau zat-zat lain yang harus ditambahkan dalam proses penentuan kadar asiditas dalam air limbah.

2.2.3 Pembentukan Kompleks
          Dalam air, ion logam dapat bergabung dengan ion negatif atau senyawa netral membentuk sebuah kompleks / senyawa koordinasi. Kompleks yang penting adalah kompleks dengan senyawa pengkelat. Kelat lebih stabil karena mampu berikatan dengan sebuah ion logam pada lebih dari satu tempat secara stimulan. Dengan terbentuk senyawa kompleks, senyawa ini mampu mengkomplekskan zat kontaminan dalam air sungai.

2.3 Bahan Pencemar Air sungai
                 Bahan pencemar merupakan zat, materi atau senyawa yang dalam kadar dan jumlah tertentu tidak dikehendaki berada dalam badan air. Bahan pencemar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan pencemar anorganik dan organik. Bahan pencemar anorganik adalah zat atau materi pencemar yang tidak dapat diuraikan oleh mikroba pengurai menjadi senyawa-senyawa sederhana. Sedangkan bahan pencemar organik adalah zat pencemar yang dapat diuraikan oleh mikroba pengurai menjadi senyawa yang lebih sederhana.

2.3.1   Bahan Pencemar Anorganik
     Unsur logam berat merupakan logam yang paling berbahaya dari unsur-unsur zat pencemar. Seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg). Logam-logam ini mempunyai afinitas sangat besar terhadap belerang sehingga dapat menyerang ikatan-ikatan belerang dalam enzim sehingga enzim yang diserang menjadi tidak berfungsi. Unsur metaloid, yaitu Arsen (As), Selenium (Se), dan Antimon (Sb) juga merupakan zat pencemar air yang berbahaya.
1)   Arsen terdapat pada konsentrasi rata-rata 2-5 ppm dalam kerak bumi. Pembakaran bahan bakar fosil terutama batu bara, mengeluarkan sejumlah warangan (As2O3) ke lingkungan, di mana sebagian besar akan masuk ke perairan. Sumber utama dari arsen adalah hasil akhir pertambangan logam yang terakumulasi sebagai limbah. Sama seperti merkuri, oleh bakteri beberapa proses dapat terjadi pada arsen sehingga terbentuk senyawa-senyawa metil yang sangat toksik.
H3AsO4 + 2 H+ + 2 e à H3AsO3 + H2O
H3AsO3    metil kobalamin     CH3AsO (OH)2  (asam metil arsenit)
2)   Kadmium dalam air berasal dari pembuangan limbah industri dan limbah pertambangan. Kadmium digunakan dalam proses pelapisan logam. Keracunan kadmium di Jepang disebut “hai-hai” dimana sungai Jitusu tercemar kadmium dari kegiatan pertambangan. Lapisan permukaan air yang bersifat aerobik mengandung kadmium terlarut dalam konsentrasi relatif tinggi terutama dalam bentuk ion CaCl+. Di lapisan tengah perairan yang kondisinya anaerob, hanya mengandung sedikit kadmium karena terjadi proses oleh mikroba yang mereduksi sulfat menjadi sulfida kemudian mengendapkan CaCl+ menjadi CdS.
3)   Timbal terdapat dalam air dengan biloks +II dan dikeluarkan oleh sejumlah industri dan pertambangan. Daya racun timbal yang akut pada perairan alami menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, otak bahkan kematian.
4)   Merkuri masuk ke perairan berasal dari berbagai sumber yang timbul dari penggunaan unsur tersebut oleh manusia seperti buangan laboratorium kimia, buangan farmasi, limbah tambang emas. Toksisida merkuri secara tragis terjadi di Teluk Minamata Jepang yang disebabkan mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi oleh merkuri. Merkuri dengan konsentrasi tinggi terdapat pada jaringan ikan yang berasal dari pembentukan ion monoetil merkuri yang larut, CH3Hg+ dan (CH3)2Hg dan pada bakteri anaerob di dalam sedimen.
5)   Ammonia merupakan produk utama dari penguraian (pembusukan) limbah nitrogen. Kehadiran senyawa nitrogen dalam bentuk amonia memberikan masalah terhadap kualitas air.
6)   Hidrogen Sulfida dihasilkan dari proses pembusukan bahan-bahan organik yang mengandung belerang oleh bakteri anaerob, dari hasil reduksi dengan kondisi anaerob terhadap sulfat oleh mikroorganisme dan dari air panas bumi.
7)   Karbon dioksida bebas, seringkali terdapat dalam air dalam konsentrasi tinggi sehubungan terjadinya pembusukan bahan organik. CO2 digunakan untuk ‘melunakkan air’. Kandungan CO2 yang cukup tinggi, akan lebih bersifat korosif dan akan membahayakan kehidupan biota akuatik

2.3.2   Bahan Pencemar Organik
1)   Sabun dan detergen
Limbah domestik kerapkali mengandung sabun dan deterjen. Keduanya merupakan sumber potensial bagi bahan pencemar organik. Sabun adalah senyawa garam dari asam lemak tinggi, seperti natrium stearat. Pencucian dengan sabun dihasilkan dari kekuatan pengemulsi dan kemampuan menurunkan tegangan air. Sabun dapat mengemulsi dan mensuspensi bahan organik dalam air. Sabun yang masuk ke air buangan biasanya langsung terendap sebagai garam-garam kalsium dan magnesium. Pengaruh sabun dalam larutan dapat dihilangkan dengan biodegradasi. Sedangkan detergen adalah bahan surfaktan atau bahan aktif permukaan yang beraksi dalam menjadikkan air menjadi lebih basah. Pengaruh detergen dalam air buangan adalah estetik dan dapat berbahaya pada kehidupan akuatik.
2)   Radionuklida dalam air
Inti radioaktif atau radionuklida terbentuk dalam jumlah yang sangat besar, sebagaiproduk sampah dalam pembangkit tenaga nuklir. Inti radioaktif berbeda dengan inti lain dalam mengeluarkan radiasi ionisasinya. Bahaya radiasi bagi organisme hidup disebabkan karena reaksi-reaksi kimia berbahaya di dalam jaringan. Jaringan ikatan dalam makromolekul yang menyelenggarakan proses kehidupan dihancurkan.
Radionuklida
Waktu Paruh
Reaksi Nuklir, Deskripsi, Sumbere
Alamiah terjadi dari reaksi Cosmis
Karbon-14

Silikaon-32


Kalium-40

Alamiah terjadi dari sesi 238U
Radium-226
Timbal-210

Thorium-230
Thorium-234

Fisi dari reaktor dan senjata
Stronsium-90

Yodium-131
Cesium-137
Barium-140
Zirkonium-95
Cerium-141
Stronsium-89
Ruthenium-103
Krypton-85
Cobalt-60
Mangan-54
Besi-55

Plutonium-239


5730 tahun

300 tahun


1,4 x 109 tahun



1620 tahun
21 tahun

75.200 tahun
24 hari


28 tahun

8 tahun
30 tahun
13 hari
65 hari
33 hari
51 hari
40 hari
10,3 tahun
5,25 tahun
310 tahun
2,7 tahun

24.300 tahun


14N (n,p) 14C, thermal netron dari Cosmis atau senjata nuklir yg bereaksi dengan N2.
40Ar (p,x) 32Si, pemecahan inti argon atmosfir oleh proton dari cahaya Cosmis 0,0119% dari Kalium alam.
Difusi dari sedimen-sedimen, atmosfir



226Ra               6 step
                210Pb
238U                3 step
230Th 
238U                234Th


Berasal dari reaksi fisi radio isotof dan aktivitas biologis
Berasal dari hasi fisi barium-140 sampai krypton-85



Dari reaksi nonfisi dalam reaktor
Dari reaksi nonfisi netron dalam reaktor
56Fe (n,2n) 55Fe, dari aksi netron berenergi tinggi terhadap besi dalam alat senjata



238U (n,y) 239Pu, Penangkapan netron oleh uranium
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Penyebab Pencemaran Air sungai di Indonesia
            Secara umum, penyebab terjadinya pencemaran air dikarenakan :
1.      Berkembangnya industri-industri di Indonesia
Dewasa ini, industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah, teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang dihasilkan. Industri-industri khususnya yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya ke dalam sungai yang dapat mencemari ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi, serta fisik air. Polutan yang di hasilkan oleh pabrik dapat berupa logam berat (timbal, tembaga, seng, dsb.) dan panas (air yang memilki suhu tinggi akan sulit menyerap oksigen sehingga biota air menjadi mati).

2.      Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga yang belum terkendali dapat menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah tangga dihasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga membawa bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan penyakit epidemik yang luas di masayarakat.

3.      Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan
Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian mengandung berbagai macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida.Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian karena air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan cepat yang dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk pada ikan-ikan dan komponen ekosistem biotik lainnya.Penggunaan pestisida juga dapat menggagu ekosistem air karena pestisida bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia.

4.      Pencemaran air sungai karena proses alam
Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya gunung meletus, erosi dan iklim.Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai bahan pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur yang dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.Iklim juga berpengaruh pada tingkat pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai akan berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan pencemaran juga berkurang.

Dari uraian penyebab pencemaran air di atas, jenis bahan pencemar serta pengaruhnya dapat diklasifikasikan seperti terlihat dalam tabel berikut :
Jenis Bahan Pencemar
Pengaruhnya
Unsur – unsur renik
Senyawa organ logam
Polutan anorganik
Asbestas
Hara-ganggang
Radionuklida
Asiditas, Alkalinitas, Salinitas tinggi
Zat pencemar organik renik
Pestisida
PCB
Karsinogen
Limbah minyak
Patogen
Detergen
Sedimen
Rasa, Bau dan Warna
Kesehatan, biota akuatik
Transpor logam
Toksisitas, biota akuatik
Kesehatan manusia
Eutrofikasi
Toksisitas
Kualitas air, kehidupan akuatik
Toksisitas
Toksisitas, biota akuatik, satwa liar
Kesehatan manusia
Penyebab kanker
Satwa liar, estetik
Kesehatan
Introfikasi, estetik
Kualitas air, estetik
Estetik

3.2 Dampak Pencemaran Air sungai di Indonesia
            Berbagai dampak yang disebabkan oleh pencemaran air sungai di Indonesia, yaitu :
1)      Meracuni sumber air minum
Misalnya air yang tercemar oleh logam-logam berat yang masuk  ke dalam tubuh melalui minuman dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa, saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.Selain itu pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif dapat menyebabkan penyakit kanker serta merusak sel dan jaringan tubuh lainnya.  

2)      Mengakibatkan penularan penyakit
Yaitu air yang tercemar oleh virus dan bakteri. Misalnya bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit.  

3)      Merusak ekosistem air
Rusaknya ekosistem air disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
a.       Disebabkan karena penguraian sampah organik yang dalam penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga kandungan oksigen dalam air menjadi semakin sedikit yang mengakibatkan ikan-ikan dan organisme dalam air kekurangan oksigen dan akhirnya mengakibatkan kematian.
b.      Bahan pencemaran organik yang tidak dapat diuraiakan oleh mikroorganisme sehingga akan menggunung dan mencemari air sungai yang dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.
c.       Bahan pencemaran berupa makanan tumbuh-tumbuhan yang dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dan tumbuhan air separti enceng gondok dengan pesat sehingga menutupi permukaan air yang mengakibatkan kadar oksigen dan sinar matahari berkurang karena terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air sehingga mengganggu kehidupan akuatik (organisme, ikan, dan tanaman dalam air).
d.      Bahan pencemaran berupa kondisi (misalnya panas) yang menyebabkan suhu air meningkat sehingga tidak sesuai untuk kehidupan akuatik. Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik yang dalam proses penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
e.       Bahan pencemaran berupa endapan/sedimen yang menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, air kurang mampu mengasimilasi sampah sehingga mengganggu kehidupan akuatik.

4)      Terjadinya bencana alam
Seperti banjir yang diakibatkan karena tersumbatnya aliran sungai oleh sampah masyarakat sehingga merugikan kehidupan masyarakat itu sendiri dan makhluk hidup lain di sekitarnya.

3.3 Cara Mencegah Pencemaran Air sungai di Indonesia
            Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air sungai di Indonesia kita perlu melakukan berbagai langkah diantaranya adalah :
1)      Melestarikan tumbuhan di hulu sungai dan membuat sengkedan pada lahan pertanina yang miring
Agar tidak menimbulkan erosi tanah, di sekitar hulu sungai sebaiknya ditanami tumbuh-tumbuhan yang dapat menahan terjadinya erosi serta pada lahan pertanian yang miring dibuat sengkedan agar tidak menimbulkan erosi dan tanah longsor

2)      Tidak membuang sampah ke dalam sungai
Sampah seharusnya tidak dibuang ke sungai tetapi sampah dapat dimanfaatkan menjadi barang yang berguna. Misalnya :
a.    Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintesis yang tidak   
     dapat diuraikan oleh mikroorganisme dapat diolah menjadi bahan lain yang  
     berguna. Misalnya dapat diolah menjadi karet.
b.    Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam tanah, 
     kemudian dibiarkan membusuk sehingga dapat digunakan sebagai pupuk.

3)      Tidak menggunakan pupuk atau pestisida secara belebihan
Penggunaan pupuk dan pestisida sebagian besar biasanya dilakukan oleh lahan pertanian yang airnya kemudian dialirkan ke sungai tanpa melalui proses pengolahan. Maka dari itu, penggunaannya harus seminimal mungkin agar tidak menimbulkan pencemaran yang serius.
a.       Mengolah limbah industri menjadi barang yang bermanfaat. Misalnya mengolah limbah industri gula menjadi tetes (yang dapat digunakan sebagai pupuk) maupun menjadi micin (yang dapat digunakan sebagai penguat rasa makanan).
b.      Memanfaatkan tanaman air seperti enceng gondok yang tumbuh secara tidak terkendali menjadi barang-barang kerajinan, seperti tas
c.       Melestarikan hutan. Yaitu dilakukan agar ketersediaan air yang disimpan oleh tumbuh-tumbuhan hutan tidak berkurang, sehingga sumber-sumber mata air sungai tidak berkurang memproduksi air dan volume air sungai tetap stabil. Selain itu tumbuhan hutan dapat menyerap CO2 dan menghasilkan O2 yang dapat mencegah terjadinya hujan asam yang dapat merusak ekosistem air sungai

4)      Membuat undang-undang mengenai pencemaran air sungai di Indonesia serta melakukan pengontrolan secara ketat dan sanksi keras pada yang melanggar ketentuan pemerintah tersebut

5)      Menyadarkan masyarakat
Yang paling penting dari pencegahan pencemaran air sungai di Indonesia adalah menyadarkan masyarakat Indonesia itu sendiri akan pentingnya aliran sungai bagi kehidupan. Karena dengan kesadaran itu masayarakat akan menjaga dan melestarikan sungai tanpa paksaan dari pihak manapun sehingga mereka tidak akan membuang bahan pencemaran ke dalam sungai dan sungai akan terjaga kelestariannya yang akan membawa kesejahteraan bagi makhluk hidup di sekitarnya.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
            Pencemaran air sungai merupakan masalah penting bagi masyarakat di Indonesia karena sungai merupakan sumber air yang sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pencemaran air sungai di Indonesia dapat terjadi karena terdapat bahan pencemar (polutan) dalam badan air sungai dikarenakan oleh faktor manusia ataupun alam. Kualitas dan kuantitas air sungai di Indonesia perlu ditelaah secara fisika, kimia maupun biologi agar air sungai memenuhi standar baku mutu air sungai. Dampak jika terjadi pencemaran air sungai antara lain meracuni sumber air minum, mengakibatkan penularan penyakit dan merusak ekosistema air sungai. Maka, sungai harus dilindungi dan dijaga kelestariannya, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sesuai fungsi dan manfaatnya.

4.2. Saran
            Diharapkan bagi pihak pemerintah untuk lebih selalu memantau kualitas air sungai agar tetap sesuai dengan peruntukannya. Dan lebih memperketat baku mutu tentang penanganan buangan limbah industri yang semakin berkembang di daerah aliran sungai.
Bagi pihak masyarakat, diharapkan agar menjaga air sungai dengan kesadaran masing-masing dengan tidak membuang sampah ke sungai agar tidak menyebabkan bencana alam seperti banjir, penularan penyakit dan rusaknya ekosistem sungai.


DAFTAR PUSTAKA

Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air sungai Tapung Kiri Oleh Limbah Industri Kelapa Sawit PT. Peputra Masterindo di Kabupaten Kampar. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius
Husnul, Muhammad. 2004. Hidrosfer & Pencemaran Air. Bandung : Departemen Biologi ITB
Putri, Dwi. 2011. Kebijakan Pemerintah dalam Pengendalian Pencemaran Air sungai Siak. Riau : Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan
Subagyo, Joko. 2002. Hukum Lingkungan, Masalah dan Penanggulangannya. Jakarta : PT. Rineka Cipta