CONTOH MAKALAH BAHASA INGGRIS

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita karena hal tersebut, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Sanggahan Teori Pembakuan Bahasa”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Inggris.
Banyak pihak yang memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Karena hal itu. penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada pula manusia yang tak sempurna. Kesalahan dan kekurangan mungkin ada dalam pembuatan makalah ini, baik dalam penulisan maupun dari segi sisi materi. Oleh sebab itu maka kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk pembuatn makalah selanjutnya yang lebih baik dan inovatif.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan mendapat nilai yang sesuai dan memuaskan.

Tasikmalaya, Nopember 2007

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijaksanaan bahasa dapat memilih dan menentukan sebuah bahasa dari sejumlah bahasa yang ada dalam suatu Negara untuk dijadikan bahasa Nasional atau bahasa resmi kenegaraan dari suatu Negara.
Kemudian perencanaan bahasa dapat memilih dan menentukan sebuah ragam bahasa dari ragam-ragam yang ada pada bahasa yang sudah dipilih untuk dijadikan ragam baku atau ragam standar bahasa tersebut. Proses pemilihan satu ragam bahasa untuk dijadikan ragam bahasa resmi kenegaraan maupun kedaerahan, serta usaha-usaha pembinan dan pengembangannya yang biasa dilakukan terus menerus tanpa henti disebut pembakuan bahasa atau standardisasi bahasa.
Untuk itu, penulis mencoba membahas apa yang disebut dengan bahasa baku dan apa fungsi dari bahasa baku itu sendiri, dengan berlandaskan teori yang berlaku tentang ragam bahasa baku.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang teori-teori pembakuan bahasa.
2. Untuk menyanggah teori yang dirasa controversial.
3. Untuk mengetahui yang ebenarnya tentang bahasa baku.


BAB II
PEMBAKUAN BAHASA

Berbicara tentang bahasa baku atau yang lebih tepat disebut dengan ragam bahasa baku dan basa non baku, berarti membicarakan tentang variasi bahasa. Karena yang disebut dengan bahasa baku adalah salah satu variasi baahasa yang diangkat dan disepakati sebagai ragam bahasa yang akan dijadikan tolak ukur sebagai bahasa “yang baik dan benar” dalam komunikasi yang bersifat rsemi, bik secara lisan maupun tulisan.
Dari sekian banyak ragam atau variasi suatu bahasa, ragam atau variasi mana yang harus dipilih untuk dijadikan ragam bahasa baku?
Dalam hal ini, Moeliono (1975:2) berpendapat bahwa pada umumnya yang layakdianggap baku ialah ujaran dan tulisan yang dipakai oleh golongan masyarakat yang paling luas pengaruhnya dan paling besar kewibawaannya, termasuk didalamnya para pejabat Negara, warga media massa, alim ulama, dan cendekiawan.
Pandangan penulis terhadap pendapat tersebut, jika suatu bahasa yang memiliki ragam atau variasi bahasa yang cukup banyak maka yang dianggap baku adalah bahasa ujaran dan tulisan yang selalu dipakai oleh pejabat negara, warga media masa,alim ulama dan cendekiawan.
Padahal pada kenyataan khususnya di Indonesia, bahasa yang digunakan oleh mantan presiden Soeharto bukan merupakan bahasa yang baku misalnya dalam pengucapan kata “merupakan” menjadi “merupaken”, “digunakan’ menjadi “digunaken”, dan sebagainya. Kemudian para alim ulama pada saat ini umumnya menyampaikan tausiyahnya dengan menggunakan bahasa-bahasa selingan seperti bahasa yang sedang trend saat ini, misalnya “cape dech”, “secara gitu lho” dan sebagainya.
Kalau kita simak baik-baik yang dikatakan Moliono itu, kita bisa mengajukan pertanyaan, benarkah bahasa mereka yang dipergunakan tersebut merupakan bahasa baku? Sementara yang dikatakan dengan bahasa baku iti sendiri saat ini merupakan salah satu variasi bahasa yang diangkat dan disepakati sebagai ragam bahasa yang akan dijadikan tolok ukur sebagai bahasa “yang baik dan benar”, baik secara lisan maupun tulisan.
Penulis berpendapat, bahwa keputusan untuk memilih dan mengangkat salah satu ragam bahasa, baik ragam regional maupun sosialdapt dilihat dalam 3 aspek keputusan yang bersifat politis, sosial dan linguistis.
Disebut keputusan politis karena menyangkut stratergi politik yang berkaitan dengan kehidupan bangsa dan negara secara nasional di masa yang akan datang.
Disebut keputusan sosial karena ragam bahasa yang dipilih itu pada awalnya hanyalah digunakan oleh satu kelompok anggota masyarakat tutur, yang kelak akan menjadi alat komunikasi dalam status social yang lebih tinggi, yaitu dalam situasi komunikasi yang bersifat resmi kenegaraan, padahal ragam-ragam lain (yang tidak diangkat menjadi ragam baku) tetap digunakan dalam kelompok-kelompok sosialyang tidak bersifat resmi kenegaraan.
Disebut keputusan linguistis karena ragam yang dipilih menjadi ragam bahasa baku itu harus mempunyai dan memenuhi persyaratan-persyaratan linguistic tertentu. Artinya, dilihat dilihat dari segi linguistic ragam bahasa itu mempunyai kepadanan dalam hal tata bunyi, tata bentukan (morfologi), tata kalimat (sintaksis), dan tata kata (leksikon). Jika ragam yang dipilih itu tidak mempunyai kepadanan dalam hal-hal tersebut, tentu ragam itu kelak sukar digunakan untuk komunokasi itu.
Dalam hal kestatusan ini sering muncul pertanyaan, apakah bahasa baku itu? Apakah bahasa baku sama dengan bahasa nasional, bahasa persatuan, bahasa Negara, dan bahasa tinggi (yang ada dalam masyarakat yang diglosik).
Penyebutan nama atau pemberian nama terhadap suatu bahasa merupakan penamaan terhadap salah satu ragam dari sejumlah ragam yang ada dalam suatu bahasa.oleh karena itu penamaan yang lebih tepat adalah ragam bahasa baku atau bahasa ragam baku.

BAB III
KESIMPULAN
Dalam hal ini penulis berkesimpulan bahwa ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang sama dengan bahasa resmi kenegaraan yang digunakan dalan situasi resmi kenegaraan, termasuk dalam pendidikan, dalam buku pelajaran, dalam undang-undang, dan sebagainya.
Namun bahasa baku juga berada pada tingkat kedaerahan. Miasalnya bahasa Bali seperti dilaporkan Jendra (1981), bahasa Sunda seperti dilaporkan Widjajakusumah (1981), begitu pula dengan bahasa Jawa. Justru bahasa Jawa telah mempunyai Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa yang disusun oleh Sudaryanto,dkk.(1991). Dengan fungsi kegunaan yang sama, yaitu untuk komunikasi yang bersifat resmi, tentu saja dalam lingkup kedaerahan, bukan kenegaraan.
Jadi ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian warga masyarakat pemakainya sebagai ragam bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya. Sedangkan ragam yang tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai cirri-ciri yang menyimpang dari norma bahasa baku. Sebagai kerangka rujukjan, ragam baku ditandai oleh norma dan kaidah yang digunakan sebagai pengukur benar atau tidaknya panggunaan bahasa, Halim (1980).


DAFTAR PUSTAKA
Chaer (1995). Sosiolinguistik. Jakarta : Gramedia
Sundari. N. (2006). “ Penerapan Model Whole Language dalam pembelajaran menulis nonfiksi sebagai implementasi kurikulum 2004 ( Penelitian Tindakan Kelas di SDN XI Serang, Banten )”. Jurnal pendidikan IV (5). 42-45.

TERJEMAHAN
CARA MUDAH MENGEMBANGKAN BAHASA

1. Mempelajari bahasa bukan untuk memahami aturan-aturan dan mengembangkan kosakata yang luas.
2. Upaya guru tidak seharusnya langsung memberitahukan kepada siswanya mengenai suatu bahasa, tetapi memberi peluang kepada mereka dalam penggunaan bahasa tersebut.
3. Pennguasaan siswa mengenai bahasa dapat diukur oleh seberapa baik siswa (dia) dapat menggunakan bahasa, bukan seberapa banyak siswa (dia) mengetahui tentang bahasa.
4. Perintah-perintah kebahasaan siswa diputuskan dengan seberapa banyak dia mengetahui, tapi seberapa baik dia dapat menggunakannya didepan umum.
5. Siswa harus cukup berlatih 4 keterampilan dasar berbahasa :
Menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca, dan menulis.
6. Urutan presentasi berikut harus diambil secara aksioma :
Jangan dulu berbicara sebelum mendengar.
Jangan dulu membaca sebelum berbicara.
Jangan dulu menulis sebelum membaca.
7. Dirumah siswa belajar bahasa lisan tanpa menguraikannya. Mereka menggunkan ahli dalam belajar bahasa ketika mereka memerlukan untuk mengekspresikannya sendiri dan memahami satu sama lain. Sejauh ini mereka dikelilingi oleh orang-orang yang menggunakan bahasa dengan maksud/arti dan tujuan.
8. Halliday (1980) mengidentifikasi belajar bahasa, belajar tentang bahasa dan belajar melalui bahasa. Ketiga komponen ini sebagai komponen dalam kurikulum seni bahasa.
9. Goodman (1986). Mengatakan bahwa apa yang membuat bahasa sangat mudah dan sangat sulit untuk dipelajari.

Mempelajari bahasa mudah ketika :
Bahasa itu nyata dan alamiah.
Bahasa menyeluruh.
Bahasa masuk akal.
Bahasa menarik.
Bahasa relevan (sesuai).
Pelajar merasa memilikinya.
Bahasa bagian dari suatu kenyataan (peristiwa yang terjadi0.
Bahasa mempunyai kagunaan sosial.
Bahasa mempunyai tujuan yang bagi pelajar.
Pelajar memilih untuk menggunakan bahasa.
Bahasa dapat diberikan kepada pelajar.
Pelajar mempunyai kekuatan dalam menggunakan bahasa.
 Belajar bahasa sulit ketika :      
Bahasa dibuat-buat.
Bahasa terpisah-pisah.
Bahasa tidak masuk akal.
Bahasa tumpul dan tidak menarik perhatian.
Bahasa tidak sesuai untuk pelajar.
Bahasa milik orang lain.
Bahasa keluar dari konteks.
Bahasa tidak mempunyai nilai social.
Bahasa tidak mempunyai tujuan tang pasti.
Bahasa digunakan oleh orang lain.
Bahasa tidak dapat diterima (tidak masuk akal).
Pelajar tidak mempunyai kekuatan.

MEMBUAT KALIMAT
( I am Not ………… )


I am not Angry
I am not Tired
I am not Happy
I am not Interested
I am not Afraid
I am not Diligent
I am not Sleepy
I am not Hungry
I am not Stupid
I am not Silent
I am not Naughty
I am not Clever
I am not Smart
I am not Ugly
I am not Lazy
I am not Interesting
I am not Intelegent
I am not Crazy
I am not Sad
I am not Bord
I am not Lonely
I am not Worry
I am not Love
I am not Fat
I am not Healthy
I am not Sure
I am not Busy
I am not Hot
I am not Late
I am not I’ll
I am not Hard working
I am not comfortable
I am not Kind
I am not Carefull
I am not Brave
I am not Slow
I am not Truthfull
I am not Faithfull
I am not Shy
I am not Noisy
I am not in Classroom
I am not in Kitchen
I am not in Garage
I am not in Bathroom
I am not in Bedroom
I am not in Waitingroom
I am not in Readingroom
I am not poor
I am not polite
I am not Afraid
Teknik Pembelajaran Bahasa Inggris SD

1. Tema Pembelajaran : Apple
Materi : Fruit
Teknik : Arisan dan Menjodohkan / menempelkan gambar.
Langkah-langkah :
a. Sediakan guntingan kertas yang berbentuk persegi dengan ukuran kura-kira 3cm x 3cm.
b. Gambar setiap guntingan kertas persegi tersebut dengan suatu gambar buah. Misalnya, apel, mangga, papaya melon, pisang, jeruk, dsb.
c. Gabungkan kertas yang telah bergambar tersebut dan masukkan kedalam suatu tabung / kotak yang ditutup plastik.
d. Sediakan sebuah kertas yang diberi gambar kotak kosong dengan keterangan suatu nama-nama buah sebagai tempat untuk menjodohkan / menempelkan gambar.
Misalnya :  Gambarlah setiap gulungan kertas yang terdapat dalam tabung !
Apple Manggo Banana Orange
 Sediakan tempat berupa gambar kotak kosong sebagai tempat untuk menempelkan / menjodohkan gambar tersebut.
Melon Papaya Apple Banana
e. Tabung diberi lubang dan dikocok. Setiap gambar yang keluar pada gulungan kertas, kemudian ditempel / dijodohkan pada kotak kosong yang tersedia sesuai dengan nama buah tersebut.

2. Tema Pembelajaran : Uncle
Materi : Family
Teknik : Cloze dan Gambar
Langkah-langkah :
a. Guru memperlihatkan contoh bentuk silsilah keluarga dalam suatu bagan, misalnya :
Grandfather + Grandmother
Father + Mother Uncle + Aunt
Me My Brother My Sister Cousin
b. Setelah siswa mengamati dan memahaminya, kemudian guru menunjukkan beberapa gambar anggota keluargayang terdiri dari ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, saudara laki-laki, dan saudara perempuan.
c. Gambar tersebut ddiberi keterangan dibawahmya suatu kata, dengan posisi huruf-huruf acak.
d. Siswa menebak gambar dengan menyusun huruf tersebut menjadi suatu kata yang bermakna.
Misalnya :
Refhat tuan hertom sertis
…………. ……….. …………… …………
e. Kemudian siswa disuruh menyusun silsilah keluarganya masing-masing.
3. Tema Pembelajaran : Book
Materi : In the Classroom
Teknik : puzzle
Langkah-langkah :
a. Siswa diarahkan untuk mengenal nama beberapa macam alat tulisnya dalam bahasa inggris.
b. Kemudian guru memperlihatkan gambar suatu ruangan kelas yang di dalamnya terdapat gambar tas, buku, pensil, papan tulis, kursi, penggaris, dsb.
c. Sediakan kolom puzzle huruf alphabet secara mendatar dan menurun, untuk menguji pemahaman siswa.
d. Siswa merangkai dan melengkapi huruf-huruf yang dapat membentuk suatu kata pada puzzle ke dalam bentuk bahasa inggris. (seperti mengisi teka-teki silang), sesuai dengan nomor urutan.

Mendatar
Menurun
1. Pulpen
2. Penghapus
5. Kursi
6. Kapur
7. Papan tulis


1. Pensil
2. Penggaris
3. Tas
4. buku
 
4. Tema Pembelajaran : Taecher
Materi : Professions / Occupations
Teknik : search for 10 word of occupation (Puzzle).
Langkah-langkah :
a. Guru menyediakan huruf-huruf acak dalam kotak.
b. Siswa harus mencari beberapa kosa kata tentang jenis pekerjaan. Dalam contoh diberi kata Teacher.
c. Siswa dibimbing untuk menemukan 10 kata jenis pekerjaan.
d. Kata-kata yang telah ditemukan diberi tanda arsiran arau diberi warna.
e. Kosakata dapat dicari secara menurun dan mendatar
D E A H V O N G R T K Z L
Q T H B S T U D E N T E S
K D S P Y E R M X T Y F A
C N Q I B A S A E U O A I
A P O L I C E M A N J R L
L M E O F H W A B S L M O
D O C T O R C D R I V E R
C R G B J A O F N J V W R
P I W A I T R E S U R J O
 
5. Tema Pembelajaran : Car
Materi : Transfortation
Teknik : Find the word
Langkah-langkah :
a. Guru menyediakan huruf-huruf acak.
b. Sebelum menyusun huruf siswa diminta untuk mengingat kembali nama-nama alat transfortasi.
c. Siswa disuruh untuk menyusun huruf-huruf acak tersebut menjadi salah satu nama alat transfortasi.
d. Untuk membantu siswa menemukan kata, guru sebaiknya memberikan huruf awal.
Misalnya :
1. A-R-C : CAR
2. E-L-A-N-P : P ………………
3. E-I-C-B-C-Y-L : B ………………
4. P-H-S-I : S ………………
5. A-R-I-T-N : T ………………

Recaunt Text
Seasons in Indonesia
Indonesia has two seasons. They are the rainy seasons and the dry seasons. The rainy seasons, or wet seasons, usually lasts from November to april. The dry seasons lasts from May to October.
In the wet seasons, it rains nearly everyday. The weather is cold. At the end of rainy seasons, the weather gets warmer. In the dry seasons, the weather is dry and dusty, especially in town and cities.

Field : Season In Indonesia
Tenor : Posisi kepada yang sederajat
Mode : Bahasa Tulisan
Bagian Pembuka:
Indonesia has two season. They are the rainy season and the dry season.
Bagian Isi:
The rainy seasons, or wet seasons, usually lasts from November to April. The dry seasons lasts from May to October.

Bagian Penutup:
In the dry seasons, the weather is dry and dusty, especially in town and cities.
Cerita Berseri
Terkunci di Kamar
Selamat ulang tahun, sayang. Semoga kau makin baik, sehat, pintar dan banyak yang menyayangimu, kata Mama.
“Terimakasih, Ma,” ucapku sambiul mencium pipi kiri Mama.
Aku bahagia sekali. Hari itu adalah hari ulang tahunku yang ke 10. mama memberi ku kado tas mungil yang lucu. Papa memberiku kado baju yang sangat bagus. Kak Yuni memberiki kado bando warna merah jambu.
Mama juga tak lupa menyiapkan kue ulang tahun untukku. Mama membantuku memotong kue itu. Kemudian aku membagi-bagikannya kepada Papa, Kak Yuni, Mama dan aku sendiri.
Tahun ini, tak ada pesta di ulang tahun ku. Akan tetapi, aku tetap gembira. Siang itu, dengan bangga, aku membawa semua hadiah itu ke kamarku. Aku mau tidur sama hadiah-hadiah ulang tahunku, ya, Ma! Hihihi......., kataku sambil lari masuk kamar.
Mama kembali sibuk memasak. Papa membaca Koran diruang tengah, dan Kak Yuni menonton televisi. Ketika semua sedang asyik dengan kegiatan masing-masing, tiba-tiba mereka dengar suara teriakanku, “Mamaaa……! Buka Maaaa ………!”
“Papaaa...! Bukaa, Paa…! Huuu…huuu…hi…! Tangisanku mulai terdengar mereka. Tenang, sayang! Nanti Papa buka pintunya, jawab Papa mulai Khawatir.
Pintar…… Coba lihat tali yang papa kirim. Talinya ada, sayang? Iya, Pa… ada! Jawab ku.
Nah, sekarang kuncinya kamu cabut, ya! Sudah, Pa! jawabku. Bagus, anak pintar. Sekarang, coba kamu kaitkan kunci itu ke kawat, ya. Seperti main pancing-pancingan itu, lo!
Begitu disebut pancingan, aku teringat. Dengan hati-hati, Papa menarik tali. Mama dan Kak Yuni semakin tegang. Akhirnya, ujung tali berkait itu dapat diraih Papa. Mama dan Kak Yuni spontan berteriak, “horeeee… berhasil!”
Papa segera membuka kunci itu dan membuka kamar ku. Ketika pintu kamar terbuka, tampaklah wajahku. Aku berlari ea rah Mama. “Ma,,,,!” Sayang…… Lain kali, jangan ulangi lagi perbuatan ini, ya! Kata Mama sambil memeluk erat.
“iya, Ma….,” jawabku. Papa, Mama Kak Yuni, dan Aku merasa senang. Dan kami semua pun dapat tersenyum lega.
LOCKED IN THE BEDROOM
Happy birthday, honey. I hope you very good, healthy and smart, said Mama. Thank, Mom. My said while kissing mother left cheek.
I’m very happy. The day is her birthday to 10. my mom gives me a beautiful bag. My father gives me a couple beautiful blouse. My sister, Yuni, gives me a pink bando.
Mom doesn’t forget prepare birthday cake for me. Mom helps me to cut the cake. Then, I distributes to dad, yuni, mom, and me.
This years, no party in my birthday. But also, I’m is very happy. The day, with proud, she brings all gift to her room.
I wants to sleep with all birthday gift, yes mom! Hihihi……. Said me while running to the room
Mom is comeback busy to cook. Dad is reading newspaper in room, and Yuni is watching television. When all people are busy with their activities. Suddenly they head short, “mom.....! open mom.....!”
Papaaa…….! Open Paa......! I’m crying to the hear. Relax, darling! Dad will open the door, ”answered Papa worried.”
Clever…… look at a rope which dad send. Is there a rope, honey? Yes! Already, pa! Good clever girl. Now, try your hook the lock to wire, yes. Like playing fishing rod!
Carefully, dad drawed rope. Mom and Yuni are so much errection. Finalli, a rope can forestall pull. Mam and Yuni relax shourt, “horeee…….luek!”
Dad takes the loek soon and open my room, when open the room, appears me. She runs to mom.
Mom…! Honey…… next time don’t repeat the act, yes! Said mom embrace me.
Yes, mom… answer me, dad, mom, Yuni and me is very happy. And we all smile spacious.