ARTIKEL MULTIPLE INTELLIGENCES KECERDASAN MAJEMUK | Delapan Kecerdasan Dasar| KECERDASAN MAJEMUK| DELAPAN CARA BELAJAR

MULTIPLE INTELLIGENCES
KECERDASAN MAJEMUK




Delapan Kecerdasan Dasar            

                Masyarakat selama delapan puluh tahun terakhir ini telah beranggapan bahwa hal yang disebut “kecerdasan” itu dapat diukur secara obyektif dan dapat dinyatakan kedalam angka atau nilai yang disebut “IQ”. Namun setelah delapan puluh tahun setelah dikembangkannya alat tes kecerdasan yang pertama tersebut, psikolog Harvard, Howard Gardner beranggapan bahwa pengertian kecerdasan diatas terlalu sempit. Sebagai gantinya dikemukakannya delapan kecerdasan dasar, yang disebut teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelegences) yang berusaha untuk memperluas lingkup potensi manusia melampaui batas nilai IQ.
                Gardner memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas menjadi delapan kategori yang komprehensif atau delapan “kecerdasan dasar”.
-          Kecerdasan Linguistik
Kemampuan menggunakan kata secara efektif  baik lisan (misal, pendongeng, orator, atau politisi), maupun tulisan (sastrawan, penulis drama, editor, wartawan).
-          Kecerdasan Matematis Logis
Kemampuan menggunakan angka  dengan baik (misal, ahli matematika, akuntan, ahli statistik), dan melakukan penalaran yang benar (misal, ilmuwan, pemrogram komputer, ahli logika). Kecerdasan ini meliputi  kepekaan pada pola dan hubungan logis, pertanyaan dan dalil (jika, sebab-akibat), fungsi logis, dan abstraksi lain.
-          Kecerdasan spasial
Kemampuan mempersepsi dunia spasial-ruang (kemampuan persepsi ruang) secara akurat (misal, pemburu, pramuka) dan menstransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut (misal, dekorator, arsitek, seniman, penemu). Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antar unsur tersebut, termasuk membayangkan dan mempresentasikan ide secara visual atau spasial.
-          Kecerdasan Kinestetis Jasmani
Kemampuan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan ide atau perasaan (misal, aktor, atlet, penari) dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu (misal, ahli bedah, perajin, pematung, mekanik). Kecerdasan ini juga meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, kemampuan menerima rangsangan dan hal-hal yang berkaitan dengan sentuhan.
-          Kecerdasan Musikal
Kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsi (misal, sebagai penikmat musik), membedakan (misal, kritikus musik), mengubah (komposer) dan mengekspresikan (penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titinada, melodi, warna nada atau warna suara suatu lagu.
-          Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak isyarat, kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal, dan kmampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu (misal mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuatu).
-          Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampun memahami diri yang akurat(kekuatan, keterbatasan diri), kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, tempramen, keinginan, berdiplin diri serta menghargai diri.
-          Kecerdasan Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkategorikan species-flora dan fauna-di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya ( misal, formasi awan dan gunung-gunung), sedang bagi mereka yang dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda hidup-tidak hidup, seperti mobil, kaset dan sampul CD.


TABEL RINGKASAN TEORI

KECERDASAN MAJEMUK


KECERDASAN

KOMPONEN INTI

SISTEM SIMBOL

KONDISI AKHIR

TERBAIK

LINGUISTIK

Kepekaan pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa
Bahasa fonetis (misal bahasa Indonesia)
Penulis, orator (Misal Hellen Keller, Sapardi Joko Damono)
MATEMATIS-LOGIS
Kepekaan mencerna pola-pola logis atau numeris, mengolah alur pemikiran yang panjang
Bahasa-bahasa komputer
Ilmuwan, ahli matematika (Misal Blaise Pascal, BJ. Habibie)

SPASIAL

Kepekaan mempersepsi (merasakan) dunia ruang secara akurat dan mentransformasikan persepsi awal
Bahasa ideografis (misal, bahasa tulisan Cina)
Seniman, arsitek (misal, Garin Nugroho, Joko Pekik)
KINESTETIS-JASMANI
Kemampuan mengontrol gerak tubuh dan mengelola obyek
Bahasa isyarat, huruf braille
Penaru, atlet, pematung (misal, Susi Susanti, Gusmiati Said)

MUSIKAL

Kemampuan mencipakan dan mengekspresikan irama, pola titnada, warna nada, presiasi bentuk-bentuk ekspresi musical
Sistem notasi musik, kode Morse
Komposer dan penyanyi (misal, Stevie Wonder, Adie MS)

INTERPERSONAL

Kemampuan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan keinginan orang lain
Simbol-simbol sosial (misal, ekspresi, isyarat)
Konselor dan pemimpin politik (misal, Nelson Mandela, Mahatma Gandhi)

INTRAPERSONAL

Memahami perasaan sendir dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri
Simbol diri (misal dalam mimpi dan karya seni)
Psikoterapis, pemimpin keagamaan (misal, Sigmund Freud, Sidharta Gautama)

NATURALIS

Keahlian membedakan species, memetakan hubungan antar species, baik formal maupun informal
Sistem klasifikasi spesies, peta habitat
Peneliti alam, ahli biologi, aktivis binatang (misal Charles Darwin, E.O Wilson)



Penerapan Pembelajaran Kecerdasan Majemuk


                Untuk menerapkan suatu model pembelajaran di lingkungan sekolah, kita terlebih dulu harus menerapkan model tersebut pada diri kita sendiri. Sulit tentunya untuk dapat menerapkan model tersebut pada anak didik apabila kita tidak memiliki pemahaman empiris terhadap teori tersebut. Oleh karena itu langkah penting pertama adalah menilai sifat dan kualitas kecerdasan majemuk kita sendiri serta mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.
                Teori kecerdasan majemuk adalah model yang sangat tepat, baik untuk melihat kekuatan mengajar maupun untuk melihat wilayah-wilayah yang harus diperbaiki. Mungkin anda akan menghindar jika harus menggambar di papan tulis atau enggan menggunakan bahan-bahan yang sangat grafis dalam presentasi karena kecerdasan spasial anda belum cukup dikembangkan dalam hidup anda.
                Gunakan teori kecerdasan majemuk untuk mempelajari gaya mengajar anda dan melihat bagaiman gaya tersebut bersesuaian dengan delapan kecerdasan, meskipun anda tidak harus menjadi ahli dari delapan kecerdasan tersebut. Mungkin anda perlu tahu bagaimana cara menggunakan sumber-sumber daya dalam kecerdasan yang biasanya anda hindari di kelas. Beberapa cara menggunakan sumber-sumber kecerdasan tersebut antara lain adalah;

-          Meminta bantuan teman yang ahli
Jika anda kehabisan akal untuk mengajar di kelas menggunakan musik karena kecerdasan musikal anda kurang berkembang, coba minta bantuan pada teman anda yang berbakat dalam bidang musik atau guru musik sekolah. Pada sekolah yang mengembangkan kecerdasan majemuk siswa, tim pengajar yang ideal meliputi para ahli pada kedelapan kecerdasan, dalam arti setiap anggota memiliki perkembangan yang tinggi pada kategori kecerdasan yang berbeda-beda.

-          Meminta bantuan siswa
Siswa sering memberikan solusi dan menunjukkan kemahiran di wilayah tertentu  yang kurang  dikuasai  pendidik. Misal, mungkin  siswa dapat menggambar di papan tulis, memainkan musik latar bagi kegiatan belajar atau berbagi pengetahuan atau pengalaman tentang flora atau fauna, jika anda canggung atau kurang mampu melakukannya sendiri.

-          Menggunakan teknologi yang ada
Gunakan sumber daya teknis sekolah untuk menyediakan informasi yang tidak dapat anda berikan sendiri. Misal, anda dapat menggunakan CD musik bila kecerdasan musik anda kurang memadai, pemutar video/slide bila anda bukan pengajar yang berorientasi pada gambar, kalkulator dan perangkat lunak komputer yang memrogram sendiri untuk mengimbangi kelemahan anda di wilayah metematis-logis, dan lain sebagainya.

                Cara terakhir untuk mengatasi masalah kecerdasan yang kelihatannya menjadi “titik lemah”  dalam hidup anda adalah melalui proses pemupukan secara seksama atau melalui pengembangan secara pribadi kecerdasan-kecerdasan tersebut.


Kecerdasan Majemuk Siswa


                Setiap anak memiliki kedelapan kecerdasan dan dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai tingkat kompetensi yang cukup tinggi. Namun mereka mulai tampak menunjukkan perilaku yang disebut Howard Gardner sebagai “kecenderungan” (atau inklinasi) terhadap kecerdasan tertentu sejak usia yang masih sangat muda. Saat menginjak usia sekolah, anak-anak mungkin mengembangkan cara belajar lebih banyak menggunakan salah satu kecerdasan dibanding kecerdasan yang lain. Walaupun jangan dilupakan bahwa kebanyakan siswa mempunyai kelebihan di beberapa wilayah tertentu dan jangan sampai seorang siswa hanya dibatasi hanya dalam satu wilayah kecerdasan tertentu saja.

DELAPAN CARA BELAJAR


KECENDERUNGAN

YANG DIMILIKI

SISWA :

CARA

BERPIKIR

 

KEGEMARAN


KEBUTUHAN

LINGUISTIK

Melalui kata-kata
Membaca, menulis, bercerita, bermain, permainan kata
Buku, alat rekam, alat tulis, kertas, buku harian, dialog, diskusi, debat, cerita
MATEMATIS-LOGIS
Melalui penalaran
Bereksperimen, tanya jawab, pemecahan teka-teki logis, berhitung
Bahan-bahan untuk eksperimen, materi sains, kunjung ke musium pengetahuan

SPASIAL

Melalui kesan dan gambar
Mendisain, menggambar, membayangkan, mencorat-coret
Seni, LEGO, video, film, game imajinasi, labirin , buku teka-teki, kunjungan ke musium seni
KINESTETIS-JASMANI
Melalui sensasi somatis
Menari, berlari, melompat, membuat bangunan, meraba, menggerakkan isyarat tangan
Bermain drama, olah raga atau permainan fisik, pengalaman yang berhubungan dengan indera peraba

MUSIKAL

Melalui irama dan melodi
Bernyanyi, bersiul, bersenandung, mengetuk-ngetukkan tangan/kaki, mendengarkan
Waktu bernyanyi bersama, kunjungan kekonser musik, alat musik

INTERPERSONAL

Dengan cara melemparkan gagasan kepada orang lain
Memimpin, mengorganisasi, menghubungkan, menebar pengaruh, menjadi mediator, berpesta
Teman permainan, pertemuan sosial, perlombaan, perkumpulan penasihat atau magang

INTRAPERSONAL

Berhubungan dengan kebutuhan, perasaan, cita-cita
Menyusun tujuan, bermeditasi, melamun, merencanakan, merenung
Tempat rahasia, waktu menyendiri, proyek yang direncanakan, pilihan

NATURALIS

Melalui alam dan pemandangan alam
Bermain dengan binatang piaraan, berkebun, meneliti alam, memelihara binatang, peduli lingkungan
Akses ke alam, kesempatan berinteraksi dengan binatang, alat untuk meneliti alam (kaca pembesar, teropong, dll.)


Mengajarkan Kecerdasan Majemuk Kepada Siswa


                Salah satu aspek yang paling bermanfaat dari teori kecerdasan majemuk adalah bahwa teori ini dapat dijelaskan kepada siswa sekurang-kurangnya lima menit atau dapat dijelaskan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga mereka kemudian dapat menggunakan kosa kata kecerdasan majemuk untuk membahas cara belajar mereka. Adapun kedelapan kecerdasan dihubungkan dengan penjelasan-penjelasan yang tidak asing baik bagi orang-orang tua maupun muda; kata, angka, gambar, tubuh manusia, orang-orang, diri sendiri, dan alam.
                Cara untuk menjelaskan teori kecerdasan majemuk tentu bergantung pada besar kecilnya kelas, tingkat perkembangan dan latar belakang siswa, serta jenis sumber daya pengajaran yang tersedia. Namun cara yang paling sederhana adalah dengan sekedar menjelaskan pada mereka.
                Cara ini bisa dimulai dengan mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, “Siapa yang merasa paling cerdas?”. Disini akan ditemukan korelasi terbalik, semakin rendah tingkatan kelas akan semakin banyak siswa yang mengangkat tangan, sedang pada kelas yang lebih tinggi  akan semakin sedikit siswa yang mengangkat tangan. Neil Postman, seorang profesor dari Universitas New York memberikan suatu ilustrasi berupa ungkapan,”Anak datang ke sekolah sebagai tanda tanya dan lulus sebagai tanda titik”. Apa yang kita lakukan selama mereka di sekolah sehingga mereka merasa bukan orang yang cerdas? Terlepas dari jumlah siswa yang mengangkat tangan, sangat penting untuk kemudian memberi pengertian yang intinya menjelaskan pada siswa bahwa mereka semua cerdas dan cerdas tidak hanya dalam satu bidang.
                Berikut ini adalah contoh dari istilah-istilah dan pertanyaan-prtanyaan sederhana untuk setiap kecerdasan:
-          Kecerdasan Linguistik.  Cerdas Berbahasa
-          “Siapa yang dapat berbicara?” (“Baik, untuk dapat berbicara, kalian harus menggunakan kata-kata. Berarti kalian semua cerdas berbahasa!”)
-          “Siapa yang dapat menulis?” (“Kalian menggunakan kata-kata, sekali lagi, berarti kalian semua cerdas berbahasa!”)
-          Kecerdasan Matematis-Logis. Cerdas Angka atau Cerdas Logika
-          “Siapa yang dapat mengerjakan soal matematika?”
-          “Siapa yang bisa melakukan eksperimen ilmiah?”
-          Kecerdasan Spasial. Cerdas Gambar
-          Siapa yang suka menggambar?”
-          Siapa yang dapat membayangkan sesuatu ketika memejamkan mata?”
-          Siapa yang senang menonton gambar yang bergerak di televisi, film, atau game?”
-          Kecerdasan Kinestetis-Jasmani. Cerdas tubuh, Cerdas Olah raga atau Cerdas Tangan
-          “Siapa yang suka olahraga?”
-          “Siapa yang senang membuat sesuatu dengan tangan, seperti model atau konstruksi mini?”
-          Kecerdasan Musik. Cerdas Musik
-          “Siapa yang senang mendengarkan musik?”
-          “Siapa yang pernah memainkan alat musik atau menyanyikan lagu?”
-          Kecerdasan Interpersonal. Cerdas Bergaul
-          “Siapa yang memiliki sekurang-kurangnya satu teman?”
-          “Siapa yang senang bekerja dalam kelompok, setidaknya selama di sekolah?”
-          Kecerdasan Intrapersonal. Cerdas Diri
-          Siapa yang memiliki tempat rahasia atau tempat khusus saat menyendiri?”
-          “Siapa yang senang  beerja sendiri, setidaknya selama disekolah?”
-          Kecerdasan Naturalis. Cerdas Alam
-          “Siapa  yang senang berada di alam terbuka?”
-          “Siapa yang senang memelihara binatang atau senang menghabiskan waktu bersama binatang?”
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan perkembangan
jaman.  Namun pada prinsipnya pertanyaan-pertanyaan tersebut dipastikan merangkul semua siswa dan memberi kesempatan bagi seluruh siswa untuk melihat diri mereka cerdas. Dan model ini adalah model belajar yang tidak dimaksudkan untuk menentukan siapa yang dapat masuk ke dalam kelompok eksklusif tertentu, namun untuk menghargai seluruh potensi belajar anak. Sebaliknya, apabila  guru membrikan pertanyaan yang dapat menyisihkan sebagian anak dari pembicaraan, siap-siap saja mendengar jawaban,”Saya tidak perlu membaca buku ini karena saya sama sekali tidak pandai berbahasa!”
                Anda juga dapat memberi contoh kondisi yang disebut Gardner “kondisi akhir” kecerdasan, yakni orang-orang yang telah mengembangkan kecerdasan mereka sampai pada tingkat kecakapan yang tinggi. Contoh-contoh ini memberikan teladan inspirasi dan aspirasi bagi siswa. Ambil contoh orang-orang terkenal dan pahlawan dari dunia setiap siswa, seperti para penulis buku/novel terkenal untuk mencontohkan hasil dari Kecerdasan Bahasa; Ilmuwan besar yang dikenal siswa untuk Kecerdasan Angka/Logika; Pahlawan-pahlawan terkenal dari dunia olahraga dan film untuk Kecerdasan Kinestetis-Jamani; Pembawa acara talk show, politisi, untuk Kecerdasan Interpersonal; dan seterusnya.
                Model pengajaran ini tidak sekedar melalui penjelasan verbal sederhana, anda harus mengajarkan model tersebut dalam  kedelapan kecerdasan. Ada beberapa cara untuk memperkenalkan model atau menindaklanjuti pengantar lima-menit anda melalui kegiatan dan pengalaman tambahan seperti beberapa contoh di bawah ini.

                Hari Karier (Career Day). Apabila anda secara teratur mengundang warga masyarakat untuk bicara tentang pekerjaan dan keberhasilan mereka ke kelas anda, mulailah mengkondisikan kegiatan tersebut dalam kerangka kecerdasan majemuk. Misalnya mintalah seorang editor untuk berbicara tentang “kecerdasan bahasa” yang ia gunakan, atau seorang akuntan pajak untuk berbicara tentang “cerdas angka” yang ia gunakan untuk membantu orang lain, dan seorang arsitek untuk menceritakan tentang manfaat “cerdas gambar” atau “cerdas angka” dalam kariernya. Seorang atlet (cerdas tubuh), pemusik profesional (cerdas musik) dan kalangan profesional lainnya mungkin bisa menyusul. Namun harus diingat bahwa dalam setiap karier diperlukan keterlibatan beberapa kecerdasan dan hal tersebut perlu anda bahas bagaimana diperlukannya kombinasi yang unik dari beberapa kecerdasan dalam meraih suatu karier yang sukses. Seperti bagaimana “kecerdasan musik”  seorang musisi perlu dikombinasikan dengan “kecerdasan interpersonal” sewaktu pentas. Tentunya hal ini dapat anda diskuikan dengan para model agar dapat mereka terapkan dalam presentasi mereka.
               
Karya Wisata.  Ajaklah siswa berkarya wisata ketempat dimana setiap kecerdasan digunakan secara khusus dan berperan penting. Tempat-tempat tersebut bisa perpustakaan (cerdas bahasa), laboratorium sains (cerdas logika), usaha kerajinan (cerdas gambar dan tubuh) atau kebun binatang (cerdas alam) dan tempat-tempat lainnya. Dengan melihat kecerdasan-kecerdasan tersebut dalam penerapan di lapangan, akan memberikan gambaran yang jauh lebih banyak tentang “kehidupan nyata” yang lebih akurat tentang manfaat teori kecerdasan majemuk dibandingkan apa yang selama ini mereka dapatkan di kelas.
               
Biografi. Mintalah siswa mempelajari kehidupan tokoh-tokoh terkenal yang memiliki kecenderungan pada satu atau lebih kecerdasan. Subyek studi dapat meliputi Chairil Anwar (cerdas bahasa), Albert Einstein (cerdas logika), Ir. Soekarno (cerdas bergaul) dan tokoh-tokoh lainnya. Penting untuk memastikan bahwa tokoh-tokoh yang dipelajari dapat mewakili latar belakang kultural, ras, gender dan etnis siswa.
               
Pengalaman Empiris yang Praktis. Satu cara empiris memperkenalkan teori kecerdasan majemuk adalah meminta siswa melakukan delapan kegiatan yang masing-masing difokuskan pada penggunaan satu kecerdasan tertentu. Misalnya anda dapat meminta siswa menulis (“menulis puisi pendek”), mengerjakan soal matematika(“berapa jam sejuta detik”), refleksi diri (tutup matamu dan pikirkan pengalaman paling indah dalam hidupmu-dan kamu tidak perlu menceritakannya pada siapapun”) dan sebagainya. Seseuaikan kegiatan dengan tingkat kemampuan siswa dengan memilih kegiatan terbuka yang dapat dilakukan semua siswa dan menyediakan modifikasi bagi siswa yang tidak dapat melakukannya. Dan jangan lupa untuk sedapat mungkin menghubungkan satu kegiatan dengan satu atau lebih kecerdasan.

 Gambar atau Poster Dinding. Apabila anda mengunjungi sekolah di Amerika Serikat, anda mungkin akan mendapati poster Albert Einstein di dinding. Mungkin karena Einstein menggunakan beberapa kecerdasan majemuk dalam pekerjaan-pekerjaannya, diantaranya kecerdasan spasial, kinestetis dan matematis logis walaupun Einstein memiliki hambatan khusus yaitu kesulitan belajar. Namun daripada kita hanya memajang poster Einstein, lebih baik bila kita memasang delapan poster yang berbeda, dimana masing-masing poster mempresentasikan seorang tokoh yang secara khusus memiliki kecenderungan pada salah satu kecerdasan.

Rak Pameran. Pamerkan hasil karya siswa yang dibuat di sekolah dengan menggunakan salah satu kecerdasan. Contoh karya ini bisa berupa esai, cerita atau puisi (cerdas bahasa), program komputer (cerdas logika), lukisan (cerdas gambar) dan lain sebagainya.Hasil karya ini dapat dipamerkan secara bergiliran agar setiap siswa memiliki kesempatan yang sama  untuk mempresentasikan prestasi mereka. Dan jangan lupa untuk memberikan label yang bertuliskan kecerdasan atau kumpulan kecerdasan yang dibutuhkan untuk menghasilkan karya tersebut.

Meja Kecerdasan Majemuk. Sediakan  delapan meja dalam kelas, dimana setiap meja diberi label satu kecerdasan tertentu. Letakkan kartu yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa di atas meja. Misalnya, tugas matematika untuk di meja cerdas angka, tugas menulis di meja cerdas berbahasa, tugas menyusun bangunan di meja cerdas tubuh, tugas pengamatan hewan atau tumbuhan di meja cerdas alam, dan seterusnya. Perintahkan siswa agar memilih meja yang mewakili kecerdasan mereka yang dirasa paling berkembang, namun jangan diberitahukan tentang tugasnya, karena nanti mereka akan memilih berdasar tugasnya, bukan berdasar kecerdasan yang dirasa paling berkembang. Beri mereka waktu yang terbatas dalam mengerjakan suatu tugas dan beri tanda tertentu saat waktunya habis dan perintahkan mereka untuk langsung pindah kemeja berikutnya, yang arah perpindahannya ditentukan, searah jarum jam misalnya. Lanjutkan hingga semua siswa menjalankan seluruh tugas. Bicarakan kecenderungan pilihan mereka dan hubungkan tugas masing-masing dengan suatu kecerdasan tertentu.

Cerita, Lagu dan Drama Kecerdasan Majemuk. Berkreasilah dengan membuat lagu, cerita atau drama ciptaan sendiri untuk mengajarkan gagasan kecerdasan majemuk (anda dapat dibantu siswa). Misalnya anda dapat membuat cerita tentang delapan orang anak yang setiap anak memiliki satu keunggulan dalam satu kecerdasan, namun mereka tidak selalu rukun. Hingga suatu ketika mereka terjebak disuatu petualangan yang mengharuskan mereka berkelana dari satu pulau ke pulau yang lainnya. Disetiap pulau mereka menghadapi tantangan  yang membutuhkan penggunaan suatu kecerdasan tertentu. Misal, di satu pulau mereka diharuskan berkomunikasi dengan bernyanyi, maka anak yang cerdas musik memimpin mereka melalui daerah tersebut. Ketika didaerah lain mereka terjatuh ke dalam sebuah lubang, anak yang cerdas tubuh mengeluarkan anak yang lain, dan demikian seterusnya hingga setiap kecerdasan “terwakili”. Diakhir cerita mereka dapat selamat berkat kerjasama mereka dalam memanfaatkan kecerdasan masing-masing anak. Cerita ini dapat digunakan sebagai ilustrasi bahwa kita harus menghormati dan menemukan cara untuk mensyukuri bakat dan kemampuan unik setiap anak. Cerita ini dapat ditampilkan dalam bentuk drama, musik, pertunjukkan boneka atau bentuk kesenian lainnya.

               
Kecerdasan Majemuk dan Pengembangan Kurikulum

                Sumbangan terbesar teori Kecerdasan Majemuk bagi bidang pendidikan adalah saran bagi guru untuk memperluas perbendaharaan teknik, alat dan strategi daripada sekedar teknik, sarana, dan strategi linguistik dan logis yang umum dijumpai dan mendominasi sekolah-sekolah yang ada. Dalam konteks ini, teori kecerdasan majemuk berfungsi tidak hanya sebagai penyeimbang bagi ketimpangan dalam pengajaran, tapi juga sebagai “metamodel” untuk mengelola dan mempersatukan semua inovasi kependidikan yang pernah diupayakan dalam mengatasi masalah pendekatan proses belajar yang terlalu sempit ini. Dengan demikian teori ini memungkinkan disusunnya kurikulum yang merangsang dalam ruang lingkup luas untuk “membangunkan” otak yang terlelap-yang dikhawatirkan terjadi disekolah-sekolah kita.
                Model pendidikan alternatif kontemporer pada dasarnya adalah sistem kecerdasan majemuk dengan terminologi yang berbeda  (dan dengan tingkat penekanan yang bervariasi untuk setiap kecerdasan). Belajar kelompok misalnya, memberi penekanan terbesar pada kecerdasan interpersonal meskipun kegiatan-kegiatan spesifik didalamnya dapat juga melibatkan siswa dalam kecerdasan-kecerdasan lainnya. Pada dasarnya teori kecerdasan majemuk meliputi hal-hal yang selalu dilakukan seorang guru yang baik dalam proses mengajarnya, menggugah pikiran siswa tanpa terpaku pada teks dan papan tulis.
                Guru dikelas yang menggunakan teori kecerdasan majemuk sangat berbeda dengan guru di kelas linguistik tradisional. Di kelas tradisional, guru mengajar sambil berdiri didepan kelas, menulis dipapan tulis, bertanya pada murid tentang teks bacaan atau diktat, dan menunggu sementara murid menyelesaikan pekerjaan tertulis mereka. Dikelas kecerdasan majemuk, guru selalu mengubah metode presentasi; mulai dari metode linguistik ke metode spasial, lalu ke metode musik dan seterusnya, kerap mengkombinasikan berbagai kecerdasan secara kreatif.
                Guru kecerdasan majemuk dapat saja mempergunakan sebagian waktu mengajarnya dengan menulis di papan tulis dan menguraikan di depan kelas panjang-lebar. Bagaimanpun juga ini adalah teknik yang sah, pemasalahannya adalah bila metode ini terlalu sering digunakan. Guru kecerdasan majemuk, sebagai tambahannya juga membuat gambar dipapan tulis atau memutar gambar video untuk menjelaskan suatu gagasan. Mereka juga sering memutar musik pada waktu-waktu tertentu selama belajar. Selain itu, guru kecerdasan majemuk juga menawarkan pengalaman yang distimulasi gerak tubuh, yang mengajak siswa untuk bangkit bergerak, maupun mengedarkan suatu artifek keseluruh kelas agar materi yang diajarkan terasa nyata, juga membangun interaksi antar siswa (misal, berpasangan, atau membuat kelompok kecil dan besar); ia juga menghubungkan pengalaman pribadi dan perasaan mereka dengan materi yang dipelajari dan jika mungkin mengadakan kesempatan belajar bersama yang dilakukan di alam terbuka.
                Meski demikian, ada sejumlah metode pengajaran dalam teori pengajaran dalam teori kecerdasan majemuk yang jauh melampaui model pengajaran tradisional yang sekedar menempatkan guru sebagai pemberi kuliah/uraian.Daftar berikut merupakan tinjauan teknik dan materi yang lebih luas, meskipun belum lengkap, yang dapat diterapkan dalam pengajaran melalui kecerdasan majemuk.


-          Kecerdasan Linguistik
-          Kuliah/uraian
-          Diskusi kelompok besar/kecil
-          Buku-buku umum
-          Kertas kerja
-          Buku pedoman
-          Curah gagasan
-          Kegiatan menulis
-          Permainan kata-kata
-          Waktu berbagi rasa
-          Pidato siswa
-          Bercerita
-          Kaset dan buku bersuara
-          Bicara didepan umum secara spontan
-          Debat
-          Menulis jurnal
-          Deklamasi
-          Membaca didepan kelas
-          Menghafalkan kata-kata linguistik
-          Menggunakan program pengolah kata
-          Publikasi (misal membuat majalah dinding)

-          Kecerdasan Matematis-Logis

-          Soal-soal metematika dipapan tulis

-          Pertanyaan ala Socrates
-          Demonstrasi ilmiah
-          Latihan pemecahan masalah logis
-          Klasifikasi dan kategorisasi
-          Menciptakan kode
-          Game dan teka-teki logika
-          Kalkulasi dan kuantitatif
-          Bahasa pemrograman komputer
-          Penalaran ilmiah
-          Presentasi suatu topik dengan urutan logis
-          Latihan peregangan kognitif Piagetian
-          Heuristik
-          Kecerdasan Spasial
-          Grafik, diagram, peta
-          Visualisasi
-          Fotografi
-          Video,slide dan film
-          Labirin dan teka-teki visual
-          Kotak perangkat konstruksi 3 dimensi
-          Apresiasi seni
-          Pembacaan cerita imajinatif
-          Metafora gambar
-          Berkhayal kreatif
-          Melukis, kolase dan seni visual lain
-          Sketsa gagasan
-          Latihan berfikir visual
-          Simbol grafis
-          Pemetaan pikiran dan pemetaan visual lain
-          Software grafis komputer
-          Mencari pola visual
-          Ilusi optik
-          Penggunaan warna
-          Kegiatan yang membangkitkan kesadaran visual
-          Software lukis-dan-gambar/software merancang dengan bantuan komputer
-          Pengalaman melek gambar
-          Kecerdasan Kinestetis-Jasmani
-          Gerakan kreatif
-          Hands-on thinking
-          Karya wisata
-          Pantomim
-          Teater kelas
-          Game yang kooperatif dan kompetitif
-          Latihan kesadaran fisik
-          Semua bentuk kegiatan yang distimulasi gerak tubuh
-          Kerajinan
-          Peta tubuh
-          Penggunaan imajinasi kinestetis
-          Memasak, berkebun, dan kegiatan-kegiatan “yang menyibukkan” lainnya
-          Mengutak-atik barang
-          Virtual reality software
-          Konsep kinestetis jasmani
-          Kegiatan pendidikan jasmani
-          Penggunaan bahasa tubuh/isyarat tangan untuk berkomunikasi
-          Materi-materi dan pengalaman yang berkenaan dengan indera perasa (taktil)
-          Latihan-latihan relaksasi fisik
-          Respon tubuh
-          Kecerdasan Musik
-          Konser musik
-          Bernyanyi, bersenandung, bersiul
-          Memainkan lagu rekaman
-          Memainkan lagu dengan piano, gitar atau alat musik lainnya
-          Bernyanyi bersama
-          Musik suasana
-          Apresiasi musik
-          Bermain perkusi
-          Menggunakan musik latar
-          Menghubungkan nada-nada lama dengan konsep tertentu
-          Diskografi
-          Menciptakan melodi baru untuk suatu konsep tertentu
-          Mendengarkan imajinasi musik dari dalam diri
-          Software musik
-          Musik “super memori”
-          Kecerdasan Interpersonal
-          Kerja kelompok
-          Interaksi interpersonal
-          Menengahi koflik
-          Mengajari teman sekelas
-          Game dengan papan permainan
-          Tutorial antar angkatan
-          Sesi curah gagasan dalam kelompok
-          Berbagi rasa dengan teman sekelas
-          Kegiatan kemasyarakatan
-          Magang
-          Simulasi
-          Perkumpulan akademis
-          Software interaktif
-          Pesta atau pertemuan belajar sebagai sarana belajar
-          Kecerdasan Intrapersonal
-          Belajar sendiri/mandiri
-          Momentum mengekspresikan perasaan
-          Pengajaran yang disusun sendiri
-          Game dan kegiatan individual
-          Ruang belajar pribadi
-          Sesi refleksi satu menit
-          Pusat minat
-          Hubungan materi pelajaran dengan kehidupan pribadi
-          Alternatif pilihan untuk pekerjaan rumah
-          Waktu memilih
-          Pengajaran-sendiri terencana
-          Terbuka untuk kurikulum yang membangkitkan inspirasi atau motivasi
-          Kegiatan yang mendukung penghargaan diri sendiri
-          Mengumpulkan jurnal
-          Sesi perumusan tujuan
-          Kecerdasan Naturalis
-          Jalan-jalan di alam terbuka
-          Akuarium, terarium dan ekosistem portabel lain
-          Berkebun
-          Membawa binatang peliharaan ke kelas
-          Video, film dan film bioskop tentang alam
-          Peralatan studi alam (teropong, teleskop, mikroskop)
-          Studi ekologi
-          Stasiun cuaca kelas
-          Tanaman sebagai dekorasi
-          Belajar dengan melihat ke luar jendela



RINGKASAN DELAPAN CARA MENGAJAR

KECERDASAN
CONTOH KEGIATAN MENGAJAR
CONTOH BAHAN/ALAT MENGAJAR
STRATEGI PENGAJARAN

LINGUISTIK

Uraian, diskusi, permainan kata, bercerita, deklamasi, menulis jurnal
Buku, tape recorder, mesin keti, beberapa set stempel, buku kaset
Membacanya, menuliskannya,membicarakannya, mendengarkannya
METEMATIS-LOGIS
Pengasah otak, pemecahan masalah, eksperimen ilmiah, mencongak, permainan angka, berfikir kritis
Kalkulator, manipulasi matematika, perlengkapan sains, permainan matematika
Menghitungnya, berfikir kritis tentangnya, memasukkannya kedalam kerangka logis, eksperimen
SPASIAL
Presentasi visual, kegiatan seni, game imajinasi, pemetaan fikiran, metafora, visualisasi
Grafik, peta video, rangkaian konstruksi LEGO, bahan-bahan seni, ilusi optik, kamera, perpustakaan, gambar-gambar
Melihatnya, menggambarnya, memvisualisasikannya, mewarnainya, memetakannya
KINESTETIS-JASMANI
Hands-on learning, drama, olahraga yang mengandung materi pengajaran, kegiatan taktil (berkaitan dengan indera perasa), latihan relaksasi
Perlatan bangunan, tanah liat, peralatan olahraga, bahan belajar yang bisa diutak-atik
Membangunnya, menyentuhnya, merasa ingin membongkar-pasang terhadapnya, menarikannya
MUSIKAL
Pelajaran yang berirama, menari rap, menggunakan lagu yang mengandung materi pelajaran
Tape recorder, koleksi kaset, alat musik
Menyanyikannya, menarikannya dengan ketukan, mendengarkannya
INTERPERSONAL
Belajar kelompok, mengajari teman sekelas, ikut kegiatan masyarakat, pertemuan sosial, simulasi
Board game, perbekalan pesta, peralatan pentas
Mengajarkan bekerja sama, berinteraksi
INTRAPERSONAL
Pengajaran perorangan, belajar mandiri, kebebasan memilih pelajaran, pembentukan sikap penghargaan diri
Materi-materi yang berkenaan dengan diri, jurnal, bahan untuk menyelenggarakan proyek
Menghubungkan dengan kehidupan pribadi, membuat pilihan sesuai dengan proses, merefleksikannya
NATURALIS
Studi alam, kesadaran ekologis, kepedulian pada binatang
Tanaman, binatang, peralatan naturalis (mis. Teropong), alat berkebun
Menghubungkan dengan mahluk hidup dan fenomena alam

 
SAMPEL DELAPAN CARA MENGAJAR


KECERDASAN
SAMPEL GERAKAN KEPENDIDIKAN (KECERDASAN PRIMER)
SAMPEL KEMAMPUAN PRESENTASI GURU
SAMPEL KEGIATAN UNTUK MEMULAI PELAJARAN

LINGUISTIK

Kebahasaan menyeluruh
Mengajar dengan bercerita
Kalimat panjang di papan tulis
MATEMATIS-LOGIS
Berfikir kritis
Pertanyaan ala Socrates
Memunculkan paradoks logis
SPASIAL
Pengajaran seni yang terintegrasi
Konsep menggambar /memetakan-pikiran
Gambar-gambar yang asing ditampilkan lewat OHP
KINESTETIS-JASMANI
Hands-on Learning
Menggunakan gerak isyarat/ekspresi dramatis
Artefak misterius yang diedarkan ke seluruh kelas
MUSIKAL
“Suggestopedia
Menggunakan suara secara berirama
Sebait lagu yang dimainkan ketika siswa masuk ke kelas
INTERPERSONAL
Belajar kelompok
Secara dinamis berinteraksi dengan siswa lain
Bicara dengan teman sebangku dan mulai berbagi rasa
INTRAPERSONAL
Pengajaran Perseorangan
Menghadirkan perasaan dalam presentasi
“Tutp mata dan bayangkan saat kau…”
NATURALIS
Studi Ekologis
Menghubungkan materi pelajaran dengan fenomena alam
Membawa binatang atau tanaman yang menarik untuk membuka pembicaraan suatu topik

                Pendekatan terbaik dalam pengembangan kurikulam yang menggunakan teori kecerdasan mejemuk adalah dengan memikirkan cara menerjemahkan materi-materi yang akan diajarkan dari satu kecerdasan ke kecerdasan lainnya. Tujuh langkah berikut menawarkan satu cara menyusun rencana pelajaran atau unit kurikulum yang menggunakan teori kecerdasan majemuk sebagai kerangka penyusunannya:
1.       Memusatkan Perhatian pada Tujuan dan Topik Tertentu.Pastikan bahwa fokus program pengajaran dijabarkan secara jelas dan padat.
2.       Menjawab Pertanyaan Kunci Kecerdasan Majemuk. Rencanakan kurikulum untuk sasaran atau topik  tertentu. Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu memancing secara kreatif langkah-langkah selanjutnya.
3.       Mempertimbangkan Kemungkinan Lain. Carilah metode dan bahan/alat mengajar apa yang paling cocok dan kemudian carilah lagi kemungkinan-kemungkinan lain diluar yang sudah anda temukan, yang dapat diterapkan.
4.       Curah Gagasan. Buatlah daftar pendekatan pengajaran setiap kecerdasan sebanyak mungkin. Ketika membuat daftar pendekatan pengajaran ini, jabarkan topik yang anda tuju secara spesifik. Catat semua yang terlintas dalam benak anda, kemudian rumuskanlah sekurang-kurangnya 20 atau 30 gagasan dan minimal satu atau dua gagasan untuk tiap-tiap kecerdasan.
5.       Memilih Kegiatan yang Cocok. Dari gagasan-gagasan yang telah anda tulis di lembar perencanaan, lingkari pendekatan yang paling cocok dengan lingkungan pendidikan anda.
6.       Menyusun Rencana Pelajaran yang Berkesinambungan. Dengan pendekatan yang anda pilih, rancanglah rencana atau unit pelajaran seputar topik atau tujuan yang telah dipilih.
7.       Menjalankan Rencana. Kumpulkan materi-materi yang dibutuhkan, pilih pembagian waktu yang sesuai dan kemudian jalankan rencana pelajaran tersebut. Anda dapat memodifikasi rencana-rencana yang ada untuk menyisipkan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses penerapannya.


Kecerdasan Majemuk dan Lingkungan Kelas

                Selama ini kata “kelas” identik dengan gambaran suasana dimana siswa duduk dengan rapi di belakang meja menghadap kedepan, ke arah guru yang duduk di balik meja besar sambil mengkoreksi pekerjaan siswa atau berdiri di samping papan tulis menguraikan pelajaran pada siswa. Walaupun ini salah satu cara mengelola kelas, namu n ini bukanlah satu-satunya cara atau cara yang terbaik. Lingkungan kelas atau ekologi kelas, dapat anda tata ulang-jika anda mau-agar dapat mengakomodasi kebutuhan berbagai jenis pelajar.
                Teori kecerdasan majemuk menawarkan pola yang dapat digunakan para pendidik untuk melihat beberapa faktor ekologis yang penting dalam proses belajar. Tinjauan pada kedelapan kecerdasan akan menghasilkan beberapa pertanyaan berikut:
                Kecerdasan Linguistik
-          Bagaimana perkataan lisan digunakan di dalam kelas? Apakah kalimat yang digunakan oleh guru terlalu kompleks atau terlalu sederhana untuk tingkat pemahaman siswa, atau sudah sesuai?
-          Bagaiman siswa dihadapkan pada pertanyaan tertulis? Apakah kalimat-kalimat direpresetasikan  di dinding (melalui kutipan-kutipan atau poster)? Apakah tulisa-tulisan disajikan oleh sumber-sumber primer (misal, novel, surat kabar, dokumen sejarah) atau melalui buku teks dan buku kerja yang ditulis tim tertentu?
-          Apakah terlalu banyak “polusi linguistik” di kelas (siswa dihadapkan pada pengulangan yang terus menerus dan tugas yang banyak) atau siswa diberdayakan untuk mengembangkan materi-materi linguistik mereka sendiri?
Kecerdasan M