BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengembangan dan pelaksanaan program
dilakukan melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait seperti Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Pusat Pengembangan Penataran Guru
Keguruan (P3GK), Balai Penataran Guru (BP6) dan Organisasi Profesi dan
Lembaga-Lembaga lain yang relevan.
B.
Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan
memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Bimbingan dan Konseling” dan untuk
menambah pengetahuan tentang pengembangan secara luas.
BAB II
PENGEMBANGAN
Upaya pengembangan layanan bimbingan mencakup aspek pengembangan sistem
dan program, pembinaan dan pengembangan personil, dan pengembangan sarana.
Pengembangan dan pelaksanaan program dilakukan melalui kerjasama
dengan pihak-pihak yang terkait seperti Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK), Pusat Pengembangan Penataran Guru Keguruan (P3GK), Balai Penataran Guru
(BPG), dan organisasi profesi dan lembaga-iembaga lain yang relevan.
A.
Pengembangan Sistem dan
Program
Sistem dan program layanan
bimbingan yang telah diterapkan perlu secara terus-menerus dikaji dan
dikembangkan, agar diperoleh suatu sistem dan program layanan bimbingan yang
lebih efektif sesuai dengan tuntutan perkembangan, lingkungan dan perkembangan
pendidikan serta kebutuhan anak didik.
Sistem dan program layanan
bimbingan yang telah berjalan selama ini pada dasarnya dapat dikembangkan.
B.
Pembinaan dan
Pengembangan Personil
1.
Tujuan
Program pembinaan dan
pengembangan personil bertujuan agar para guru/pembimbing sebagai pelaksana dan
bimbingan memiliki kompetensi sebagai berikut:
a.
Menguasai pengetahuan dasar konseptual tentang bimbingan beserta
ilmu-ilmu penunjangnya.
b.
Memiliki
keterampilan-keterampilan yang diperlukan bagi pelaksanaan layanan bimbingan di
sekolah khususnya yang menyangkut aspek:
1)
Pengembangan program
bimbingan,
2)
Pelaksanaan program layanan
bimbingan (bimbingan pribadi, sosial dan belajar),
3)
Penilaian pelaksanaan
layanan bimbingan,
4)
Analisis hasil layanan
bimbingan,
5)
Pengernbangan upaya tindak
lanjut,
6)
Kerjasama dengan pihak-pihak
lain yang terkait,
2. Pengembangan dan Pengembangan Personil
Program pembinaan dan
pengembangan personil dirancang sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan
pembinaan mempunyai dampak yang positif bagi para guru yang bersangkutan.
Program pembinaan dan
pengembangan guru/pembimbing yang dibuat berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai
dengan keadaan dan tuntutan waktu dan lingkungan yang ada.
a.
Penataran tingkat nasional
dan wilayah.
b.
Pengawasan/supervisi, yang
dilaksanakan oleh pejabat yang terkait.
c.
Pembinaan dan pengembangan
sejawat, yaitu dengan dilakukan sesama guru melalui KKG, KKKTK, KKPS dan
sanggar Bimbingan dan Konseling (BK).
d.
Pembinaan dan pengembangan
individual yaitu upaya yang dilakukan atas inisiatif sendiri dengan
berpartisipasi dalam seminar, Ickakarya, atau pertemuan ilmiah lainnya yang ada
kaitannya dengan profesi bimbingan.
C.
Pengembangan Sarana TK
Pengembangan sarana
dimaksudkan agar secara bertahap dapat diwujudkan sarana dan prasarana
penunjang layanan bimbingan secara memadai. Secara terus menerus mengembangkan
sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan serta
kemampuan yang ada.
D.
Kompleksitas Pengembangan Kurikulum
Pengembangan
kurikulum pada hakikatnya sangat kompleks karena banyak faktor yang terlibat di
dalamnya. Tiap kurikulum didasarkan atas asas-asas tertentu, yakni:
1.
Asas
filosofis, yang pada hakikatnya
menentukan tujuan umum pendidikan.
2.
Asas
sosiologis yang memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan dipelajari
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3.
Asas organisatoris yang
memberikan dasar-dasar dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu disusun,
bagaimana luas dan urutannya.
4.
Asas psikologis yang
memberikan prinsip-prinsip tentang perkembangan anak dalam berbagai aspek serta
caranya belajar agar bahan yang disediakan dapat dicernakan dan dikuasai oleh
anak sesuai dengan taraf perkembangannya.
Semua
asas-asas itu sendiri cukup kompleks dan selain itu dapat mengandung hal-hal
yang saling bertentangan, sehingga harus diadakan pilihan. Tiap pilihan akan
menghasilkan kurikulum yang berbeda-beda, walaupun hanya mengenai salah satu
asas.
Falsafah
yang berbeda-beda, religius atau sekuler, demokratis atau otoriter, akan
mempunyai tujuan tersendiri dan menentukan bahan pelajaran yang khas untuk
mewujudkan tujuan itu.
Demikian
pula masyarakat yang berbeda, masyarakat industri atau agraris, masyarakat
modern atau tradisional, daerah pegunungan atau pantai, kota metropolitan atau
daerah pertanian, masing-masing akan berbeda kurikulumnya agar relevan dengan
kebutuhan masyarakat itu.
Demikian
pula kurikulum yang organisasinya bersifat subject-centered
yakni disusun menurut mata pelajaran yang terpisah-pisah akan berbeda sekali
dengan kurikulum terpadu yang mengintegrasikan bahan pelajaran tanpa
menghiraukan batas-batas disiplin ilmu.
Akhirnya
pilihan psikologi belajar, apakah teori asosiasi atau teori Gestalt, apakah
yang menginginkan hasil belajar yang uniform ataukah memberi kebebasan kepada
anak berkembang secara individual akan menghasilkan kurikulum dan lingkungan
belajar yang berlainan sekali. Maka dalam pengembangan kurikulum setiap pilihan
mempunyai konsekuensi yang besar karena mempengaruhi kehidupan dan masa depan
ribuan bahkan jutaan anak didik dan dengan demikian masa depan bangsa. Kiranya
tiap pengembang kurikulum, khususnya yang memberikan keputusan akhir menyadari
konsekuensi keputusannya khususnya dalam soal pembaharuan atau perombakan total
kurikulum lama dengan menggantikannya dengan yang baru yang belum diuji-cobakan
dengan cermat. Memperbaharui kurikulum secara nasional dengan sikap coba-coba
mempunyai resiko besar yang kiranya perlu dibatasi.
Selain
asas-asas, tiap kurikulum mempunyai sejumlah komponen yang saling berkaitan
erat dan karena itu dapat dikatakan mempunyai suatu struktur. Asas-asas
kurikulum bertalian dengan struktur kurikulum. Seperti kita lihat tujuan
pendidikan ditentukan berdasarkan falsafah Bangsa dan Negara. Namun dalam
pengolahannya selanjutnya, yakni menganalisis tujuan umum menjadi tujuan yang
lebih spesifik sehingga dapat diterjemahkan ke dalam kegiatan-kegiatan belajar
memerlukan proses tertentu yang bertalian dengan struktur kurikulum. Tujuan itu
harus mempunyai isi atau bahan tertentu yang diharapkan akan dikuasai anak melalui
proses belajar-mengajar. Jadi penerapan
komponen-komponen struktur kurikulum diperlukan untuk menuangkan keputusan-keputusan
yang diambil tentang asas-asas kurikulum ke dalam bentuk kurikulum yang akan
menjadi pegangan bagi guru dalam kegiatan-kegiatan sekolah.
E.
Urutan Komponen dalam
Pengembangan Kurikulum
Biasanya dalam pengembangan
kurikulum secara teoritis mulai dengan merumuskan tujuan kurikulum, diikuti
oleh penentuan atau pemilihan bahan pelajaran, proses belajar-mengajar, dan
alat penilaiannya. Jadi dapat digambarkan sebagai berikut:
Namun ada yang menganjurkan
agar segera setelah dirumuskan tujuan disusun alat evaluasinya, kemudian bahan
dan proses belajar-mengajarnya.
Ada pula yang mulai dengan
melihat bahan yang akan dipelajari, sering dengan berpedoman pada buku pelajaran
yang dianggap serasi. Sesudah itu baru ditentukan tujuan yang akan dicapai
berdasarkan bahan itu. Akhirnya dipikirkan proses belajar-mengajar dan cara
penilaiannya.
Dalam praktek biasanya semua
unsur itu dipertimbangkan tanpa urutan yang pasti. Sekalipun telah dimulai
dengan perumusan tujuan, masih ada kemungkinan perubahan atau tambahan setelah
mempelajari bahan yang dianggap perlu diberikan. Jadi dalam proses
pengembangannya tampak proses interaksi menuju perpaduan dan penyempurnaan.
BAB
III
KESIMPULAN
Program pembinaan dan pengembangan personil bertujuan agar para
guru/pembimbing sebagai pelaksana dan bimbingan memiliki kompetensi.
Program pembinaan dan pengembangan personil dirancang sedemikian
rupa sehingga setiap kegiatan pembinaan mempunyai dampak yang positif bagi para
guru yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
1995. Program Kegiatan Belajar TK. Depdikbud: Jakarta
2.
Nasution S, 1993, Pengembangan Kurikulum, PT. Citra
Aditya: Bandung