CONTOH MAKALAH PKN GLOBALISASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat
yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Globalisasi sering diterjemahkan “mendunia” atau“mensejagat”,
yaitu dengan cepat menyebar keseluruh plosok dunia, baik berupa ide, gagasan,
data, informasi, dan sebagainya begitu disampaikan saat itu pula diketahui oleh
semua orang diseluruh dunia. Globalisasi
selain menghadirkan ruang positif namun juga terdapat sisi negativenya. Globalisasi adalah merupakan sebuah
tantangan yang harus dihadapi dan dikontekskan pada keadaan yang ada pada masa
kini.
Pengaruh globalisasi mempunyai implikasi atau
bahkan dampak atas berbagai Negara atau bangsa, tampaknya didasarkan pada dua
asumsi. Pertama, sekurang-kurangnya sampai taraf tertentu,
pelaku atau subjek globalisasi
adalah Negara-negara industri maju. Dengan kata lain, globalisasi sampai taraf tertentu merupakan kepanjangan
tangan (extension) kepentingan Negara industri maju. Kedua, kekhawatiran,
kecemasan, atau bahkan ketakutan akan pengaruh atau dampak terutama yang
bersifat negative dari globalisasi
umumnya dirasakan terutama oleh bangsa-bangsa dalam Negara berkembang, yang
lebih merupakan objek daripada subjek globalisasi.
Meskipun demikian, baik karena ketergantungan Negara berkembang pada
Negara-negara maju dalam berbagai bidang, keuangan, ekonomi, maupun teknologi,
ataupun keinginan untuk mengejar kemajuan, sadar atau tidak, mau atau tidak,
Negara-negara berkembang sebenarnya juga mendukung proses globalisasi itu. Dalam pengertian ini, Negara-negara berkembang
juga merupakan subjek atau pelaku globalisasi
walaupun lebih pasif sifatnya.
Dari globalisasi tersebut maka akan
berpengaruh, implikasi ataupun dampaknya, khususnya terhadap Negara-negara
berkembang seperti Indonesia, terutama dalam ranah pendidikan, nilai-nilai
moral, sosial, politik budaya dan kemanusiaan, baik yang bersifat positif
maupun negative akan sangat besar efek yang ditimbulkan. Ini semua merupakan
tantangan khususnya bagi generasi muda sebagai penerus bangsa, bagaimana
mengemas globalisasi ini sebaik
mungkin mengambil nilai positifnya dan menghindari sisi negatifnya.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.2.1
Bagaimana peluang dan tantangan globalisasi bagi bangsa Indonesia?
1.2.2
Jelaskan analisis kelompok anda, dampak apa yang
menyebabkan hilangnya batas antar Negara yang satu dengan yang lain dengan adanya
globalisasi?
1.2.3
Jelaskan menurut kelompok anda, bagaimana cara
penyesuaian pendidikan Indonesia di era globalisasi
saat ini?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui lebih banyak tentang arti globalisasi, ciri-ciri globalisasi, serta dampak yang
ditimbulkan dalam berbagai aspek kehidupan.
1.3.2
Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh globalisasi di bidang ekonomi dan
hal-hal yang menyebabkan hilangnya batas Negara dengan adanya globalisasi.
1.3.3
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai dampak globalisasi di bidang pendidikan dan
kebudayaan sesuai dengan apa yang dirasakan para pelajar pada saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
“Dampak Globalisasi
dalam Berbagai Aspek Kehidupan”
2.1
Pembahasan
2.1.1
Pengertian
Istilah globalisasi secara sempit sering
dikaitkan dengan fenomena aktivitas ekonomi berskala global. Sesungguhnya ada
banyak dimensi dalam fenomena globalisasi.
Dalam lingkup ekonomi, globalisasi
menunjuk ekonomi pasar (bisnis) yang terintegrasi secara global. Globalisasi ekonomi ini dimungkinkan
oleh adanya perkembangan dan temuan tekhnologi jaringan komunikasi, akses
internet, tumbuhnya blok-blok kerjasama ekonomi regional (Uni Eropa, NAFTA,
GATT,dsb), runtuhnya komunisme, dan menguatnya gerakan pasar bebas.
Dari sisi
politik, globalisasi ditandai oleh
pudarnya negara bangsa dan semakin kuatnya peran aktor-aktor non-negara. Globalisasi dapat juga berarti
internasionalisasi yakni meningkatnya relasi lintas bangsa yang mengatasi identitas
dan batas yurisdiksi negara. Globalisasi
adalah suatu proses dimana manusia atau masyarakat dengan latar belakang
berbeda-beda di berbagai belahan dunia berinteraksi secara ekonomi, politik dan
budaya.
Di sisi lain,
ada yang melihat globalisasi sebagai
sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling
mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan
negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar
terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain
seperti budaya
dan agama.
Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Globalisasi
merupakan sebuah istilah yang berhubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antarbangsa dan antar manusia di dunia yang meliputi bidang
perdagangan, investasi perjalanan budaya dan bentuk interaksi lain yang
menyebabkan batas suatu Negara menjadi semakin sempit.
Pengertian Globalisasi
secra umum adalah proses interaksi antar individu, antar kelompok, dan antar
bangsa yang saling bergantung dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi
batas Negara.
2.1.2
Ciri-ciri globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisasi
di dunia,
·
Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang
antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.
·
Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu.
Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara
melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal
dari budaya yang berbeda.
·
Pasar dan produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
·
Peningkatan interaksi kultural melalui
perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita
dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami
gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
·
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada
bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional
dan lain-lain.
·
Kennedy dan Cohen menyimpulkan
bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan
pemahaman baru bahwa dunia
adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa
sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus
berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan
akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin
terjadi. Sejalan dengan itu, Peter
Drucker menyebutkan globalisasi
sebagai zaman transformasi sosial.
2.1.3
Dampak Globalisasi
Arus globalisasi
memengaruhi selera, ekspresi, kepercayaan, media, nilai-nilai, ilmu pengetahuan
dan tekhnologi, atau kepariwisataan. Pada satu sisi globalisasi telah menciptakan peluang yang dapat menguntungkan
kehidupan manusia. Yaitu suasana kehidupan manusia menjadi makin mudah, nyaman,
praktis, berkualitas serta bekerja makin cepat dan efisien.
Pada sisi
lain, globalisasi dapat menimbulkan
tantangan bagi seseorang. Orang secara individu atau masyarakat dan lembaga
menjadi sulit, makin menderita, makin terpinggir, dan makin mempunyai masalah
yang kompleks.
Arus Globalisasi
|
Peluang
|
Tantangan
|
Pasar
Bebas
|
Suatu
kesempatan untuk mengekspor hasil produksi ke luar negeri
|
Produk
yang dipasarkan harus berkualitas dan kompetitif dengan harga dijangkau oleh
pasar global
|
Iptek
|
Perkembangan
iptek menjadi mudah dan cepat diterima
|
Dampak
iptek bisa menimbulkan pengangguran yang besar
|
Budaya
|
Aktivitas
sosial dan adaptasi budaya asing ke dalam budaya bangsa mudah berinteraksi
dan integrasi
|
Harus
mampu menciptakan filter terhadap budaya yang berdampak negative
|
Bisnis
dan pemerintah
|
Membuka
selebar-lebarnya agar investor dapat menanamkan investasinya
|
Bisnis
menjadi terbuka (transparan) dan profesional, banyak wisatawan mancanegara
yang datang sehingga menambah pendapatan mereka
|
Lapangan
kerja
|
Terbuka
dan banyak
|
Persaingan
semakin ketat, inovatif, dan kreatif
|
Secara garis besar, dampak globalisasi dapat berpengaruh pada aspek-aspek ekonomi, politik,
sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan negara.
a.
Bidang Ekonomi
Bagi kalangan yang sangat optimis terhadap globalisasi, seperti Thomas L. Friedman
dan beberapa tokoh lainnya, globalisasi
adalah satu-satunya jalan yang dapat digunakan manusia untuk mendapatkan
standart hidup yang lebih baik. Runtuhnya berbagai sistem ekonomi yang menjadi
rival kapitalisme, telah meyakinkan sebagian kelompok ini bahwa globalisasi dan liberalisasi pasartelah
menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup yang lebih tinggi,
kehidupan yang lebih baik, dan efisiensi ekonomi, sesuatu yang tidak dapat
diberikan oleh sosialisme maupun komunisme.
Namun,
pandangan-pandangan dari kelompok ini tidak dapat memberi penjelasan yang cukup
memadai mengenai semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antara
negara-negara kaya dengan negara-negara miskin. Bahkan, seiring dengan globalisasi, pendapatan di
negara-negara Dunia Ketiga atau negara-negara yang kurang berkembang jauh lebih
menurun dibandingkan dengan era tahun 1960-an dan 1970-an. Sebaliknya,
negara-negara industri maju semakin menikmati kelimpahan pendapatan dan standar
hidup yang jauh lebih tinggi. Ini karena globalisasi
dengan liberalisasi dan perdagangan bebasnya, selain menawarkan suatu
alternative jalan yang lebih mudah untuk meningkatkan standart hidup dan
efisiensi ekonomi, tetapi juga membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan
dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang atau kelompok
yang sering disebut sebagai elite-elite internasional.
Kesuksesan
kapitalisme Barat di era globalisasi
ini telah didukung pula oleh lembaga-lembaga ekonomi dunia, seperti Bank Dunia
(World Bank), Dana Moneter Internasional (International Monetery Fund/IMF),
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), kelompok
negara-negara G-8, serta perusahaan-perusahaan multi-nasional dan
trans-nasional. Organisasi-organisasi tersebut demikian berpengaruhnya dalam menciptakan
tata ekonomi kapitalis dan dibutuhkan oleh banyak negara, terutama negara yang
sedang menghadapi kesulitan ekonomi, seperti Indonesia, Argentina, Afghanistan,
Irak, Brazil, dan Kamboja.
Kecenderungan-kecenderungan globalisasi dalam bidang ekonomi juga
terlihat dari munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional.
Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya dimiliki oleh individu, tetapijuga
oleh masyarekat di seluruh dunia melalui penjualan saham dan bursa efek.
Kegiatan operasional perusahaannya pun tersebar di berbagai kawasan Junta.
Sebagai contoh, perusahaan minuman Coca-cola dan restoran last food (makanan
siapsaji) McDonalds yang berpusat di Amerika Serikat, telah membuka cabangnya
di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Hal Yang sama juga dilakukan oleh
perusahaan perusahaan besar lainnya, seperti IBM, General Motors, Shell,
British Petroleum, Freeport, Sony, dan Honda. Perusahaan-perusahaan ini
mempunyai banyak cabang di luar negeri, mereka mempunyai sumber dana, tekhnologi,
dan kemampuan lobi yang hampir tiada bandingnya. Keberadaan perusahaan
multi-nasional dan trans-nasional tersebut beserta investasi yang mereka bawa
menjadi harapan banyak negara, baik miskin maupun kaya. Investasi yang mereka
tanamkan sangat diharapkan untuk melakukan pembangunan dan memacu pertumbuhan
ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan dengan demikian meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
b.
Bidang Politik
Globalisasi
memengaruhi aplikasi kekuasaan, hubungan internasional, kedaulatan Negara, dan
organisasi internasional. Termasuk di dalamnya adalah perbatasan antarnegara
tetangga atau bentuk perjanjian-perjanjian/traktat internasional. Misalnya,
hubungan Indonesia dan Malaysia yang semula bersahabat, sempat berselisih paham
karena masalah TKI illegal, penyeludupan kayu illegal logging oleh warga Malaysia, serta lepasnya Pulau Sipadan
dan Ligitan dari wilayah Indonesia dan kini menjadi bagian kedaulatan Malaysia.
Dampak globalisasi
dalam bidang politik, antara lain, adalah negara tidak lagi dianggap sebagai
pemegang kunci dalam proses pembangunan. Pasca-Perang Dunia kedua, banyak
negara baru muncul dan menjadi negara nasional yang berdaulat. Negara-negara
baru ini, yang kemudian sering disebut sebagai negara-negara sedang berkembang
(developing countries) atau negara-negara dunia ketiga (the third world), dan
masalah identitas nasional sebagai negara bangsa (nation building).
Dampak globalisasi di bidang politik lainnya adalah timbulnya gelombang
demokratisasi di sejumlah negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa
Timur. Setelah berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya komunisme, dambaan akan
kebebasan dan keinginan untuk menegakkan demokrasi memacu perubahan politik di
banyak negara. Rezim-rezim otoriter apa pun warna politiknya tumbang satu per
satu dilanda arus perubahan ini.
c.
Bidang Sosial-budaya
Globalisasi
memberikan peluang terjadinya migrasi secara besar-besaran dengan blok budaya
berbeda. Aspek kenegaraan lainnya yang tidak kalah penting dalam era globalisasi adalah bidang pertahanan
dan keamanan (hankam). Biasanya hal ini berkaitan dengan perkembangan
tekhnologi tempur yang berguna untuk pertahanan dan keamanan serta keutuhan
wilayah bangsa dan Negara.
Keadaaan keseimbangan dalam
masyarakat merupakan keadaan yang di idam-idamkan oleh setiap masyarakat. Dalam
keadaan yang demikian, individu-individu secara psikologis merasakan adanya
suatu ketentraman, sebab tidak ada pertentangan-pertentangan dalam norma-norma
dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Setiap kali terjadi gangguan keseimbangan,
masyarakat dapat menolak unsur-unsur yang akan membawa perubahan. Penolakan ini
disebabkan masyarakat takut terjadi goyahnya keseimbangan sistem yang berarti
dapat muncul ketidaktentraman.
Melalui arus informasi dan komunikasi, telah membuat makin globalnya
berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Gaya berpakaian
warga kota-kota besar di negara-negara berkembang tidak dapat dibedakan dengan
gaya berpakaian warga kota di Amerika Serikat dan Eropa. Celana jeans dan
potongan rambut misalnya, telah menunjukkan betapa globalisasi telah memengaruhi warga dunia. Demikian pula jenis
musik jazz dan rock, turut pula menjadi “budaya dunia”. Di samping jenis
makanan Italia (seperti pizza), Amerika Serikat (seperti kentucky fried
chicken) dan Eropa lainnya, tumbuh pula “budaya lain” seperti chopstick
(sumpit), sushi (jenis makanan Jepang), noodle (mi), yang tadinya jenis makanan
yang sangat lokal (nasional), sekarang telah menjadi “budaya dunia”.
Hal yang sama juga terjadi di dunia hiburan, di mana
film-film Hollywood (seperti Mickey Mouse dan Donald Duck, dan James Bond)
dapat dinikmati oleh warga masyarakat di berbagai dunia, termasuk negara-negara
yang tadinya anti-Barat, seperti Afghanistan setelah rezim Taliban terguling.
Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/VCD atau DVD di
berbagai kota di dunia, telah menunjukkan gaya hidup yang diciptakan oleh kaum
kapitalis menjadi gaya hidup global. Kehidupan seks bebas (free sex),
sekuralisme, individualisme, konsumerisme, gaya hidup mewah, sudah menjadi gaya
hidup global pula. Oleh karena itu, kita harus bersikap waspada dan selektif
dalam menghadapi keragaman budaya dunia tersebut.
No.
|
Aspek Globalisasi
|
Dampak Positif
|
Dampak Negatif
|
1.
|
Globalisasi
bidang hukum, pertahanan, dan keamanan
|
·
Semakin menguatnya supremasi hukum,
demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia
·
Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan
peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan
rakyat banyak
·
Semakin menguatnya tuntutan terhadap
tugas-tugas penegak hukum yang lebih professional, transparan, dan akuntabel
·
Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukkan
tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban
Negara yang professional
|
·
Peran masyarakat dalam menjaga keamanan,
kedaulatan, dan ketertiban Negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah
menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi
·
Perubahan dunia yang cepat, mampu memengaruhi
pola pikir masyarakat secara global. Masyarakat seing kali mengajukan
tuntutan kepada pemerintah dan jika tidak dipenuhi, masyarakat cenderung
bertindak anarkis sehingga dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan
nasional, bahkan persatuan dan kesatuan bangsa
|
2.
|
Globalisasi
bidang sosial-budaya
|
·
Meningkatkan pemelajaran mengenai tata nilai
sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan
teknologi dari bangsa lain yang telah maju
·
Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka
bekerja keras, disiplin, mmpunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan
lain-lain
|
·
Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke
Indonesia baik melalui internet, media televise, maupun media cetak yang
banyak ditiru oleh masyarakat
·
Semakin lunturnya semangat gotong royong,
solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan
tertentu/darurat, misalnya sakit, kecelakaan, atau musibah hanya ditangani
oleh segelintir orang
|
3.
|
Globalisasi
bidang ekonomi sektor perdagangan
|
·
Liberalism perdagangan barang jasa layanan,
dan komoditi lain member peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing merebut
pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil,
dan bahan tambang
|
·
Arus masuk perdagangan luar negeri menyebabkan
deficit perdagangan internasional
·
Maraknya penyeludupan barang ke Indonesia
·
Masuknya wisatawan ke Indonesia melunturkan
nilai luhur bangsa
|
Globalisasi
bidang ekonomi sektor produksi
|
·
Adanya kecenderungan perusahaan asing
memindahkan operasi produksi perusahaannya ke Negara-negara berkembang,
dengan pertimbangan keuntungan geografis meskipun masih sangat terbatas dan
rentan terhadap perubahan-perubahan global, Indonesia memiliki peluang untuk
dipilih menjadi tempat baru bagi perusahaan tersebut
|
·
Pengusaha dalam negeri lebih tertarik bermitra
dengan pengusaha dari luar. Akibatnya,
kondisi industry dalam negeri sulit berkembang
·
Terjadinya kerusakan lingkungan dan polusi
limbah industri
|
|
Globalisasi
bidang ekonomi sektor investasi
|
·
Kecenderungan global terbatasnya investasi
asing langsung (foreign direct
investment) justru memberikan peluang bagi pasar Indonesia
|
·
Perkembangan perusahaan nasional menjadi
sangat lambat karena investasinya lebih banyak melalui bursa efek daripada
mendirikan perusahaan baru
|
|
Globalisasi
bidang ekonomi sektor pasar uang
|
·
Peredaran uang secara langsung dan tanpa batas
Negara memiliki aspek positif, antara lain: para pengusahadapat melakukan
transaksi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, memberikan peluang kepada
lembaga perbankan Indonesia untuk merebut jasa layanan kartu kredit, transfer
antarbank, dan layanan anjungan tunai mandiri.
|
·
Maraknya kejahatan pembobolan rekening bank
melalui jaringan online
·
Banyaknya pemalsuan uang baik matauang rupiah
maupun valuta asing, terutama dolar Amerika serikat
|
|
Globalisasi
bidang ekonomi sektor pasar kerja
|
·
Kebebasan gerak para pekerja yang semakin
mengglobal memberikan kesempatan kepada pekerja dari Indonesia untuk
memperoleh lapangan pekerjaan di perusahaan asing, baik yang ada di dalam
negeri maupun di luar negeri
|
·
Maraknya para pekerja illegal
·
Banyaknya pelanggaran HAM terhadap tenaga
kerja Indonesia di luar negeri
|
|
4.
|
Globalisasi
organisasi dan hubungan internasional
|
·
Meski organisasi Internasional terutama Bank
Dunia, WTO, dan IMF menunjukkan kecenderungan sangat berkuasa dalam hubungan
Internasional, sisi positif yang diambil adalah member peluang bagi menteri
perekonomian dan pejabat perwakilan konsuler Indonesia untuk melakukan lobi
diplomatik dalam rangkan menyeimbangkan tawar-menawar, yang pada akhirnya
menemukan jalan keluar yang terbaik dalam persoalan perekonomian Indonesia
|
·
Melemahnya posisi tawar-menawar dalam proses
diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia
·
Munculnya rasa ketidakadilan global yang
berpengaruh pada sikap apatis pergaulan internasional
|
5.
|
Globalisasi
bidang media
|
·
Distribusi citra (image) dan informasi
terutama melalui media elektronik seperti televise, video, dan internet,
memberikan nilai positif sebagai berikut
ü
Menjadi sarana pendidikan bagi orang Indonesia
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
ü
Memudahkan memperoleh barang-barang manufaktur
berkat citra global
|
·
Munculnya sikap materialistis, gaya hidup
konsumtif, dan mentalitas instan
·
Maraknya pornografi dan porno aksi
·
Melemahnya nilai luhur bangsa
|
6.
|
Globalisasi
bidang turisme
|
·
Globalisasi
turisme internasional memberikan sumbangan positif bagi perkembangan turisme
di Indonesia. Misalnya menambah lapangan kerja bagu bagi agen perjalanan
wisata
|
·
Maraknya penyeludupan obat-obatan terlarang
·
Maraknya penyakit masyarakat (contohnya
prostitusi, perdagangan wanita dan kawin kontrak)
·
Berkembangnya penyakit menular seperti
HIV/AIDS
|
7.
|
Globalisasi
bidang politik
|
·
Pemerintah dijalankan secara transparan
(terbuka), demokratis, dan penuh kebebasan. Dengan adanya keterbukaan,
dimungkinkan praktik KKN dapat dicegah
·
Meningkatkan partisipasi rakyat dalam
pemerintahan
·
Meningkatkan legitimasi padda pemerintah yang
sedang berkuasa sehingga kebijakan yang diambil akan mendapat dukungan luas
dari masyarakat secara bertanggung jawab
|
·
Penyebaran nilai-nilai polotik Barat, baik
secara langsung atau tidak langsung dalam bentuk unjuk rasa dan demonstrasi
yang semakin berani dan terkadang hanya mementingkan kepentingan seseorang
atau sekelompok tertentu dan mengabaikan kepentingan umum
·
Semaik lunturnya nilai-nilai politik yang
berdasarkan semangat kekeluargaan, musyawarah mufakat, dan gotong royong
|
2.2
Globalisasi
dalam dunia pendidikan Indonesia
Dalam proses globalisasi
tidak terlepas dari suatu perubahan, yaitu perubahan yang terjadi dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. Apabila kebudayaan secara umum merupakan
suatu rangkaian kepercayaan, nilai-nilai, dan gaya hidup dari suatu masyarakat
tertentu didalam eksistensi kehidupan sehari-hari, maka dewasa ini didalam era globalisasi mulai muncul apa yang
disebut kebudayaan global. Kebudayaan global bisa diartikan sebagai modernitas.
Dalam hal ini modernitas mempunyai pengertian masyarakat modern, gaya hidup
modern, ekonomi modern, budaya modern, dan pendidikan modern.
Proses globalisasi merupakan suatu rangkaian
proses yang mengintegrasikan kehidupan global didalam suatu ruang dan
waktu melalui internasionalisasi perdagangan, internasionalisasi pasar
dari produksi dan keuangan, internasionalisasi dari komoditas budaya yang
ditopang oleh jaringan system telekomunikasi global yang semakin canggih dan cepat.Intinya
dari proses globalisasi yaitu
terciptanya suatu jaringan kehidupan yang semakin terintegrasi.
Kaitan antara globalisasi dan pendidikan
menurut Giddens terletak didalam lahirnya suatu masyarakat
baru yaitu “knowledge-based-society” yang merupakan anak kandung dari
proses globalisasi. Karena globalisasi, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat yang
merupakan dasar dari globalisasi
ekonomi dan politik di dunia ini. Namun demikian suatu“knowledge-based
society” yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan akan terus-menerus
berubah dan merupakan subyek untuk revisi. hal ini memerlukan apa yang
disebutnya sikap refleksif dari manusia yaitu kemampuan untuk merenungkan
mengenai kehidupannya berdasarkan rasio.
Untuk itu pendidikan sangat penting didalam mewujudkan
masyarakat masa depan yang berdasarkan ilmu pengetahuan, melalui pendidikan
proses transmisi serta pengembangan ilmu pengetahuan akan terjadi.
Lahirnya globalisasi,
yang kemudian disusul dengan penetrasi teknologi yang sangat canggih,
menjembatani bangsa-bangsa didunia ini menjadi global village. Globalisasi
berkembang melintasi batas-batas keelokan. Dalam kondisi seperti ini dunia
mengarah pada proses integrasi dan homogenisasi budaya. Akan tetapi proses
integrasi dan homogenisasi ini menimbulkan reaksi yang beragam.
Lahirnya budaya global
bukan berarti hilangnya identitas suatu masyarakat, justru globalisasi telah merangsang kesadaran individu, kesadaran etnis
dari suatu komunitas yang pluralistik. Artinya pendidikan nasional kita perlu
mempunyai sikap didalam menghadapi perubahan-perubahan global dalam era globalisasi dewasa ini.
Hal itu juga berimbas pada perkembangan dunia
pendidikan di Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan
arus globalisasi, dimana ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan
tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga
pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk
menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat
meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan
memperbaiki menejemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta
memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Ketidaksiapan bangsa Indonesia dalam mencetak SDM
yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah
dalam kancah globalisasi,
menimbulkan dampak negative yang tidak sedikit jumlahnya bagi masyarakat,
paling tidak ada tiga dampak negative yang akan terjadi dalam dunia pendidikan
Indonesia, yaitu:
Pertama, dunia
pendidikan akan menjadi objek komoditas dan komersil seiring dengan kuatnya
hembusan paham neoliberalisme yang melanda dunia. Paradigma dalam dunia
komersil adalah usaha mencari pasar baru dan memperluas bentuk-bentuk usaha
secara terus menerus. Globalisasi
mampu memaksa liberalisasi berbagai sektor yang dulunya non-komersial menjadi
komoditas dalam pasar yang baru. Tidak heran apabila sekolah masih membebani
orang tua murid dengan sejumlah anggaran berlabel uang komite atau uang
sumbangan pembangunan institusi meskipun pemerintah sudah menyediakan dan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Kedua, mulai
melemahnya kekuatan kontrol pendidikan oleh Negara. Tuntutan untuk berkompetisi
dan tekanan institusi global, seperti International Monetary Fund (IMF) dan
World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus
berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah
diamandemenkan, UU Sisdiknas, dan PP no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari
corak sentralistis menjadi disentralistis.
Ketiga, globalisasi akan mendorong delokasi dan
perubahan teknologi dan orientasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi baru,
seperti komputer dan internet, telah membawa perubahan yang sangat revolusioner
dalam dunia pendidikan yang tradisional. Pemanfaatan multimedia yang portable
dan menarik sudah menjadi pemandangan yang biasa dalam praktik pembelajaran didunia
sekolah Indonesia. Disinilah bahwa pendidikan menjadi agenda prioritas
kebangsaan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi untuk dilakukan seoptimal
mungkin.
Selain dampak negatif,
pengaruh globalisasi juga membawa
dampak yang positif. Sebagian pakar telah melihat betapa besar impact/ imbas
yang disebabkan oleh pengaruh global ini sebagai suatu global
revolution. Globalisasi telah
menimbulkan gaya hidup baru yang tampak dengan jelas dalam mempengaruhi
kehidupan. Ada berbagai dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi terhadap dunia pendidikan, yaitu:
1. Dampak Positif globalisasi Pendidikan
a.
Akan semakin
mudahnya akses informasi.
b.
Globalisasi dalam
pendidikan akan menciptakan manusia yang professional dan berstandar
internasional dalam bidang pendidikan.
c.
Globalisasi akan
membawa dunia pendidikan Indonesiabisa bersaing dengan Negara-negarara lain.
d.
Globalisasi akan
menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing
e.
Adanya
perubahan struktur dan system pendidikan yang meningkatkan tujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan
2. Dampak negatif globalisasi dalam pendidikan
Globalisasi
pendidikan tidak selamanya membawa dampak positive bagi dunia pendidikan,
melainkan globalisasi memiliki
dampak negative yang perlu di antisipasi, dampaknya antara lain:
a.
Dunia pendidikan
Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik modal.
b.
Dunia
pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang berdampak
munculnya “tradisi serba instant”.
c.
Globalisasi akan
melahirkan suatu golongan-golongan di dalam dunia pendidikan.
d.
Akan semakin
terkikisnya kebudayaan bangsa akibat masuknya budaya dari luar.
Globalisasi dunia pendidikan mampu memaksa liberalisasi
berbagai sektor, mengakibatkan melonggarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh
Negara karena mengacu ke Standar Internasional, yang mana bahasa Inggris
menjadi sangat penting sebagai bahasa komunikasi, agar dapat bersaing di era globalisasi saat ini.
Globalisasi telah menciptakan dunia yang semakin terbuka dan
saling ketergantungan antarnegara dan antarbangsa. Negara atau bangsa dunia
kini bukan saja saling terbuka terhadap satu sama lain, tetapi juga saling
ketergantungan satu sama lain dan itu bersifat asimetris, artinya satu Negara
lebih tergantung pada Negara lain daripada sebaliknya. Karena saling
ketergantungan dan saling keterbukaan ini, semua Negara pada prinsipnya akan
terbuka terhadap pengaruh globalisasi.
Dan efek yang ditimbulkan adalah akan masuknya secara bebas nilai-nilai moral,
sosial budaya, dan sebagainya yang akan berdampak pada ranah pendidikan yang
cenderung akan banyaknya nilai-nilai negative yang masuk tanpa adanya
penyaringan.
Responsifitas dalam Menghadapi Globalisasi Pendidikan
Setelah mengkaji globalisasi
pendidikan terutama problematika dan pengaruh atau dampak yang ditimbulkannya,
dalam hal ini berkaitan tentang ranah pendidikan, kita tidak akan mungkin
terlepas dari elemen-elemen yang sangat berpengaruh didalamnya dan saling
berkaitan satu sama lainnya. Yaitu, pendidik (guru), peserta didik
(siswa), orang tua ( keluarga), dan lingkungan.
Telah kita ketahui bersama bahwa globalisasi bisa berdampak positif dalam
melakukan perubahan yang lebih baik, namun disisi lain mempunyai dampak negatif
yang dapat menjadi boomerang bagi dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Hal
itu semua akan tergantung bagaimana elemen-elemen yang sangat berpengaruh dalam
pendidikan mampu bersikap responsive dalam menghadapi arus globalisasi yang tidak bisa kita hindari, artinya dalam menghadapi
arus globalisasi ini kita tidak akan
pernah menemukan suatu penyelesaian dengancara menghindari dan berpura-pura
tidak tahu apa-apa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh semua elemen
diatas tadi dalam menghadapi arus globalisasi
dalam dunia pendidikan.
1)
Pendidik (Guru)
Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen telah ditegaskan bahwa yang dimaksud Guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Disamping itu, di era global saat ini dituntut adanya
fungsi dari keberadaan guru sebagai tenaga professional, yang mampu
meningkatkan martabat serta mampu melaksanakan system pendidikan nasional dan
mewujudkan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
Maka dari itu, masalah guru merupakan topik yang tidak
pernah habis dibahas dan selalu aktual seiring dengan perubahan zaman dan
pengaruh globalisasi dalam
pendidikan, karena permasalahan guru sendiri dan dunia pendiidkan yang
menyangkutnya selalu diperbincangkan. Pada dasarnya persoalan etika dan moral
anak bangsa, bukan hanya permasalahan guru namun jika yang dituju adalah moral
peserta didik (siswa), maka tidak ada alasan untuk guru dilibatkan.
Guru sebagai pengajar dan pendidik, memang tidak hanya harus membina para murid
segi kognitif dan psikomotoriknya demi peningkatan nilai angka. Akan tetapi,
seorang guru sangat dituntut agar apa yang ia kerjakan dipraktekan oleh para
muridnya dalam kehidupan.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan
moral pelajar dan juga kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak terbatas pada
pengajaran mata pelajaran, tapi yang paling penting adalah pencetakan karakter
murid. Tantangan persoalan ini memang sangat sulit bagi seorang guru karena
keterbatasan kontrolling pada murid kerap membuatnya kecolongan.
Disamping itu, dalam menghadapi era globalisasi guru dituntut meningkatkan
profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik. Guru juga harus siap
menghadapi kata kunci dunia pendidikan, seperti: kompetisi,
transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi. Dengan demikian kualitas mutu pendidikan harus
sangat diperhatikan oleh para guru untuk menyelamatkan profesinya.
Untuk itu dalam
peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa mengembangun tiga
intelegensi dasar siswa. Yaitu: intelektual, emosional, dan
moral. Tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya
agar terpatri dalam dirinya. Kemudian system pembelajaran yang kreatif dan
inovatif juga menjadi penting bagi guru, sehingga dapat megembangkan seluruh
potensi diri siswa, dan memunculkan keinginan bagi siswa untuk maju yang
diikuti ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati
melalui belajr mandiri (self study) yang kuat. Dengan perkembangan
bidang teknologi informasi semakin mendorong dalam kemajuan bidang ilmu
pengetahuan, sehingga dunia pendidikan harus memiliki kemampuan untuk
memanfaatkan semaksimal mungkin.
2)
Peserta didik (Siswa)
Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang
siswa juga harus mampu memilah dan memilih segala pengaruh yang masuk dalam
dirinya, baik itu pengaruh dari teman sebayanya, lingkungannya, maupun media
masa. Dampak dari pengaruh globalisasi
terhadap siswa akan sangat mungkin berdampak negatif dan menghancurkan dirinya
jika tidak segera ditanggulangi.
Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi akan sangat terlihat jelas
bagi siswa dalam perilaku dan tingkah lakunya sehari-hari. Hal itu dikarenakan
mereka masih dalam masa-masa labil, dan masa-masa dimana selalu ingin mencoba
sesuatu hal yang dianggap baru. Hal ini yang perlu diperhatikan bagi orang-rang dewasa yang ada
disekitarnya.
Akses internet
yang terbuka seluas-luasnya akan berdampak buruk bagi siswa jika digunakan
untuk mengakses video porno, maupun gambar-gambar lainnya yang tidak
sepantasnya mereka akses. Namun akan sangat baik jika akses interet digunakan
oleh mereka untuk mencari informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya karena
dunia ini akan terasa sempit melaui dunia maya.
Dua hal yang
saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga tidak jarang yang
menyalahgunkan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi bagi siswa. Maka dari itu
tiga unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual, emosional, dan moral sangat
penting untuk mereka miliki.
Intelektual
murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi dan tidak ketinggalan zaman, apalagi sampai terbawa
arus. Selain itu, dimensi emosional dan spiritual siswa juga harus terdidik
dengn baik, agar bisa melahirkan perilaku yang baik dan bisa bertahan diantara
pengaruh demoralisasi di era globalisasi dengan prinsip spiritualnya.
3)
Orang tua (keluarga)
Orang tua atau keluarga dianggap sebagai
pendidikan pertama bagi anak sebelum mereka dikenalkan dengan dunia luar.
Pengaruh keluarga juga sangat besar dalam pertumbuhan seorang anak, karena
disamping mempunyai kedekatan secara emosional, mereka juga mempunyai tingkat
kebersamaan yang lebih karena tinggal dalam satu atap atau satu rumah.
Peran orang tua untuk mencari tau segala kegiatan yang
dilakukan oleh anak-anaknya sangat penting, dimana jika keluarga sedikit
mengbaikan itu maka akan berdampak pada kepribadian dan perilaku anak-anaknya
yang tidak terkontrol. Orang tua terkadang memberikan sepenuhnya kepada sekolah
dalam mendidik dan mengembangkan potensi anak, padahal tidak sampai disitu saja
karena kontrol dari sekolah terbatas hanya dalam jam pelajaran sekolah.
Mencari tau segala kegiatan anak tidak harus dengan
mengikutinya setiap detik dan setiap waktu. Namun bisa dilakukan dengan banyak
hal dan cara, seperti dengan memberikan perhatian, menanyakan dengan siapa
teman bermain, menanyakan keadaan anak kepada guru-guru nya di
sekolah, dan lain sebagainya. Hal seperti ini sangat mudah dilakukan,
namun terkadang orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing bahan tidak
mau tahu sehingga anak seringkali terabaikan.
4)
Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal akan berdampak besar pada
perilaku dan kepribadian seseorang, karena seringkali pengaruh teman sebayanya
dapat mengalahkan pengaruh guru maupun orang tua.
Gaya hidup lingkungan sekitar juga mampu merusak tatanan
yang sudah diajarkan disekolah, yaitu yang berkaitan dengan moral seperti
tingkah laku dan menghormati orang yang lebih tua seringkali diabaikan karena
pengaruh kebiasaan orang-orang yang ada disekitar kita.
Untuk itu pemilihan lingkungan sangat penting dalam
menghadapi arus globalisasi yang
akan berdampak pada dunia pendidikan. Karena kewajiban kita adalah bagaimana
berinteraksi dengannya secara positif. Realitas (globalisasi) ini tidak
semuanya buruk, dan tidak pula semuanya baik. Karena itu kita harus menyikapinya lewat berbagai
bentuk artikulasi yang kritis namun proporsional.
Pangkal dari
arus globalisasi yaitu berada pada
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu membawa kepada
perubahan-perubahan dalam bidang pendidikan baik perubahan positif maupun
perubahan negatif.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan :
Globalisasi ini mempunyai dampak positif dan negatif bagi
semua orang. Sebagai dampak positifnya yaitu diantaranya kita bisa merasakan
manfaat dari kemajuan IPTEK dan menigkatkan kemampuan bangsa dan Negara untuk
berkompetisi secara internasional. Namun globalisasi
juga memberikan dampak negatif bagi bangsa kita yakni bangsa kita menjadi
terpengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan moral dan keperibadian bangsa
kita.
Globalisasi sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang
didalamnya terdapat proses mempengaruhi dalam segala bidang terutama dalam
ranah pendidikan, yang berimbas pada nlai-nilai moral, sosial, budaya dan
kepribadian yang dapat berdampak positif dan negatif. Pendidikan tidak mungkin
menisbikan proses globalisasi yang
akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses
pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komperensif
dan fleksibel. Dan dalam merespon globalisasi,
kita hendaknya tidak terjebak ke dalam sikap-sikap ekstrem, mendukung dan
menerimanya tanpa reserve atau menolaknya mentah-mentah. Akan tetapi, hendaknya
kita bisa bersikap lebih kritis dan kreatif dengan melakukan penelaahan
terhadap setiap sisi dari globalisasi.
Dalam konteks
Global, UU nomor 17 tahun 2007 merumuskan misi agar Indonesia ikut berperan
penting dalam pergaulan dunia Internasional. Misi ini tidak mungkin bisa
dicapai tanpa adanya sensitifitas global yang dimiliki oleh Warga Negara
Indonesia. Karena itu melalui pendidikan lah yang mampu menumbuhkan
sensitifitas atau kesadaran global ini. Bukan malah menjadikan arus globalisasi yang menggrogoti pendidikan
di Indonesia.
Pembentukan
karakter bangsa yang memiliki kepedulian terhadap dunia global menjadi cukup
penting. Melalui karakter ini generasi muda diharapkan mampu mengikuti
perkembangan dunia global secara kritis. Tidak semata-mata larut dalam berbagai
perubahan dan perkembangan yang terjadi. Apalagi sampai ikut sebagai pelaku
berbagai kejahatan
Internasional. Sebaliknya yang diharapkan adalah generasi yang mampu memberikan
solusi bagi masa depan dunia yang lebih adil dan damai.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Rahmawati, Noviana, dkk. 2006. Pendidikan
Kewarganegaraan untuk SMA/MA kelas XII semester genap. Klaten: Viva pakarindo
·
http://mozi-mozi-mozi-mozi.blogspot.com/2010/01/dampak-globalisasi-terhadap-dunia.html
·
http://hanakristina.wordpress.com/2010/03/29/dampak-globalisasi-dalam-dunia-pendidikan/
·
http://hidayatulula.blogspot.com/2011/06/globalisasi-design-kurikulum-pendidikan.html
·
http://laillamardianti.wordpress.com/2011/10/22/globalisasi/
·
http://www.anneahira.com/pengertian-globalisasi.htm
·
http://www.anneahira.com/pengaruh-budaya.htm
·
http://destyapurwaningtyas.blogspot.com/2010/03/strategi-menghadapi-perdagangan.html
·
http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/08/globalisasi-pendidikan/
·
http://www.zag.7p.com/globalisasi_pendidikan.htm
·
http://hadirwong.blogspot.com/2009/12/peran-pendidikan-di-era-globalisasi.html