TEORI KONSUMSI EKONOMI
PRINSIP KONSUMSI
-
Konsumsi sering diartikan dengan kegiatan untuk
memanfaatkan/ menghabiskan suatu produk dalam rangka memenuhi
kebutuhan/keinginan.
-
Konsumsi merupakan
salah satu kegiatan ekonomi selain produksi dan distribusi.
-
Konsumsi terkait
dengan permintaan sedangkan produksi terkait dengan penawaran.
-
Semakin
tinggi tingkat peradaban/ modernitas, semakin tinggi pula kebutuhan /
keinginan. Dunia barat/ ilmu konvensional mengukur kesejahteraan dengan ukuran
material; sejauh mana kebutuhan/ keinginan manusia tercapai (yang sering
dijadikan ukuran adalah materi)
-
Perbedaan antara ilmu ekonomi
konvensional dan ekonomi Islam dalam hal Konsumsi
terletak pada cara pendekatannya
dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Islam tidak mengakui kegemaran materialistis semata dalam pola Konsumsi modern.
-
Etika
ekonomi Islam berusaha mengurangi kebutuhan (keinginan) luar biasa banyak (tak
terbatas) tentang materi, dengan kepentingan/ kepuasan peran
spiritual-batiniah.
-
Konsumsi dalam Islam
dikendalikan oleh lima prinsip;
a.
Prinsip keadilan
Makananyang dikomonsumsi hendaknya tidak membahayakan, bahkan memberi manfaat
lebih secara fisik dan spiritual. Seperti bangkai dan babi dilarang karena
membahayakan secara fisik, sedang binatang yang disembelih untuk persembahan
selain Allah, dilarang karena membahayakan secara spiritual.
b.
Prinsip kebersihan
Harus baik dan cocok untuk dimakan (diKonsumsi ), tidak kotor dan menjijikkan
c.
Prinsip kesederhanaan
Tidak berlebih-lebihan, sesuai dengan kebutuhan
d.
Prinsip kemurahan hati
Menyadari
bahwa dalam apa yang kita dapat merupakan pemberian/ kemurahan hati Allah Swt.
Sehingga perlu pula bermurah hati dengan membagi rizki tersebut dengan yang
lain (membutuhkan)
e.
Prinsip moralitas
Konsumsi yang dilakukan hendaknya juga memperhatikan peningkatan
kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual.
5.1. Prinsip-prinsip dan Faktor-faktor produksi dalam Islam
- Prinsip yang harus diperhatikan dalam
proses produksi adalah prinsip kesejahteraan ekonomi. Hal ini dicapai melalui
peningkatan manfaat yang dihasilkan dari proses produksi (a.l.bentuk, waktu,
tempat)
- Keunikan “kesejahteraan” dalam Islam tidak
hanya melihat dari sisi materil ‘uang’ saja, namun pada keseluruhan maqasid
syariah, yaitu kemaslahatan agama, jiwa, akal, keturunan/kehormatan, dan
harta.
- Konsep kesejahteraan Ekonomi Islam terdiri
dari bertambahnya pendapatan yang diakibatkan oleh meningkatnya produksi dari
hanya barang-barang yang berfaedah melalui pemanfaatan sumber-sumber daya
secara maksimum –baik manusia maupun benda- termasuk ikut sertanya jumlah
maksimum orang dalam proses produksi (Abdul Mannan,
1993)
- Sistem produksi islami dikendalikan oleh
kriteria objektif (tercermin dengan nilai uang yang dihasilkan) dan kriteria
subyektif (kesesuaian dengan syariah Islam/ Al-Qur’an dan Al-Hadist)
Bentuk operasional dari
prinsip-prinsip ini antara lain:
-
dilarang memproduksi barang
haram
-
dilarangnya bunga dan riba
-
dianjurkannya kerjasama
Faktor-faktor produksi;
1.
Tanah (land)/ Sumber daya (Material)
àSewa
2.
Modal / Uang (Money) àBunga / Bagi hasil
3.
Tenaga Kerja (Man) àUpah
4.
Keahlian (Skill) / Metode (Method)
àLaba
Faktor-faktor
produksi dalam Islam tidak berbeda dengan ilmu ekonomi konvensional, karena
perbedaan ekonomi Islam dan konvensional bukan pada ilmu ekonominya namun pada
filosofi ekonominya (Adiwarman, 2002).
Modal,
Bunga, dan Bagi hasil
Namun
perbedaan yang perlu mendapatkan perhatian khusus / unik adalah pada sumber
daya modal/ uang, karena dalam konvensional diberlakukan sistem bunga sebagai
imbalan modal. Sedang dalam system Islam imbalannya
didadasarkan adalah dengan bagi hasil (baik profit sharing, maupun revenue
sharing).
5.2.
Kurva biaya, penerimaan, dan efisiensi
produksi
-
Bunga akan mempengaruhi
(manaikkan) TC, karena pengakuan bunga sebagai biaya (sebagai bagian -menambah-
biaya tetap <FC>)
- Bagi hasil akan berpengaruh pada kurva TR.
a. Untuk revenue sharing, Kurva TR
akan mendekati sumbu X (Q) dengan sumbu awal tetap pada titik nol, sehingga
menggeser BEP ke kuantitas (Q) yang lebih besar –sebagaimana bunga.
b. Untuk profit sharing, kurva TR akan
berputar cenderung ke sumbu X, dengan poros tetap pada kuantitas BEP (BEP
tetap).
-Pada
musyarakah, sebelum BEP (kondisi kerugian), kerugian akan dibagi.
-Sedang
dalam mudarabah, sebelum BEP (kondisi kerugian), kerugian akan ditanggung oleh
pemilik modal. Karena pelaksana telah rugi tenaga (yang merupakan
kontribusinya).