BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain
itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang
diinginkan oleh konsumen.
Dalam
mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah
satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut
penting karena bauran pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan
tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan
bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan
produk yang ditawarkan akan sia-sia. Pemasaran merupakan salah satu ilmu
ekonomi yang telah lama berkembang, dan sampai pada saat sekarang ini pemasaran
sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di dalam
pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang dapat
memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan
produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut
mampu memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap
tujuan perusahaan.
1.2 DEFINISI PEMASARAN
Pemasaran
adalah suatu proses dan manajeral yang membuat individu atau kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.
1.3 PERANAN PEMASARAN
Peranan
pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan
konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran
adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan
harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara
efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang
prisip kepuasan pelanggan.
1.4. ARTI FUNGSI MANAJEMEN
PEMASARAN
Manajemen
pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan( yang
terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir ) serta
mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar
tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada
kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan
lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk
merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Pemasaran.
Pemasaran
adalah suatu proses sosial manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar
sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep
inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran dan
pemasar.
Tujuan Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia. Pengertian pemasaran oleh beberapa ahli diartikan menjadi :
Tujuan Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia. Pengertian pemasaran oleh beberapa ahli diartikan menjadi :
1. William
J Stanton, menyatakan bahwa Pemasaran adalah keseluruhan intern yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan
memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang ada maupun pembeli yang
potensial.
2. Philip dan Duncan. Pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen.
2. Philip dan Duncan. Pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen.
3. American
Marketing Association Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang
diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan :
Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan :
1. Untuk
memberikan informasi tentang produk yang dijual perusahaan.
2. Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumaen.
2. Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumaen.
3. Untuk
menciptakan nilai ekonomis suatu barang.
2.1.2
Kegiatan Utama pemasaran
Kegiatan
utama pemasaran atau juga disebut marketing mix adalah suatu perangkat
perusahaan yang terdiri dari 4 variable yaitu produk, struktur harga, kegiatan
promosi dan saluran distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat
keberhasilan pemasaran perusahaan yang bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan
kebutuhan konsumen yang dipilih atau segmen pasar yang di harapkan.
2.2 Pembahasan.
2.2.1
Bauran Pemasaran
Kotler
(2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar
sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan
bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
1. Product (Produk).
Merupakan
bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui
pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja
(baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan
potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan
semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau
dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik,
jasa, orang, organisasi dan ide.
Produk
merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual
perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada
konsumen akhir (bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai
salah satu dari keempat variable marketing mix maka kita bagi menjadi 3 bagian
:
a. Pemilihan produk
a. Pemilihan produk
b. Pembungkus
barang
c. Merk
barang
a. Pemilihan barang/produk
Kebijaksanaan
perusahaan dalam memilih produk yang akan dijual atau produk yang akan dibeli
(bagi perusahaan dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi,
promosi, yang akan dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan
dari bidang pemasaran. Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan
atau sesuai dengan perilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan
menguntungkan perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan
dapat mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan. Yang
penting disini adalah bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang
mungkin dihadapi perusahaan karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan
barang. Siklus kehidupan barang ini akan selalu terjadi di mana pada suatu saat
kalau produk tersebut sudah mencapai tahap kejenuhan akan mengalami penurunan
penjualan yang berarti juga terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan.
Oleh karena itu sebelum perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan produk
dalam siklus kehidupan produk maka tindakan yang harus dilakukan adalah
strategi apa yang akan dilakukan atau kebijaksanaan apa yang akan dilakukan
agar sebelum produk tersebut sudah tidak laku lagi perusahaan sudah menyiapkan
produk baru,sebagai pengganti atau strategi baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap
perkenalan
2. Tahap
pertumbuhan
3. Tahap
kedewasaan
4. Tahap
kejenuhan
5. Tahap
penurunan
1. Tahap
Perkenalan
Tahap
perkenalan ini menunjukan bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru atau
masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan
barang tersebut pada masyarakat melalui penyampaian informasi dengan kegiatan
promosi yang gencar dan agresif menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan
dengan produk sejenis ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain.
Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi
sedangkan hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan
pendapatan produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan
mengenal dengan baik produk perusahaan dan mulai menyukainya.
2. Tahap
Pertumbuhan
Tahap
pertunbuhan ditunjukan dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena
produk sudah menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan
dalam tahap ini adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan
memperluas dan meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen
pasar) yang belum dimasuki atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga
dengan perusahaan pesaing.
Pada
tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen
pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan
perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk
pasar.
3. Tahap
kedewasaan dan kejenuhan
Tahap
kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan
peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk
perusahaan sudah dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat
sedikit peranannya dalam meningkatkan atau menambah volume penjualan.
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah banyak yang dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen pasar kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain konsumen sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.
4. Tahap kemunduran/penurunan
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah banyak yang dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen pasar kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain konsumen sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.
4. Tahap kemunduran/penurunan
Akibat
buruk perilaku konsumen tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan
sehingga perusahaan harus cepat-cepat mengambil kebijaksanaan agar perusahaan
tidak bangkrut. Adapun kebijaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya
terdiri dari 2, yaitu :
1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan digantikan oleh barang yang benar-benar baru dan lain dibandingkan dengan produk lama. Kebijaksanaan ini dapat berjalan dengan lancar asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya kemampuan dalam membuat motivasi baru, kreasi, atau menciptakan barang yang akan menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-atribut lamanya baik dari segi kemasan atau dapat juga menonjolkan kelebihan lain. Kalau alternatif ini tidak dapat dilakukan perusahaan harus dapat membuat barang yang benar-benar baru yang memerlukan penelitian dari awal baik dari segi mutu, merk dagang, pembungkus, cara mendistribusikan dan lain-lain.
b. Pembungkus
barang
Bungkus
barang merupakan pertimbangan ke dua setelah produk yang sejenis ternyata
mempunyai kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan
yang relative berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai
merk tersebut akhirnya akan mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan
dipilih. Oleh karena itu bungkus juga memegang peranan penting dalam penjualan
produk.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan dari berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan dari berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Bungkus
yang membangkitkan hasrat untuk membeli.Ø Bungkus yang mudah diingat.Ø
Bungkus
yang tidak menambah harga jual sehingga tidak dapat besaing dengan produk
sejenis yang lain.Ø Bungkus
di design agar dapat menjaga mutu barang, memudahkanØ pengangkutan, penyimpanan, penyusunan di rak
took, atau memmpunyai kegiatan setelah dipakai habis (ada kegiatan ganda).
c. Merk
Barang
Merk barang
yang dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu
untuk mempertegaskan adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan
perusahaan yang satu dengan yang lain. Dengan melihat merk seseorang yang sudah
menggemari atau fanatic terhadap rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan
nemilih lagi dalam memilih lagi dalam membeli barang cukup hanya dengan melihat
gambar tertentu atau kata-kata tertentu dalam suatu prroduk menganggap sudah cukup
memutuskan untuk membeli.
Dengan
merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli
karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran
tertentu dalam memakainya. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh konsumen ini
ternyata terlihat juga oleh produsen sehingga sering sekali produsen
menggunakan merk tersebut sebagai salah satu strategi pemasarannya dengan jalan
perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu berbeda setiap memakai
berbagai merk, hal ini dilakukan untuk menguasai pasar.
2. Price
(Harga)
Bauran
harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga,
struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara
berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus
dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya
harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
Definisi
harga menurut Philip Kotler adalah : “price
is the amount of money charged for a product or service. More broadly, price is
the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of having or
using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan
untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan
nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan
terhadap sebuah produk atau jasa. Sedangkan Stanton mendefinisikan harga:
“Price is the amount of money and or goods needed to acquire some combination
of another goods and its companying services”. Pengertian di atas mengandung
arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian
jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel,
dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika
harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen
yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Jika hal ini dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita jika waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai dengan produk layanan yang ditawarkan. Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen yang paling banyak diperdebatkan dalam pemasaran. Harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan, bagaimanapun harga mendatangkan masalah tersendiri. Condous (1983) menyarankan, “…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka besarnya harus disesuaikan dengan kemampuan pengguna.”Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak dibutuhkan dalam masalah penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para penjual kerap kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka menetapkan harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang sebaliknya, jika menghadpi permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah akan menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan fasilitas dan mungkin juga naiknya laba bersih. Prinsip penetapan harga barang dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai berikut:
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Jika hal ini dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita jika waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai dengan produk layanan yang ditawarkan. Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen yang paling banyak diperdebatkan dalam pemasaran. Harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan, bagaimanapun harga mendatangkan masalah tersendiri. Condous (1983) menyarankan, “…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka besarnya harus disesuaikan dengan kemampuan pengguna.”Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak dibutuhkan dalam masalah penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para penjual kerap kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka menetapkan harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang sebaliknya, jika menghadpi permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah akan menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan fasilitas dan mungkin juga naiknya laba bersih. Prinsip penetapan harga barang dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harganya,
yang mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan,
prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan
pesaing, pemilihan metode penetapan harga, dan menentukan harga akhir.
2.
Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit makasimum melalui
penetapan harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah mencakup survival,
memakasimumkan penerimaan sekarang, memakasimumkan pertumbuhan penjualan,
memakasimumkan penguasaan (skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau
kualitas.
3. Para
pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap
perubahan
harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung
elastisitas permintaan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Elastisitas
= Persen (%) perubahan dalam kuantitas yang dibeli
Persentase
perubahan dalam harga
4.
Berbagai jenis biaya harus sipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di
dalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya
variabel, biaya tidak langsung yang bisa dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi.
Bila suatu produk atau jasa harus mendatangkan keuntungan bagi perusahaan,
harga harus mampu menutup semua biaya mencakup mark-upnya.
5.
Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa
yang ditawarkan peruasahaan dan karenanya harus dipertimbangkan dalam proses
penetapan harga.
6.
Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai
yang bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
7.
Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuikan harganya dengan
menggunakan harga geografis, diskon harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi,
serta harga bauran produk.
Dalam situasi tertentu, pengguna melakukan penilaian atau menghitung-hitung tentang apa yang akan mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan demikian, harga merupakan pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan diberikan oleh suatu produk (barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan penggunaan produk tersebut (Yazid), 1999). Pusat informasi yang menghendaki profit harus mampu menutup semua biaya yang berkaitan dengan proses memproduksi dan memasarkan suatu jasa. Selanjutnya menetapkan marjin secukupnya sehingga mampu memberikan keuntungan yang memuaskan.
Yazid (1999) yang mengatakan bahwa, “Harga atau biaya sebuah jasa akan mencakup harga yang bersifat moneter dan harga yang bersifat non-moneter. Harga yang bersifat moneter mempuyai peranan penting bagi bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi penerimaan dari konsumen”. Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya non-moneter yang mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu jasa mencakup:
1.
Waktu. Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang
yang menawarkan jasa dengan pelayanan yang berbeda kepada setiap individu,
tetapi mempunyai keterbatasan waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap
waktu yang digunakan dalam mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu
yang terbuang itu sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain.
2.
Upaya-upaya yang bersifat fisik. Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang
diperlukan unruk memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila
penyajian jasa dilakukan secara swalayan.
3.
Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan
adanya kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu
panas atau terlalu dingin ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman,
lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan.
4.
Biaya-biaya psikologis. Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk
penggunaan suatu jasa tertentu, seperti upaya yang bersifat mental (berpikir),
perasaan adanya ketimpangan atau ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)
3. Promotion (Promosi)
3. Promotion (Promosi)
Bauran
promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan
Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang
ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
3.1.1
Promosi
1.
Pengertian Promosi.
Promosi
adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan organisasi
atau seseorang untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya. Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan secara emosional, seperti : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya. Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya. Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan secara emosional, seperti : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya. Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.
b.
Personal selling.
c.
Promosi penjualan.
d.
Publisitas dan humas.
a. Periklanan (Advertensi)
Periklanan
merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan perusahaan
melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan melalui
media masa, perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang membuat
poster dan sebagainya. Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru,
memasuki segmen pasar yang baru atau yang tidak terjangkau oleh salesman maupun
personal selling. Periklanan sering dilakukan baik melalui surat kabar, radio
dan TV, pos langsung atau bahkan melalui biro periklanan.
b.
Personal selling
Personal
selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu yang sering
bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah
pihak.*)
Proses personal selling adalah sebagai berikut:
Proses personal selling adalah sebagai berikut:
Pelayanan
sesudah penjualan
*)
Nichles : “Principles of marketing” Prentice Hall 1978.
c.
Promosi penjualan
Promosi
penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan menggunakan alat
peraga seperti: Peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang dan
sebagainya.
d.
Publisitas
Publisitas
merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu melalui
media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi
berupa
berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya
sedikitpun tetapi bisa merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan
kejelekannya
.
4.
Saluran Distribusi ( Place )
Merupakan
keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para
pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan
outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.
4.1. Pengertian Saluran Distribusi.
4.1. Pengertian Saluran Distribusi.
Definisi
menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the company
undertakes to make the product accessible and available to target customer”.
Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah
diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Sebagai salah satu variabel
marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada
waktu dan tempat yang tepat.
4.2
Pemilihan saluran distribusi
Keputusan
penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada
pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau
menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini
harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat
ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan.
Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling
bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah
produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan
jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang
tersebar luas. Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai produsen untuk
menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya
hak (penguasaan) sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak
kepemilikannya saja. Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Sifat
pembeli, seperti kebiasaan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis dsb.
b. Sifat produk.
b. Sifat produk.
c. Sifat
perantara.
d. Sifat
pesaing
e. Sifat
perusahaan, dan sebagainya Sifat pembeli sangat mempengaruhi keputusan produsen
dalam memilih saluran distribusi yang dipakai. Sebagai contohnya, kalau jumlah pembeli
hanya, frekuensi pembelian dalam jumlah yang kecil-kecil maka akan membuat
produsen cenderung memilih saluran distribusi yang panjang.
Demikian juga sifat produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah pentingnya. Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya, bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan sebagainya. Kesemuanya itu perlu dijadikan bahan pertimbangan yang penting juga.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industry maupun konsumen akhir. 4.3 Alternatif pemilihan saluran distribusi. Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja yang sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :
Demikian juga sifat produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah pentingnya. Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya, bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan sebagainya. Kesemuanya itu perlu dijadikan bahan pertimbangan yang penting juga.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industry maupun konsumen akhir. 4.3 Alternatif pemilihan saluran distribusi. Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja yang sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :
1.
Pedagang (Wholesaler) adalah perantara yang secara nyata mempunyai barang
dagangan dan melakukan fungsi pemasaran di mana barang yang di dagangkan dalam
jumlah volume penjualan yang besar sehingga pedagang besar ini biasanya hanya
melayani pembelian dalam jumlah yang banyak atau dengan kata lain tidak
melayani kosumen akhir yang membeli untuk memenuhi kebutuhan pribadinnya (atau
besifat non-bisnis).
2. Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut
2. Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut
3. Agen,
Agen merupakan perantara yang ketiga, agen mempunyai perbedaan baik dengan
pedagang besar mupun pengecer. Hal ini diperlihatkan pada masalah hak
kepemilikan barang yang dijualnya. Kalau pedagang besar dan pengecer memiliki
hak milik pada barang yang dijual maka kalau pada agen sebaliknya. Biarpun
sebagai agen mereka bisa menjual dalam partai besar tetapi tetap hak miliknya
ada pada produsennya
memasukan agen dan langsung ke konsumen akhir.
memasukan agen dan langsung ke konsumen akhir.
b.
Jumlah Perantara. Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini menyangkut untuk
tingkat penyebaran pasar yang diinginkan oleh produsen. Dengan mempertimbangkan
jumlah perantara/penyalur maka produsen mempunyai 3 jenis kebijaksanaan
alternative pemakaian saluran distribusi, yaitu:
1.
Distribusi Insentif. Kebijaksanaan yang dipakai perusahaan dengan jalan memakai
sebanyak mungkin penyalur atau pengecer untuk mencapai dengan cepat kebutuhan
konsumen dapat terpenuhi dengan segera. Biasanya kebijaksanaan ini dilakukan
kalau produsen menjual barang-barang konsumsi sejenis, konvinen atau kebutuhan
pokok sehari-hari.
2. Distribusi selektif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memakai beberapa perantara saja, untuk memudahkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini dipakai untuk memasarkan barang-barang baru, barang spesial maupun barang industri jenis peralatan ekstra. Sehingga dalam pemakaian saluran distribusi ini produsen berusaha memilih berapa penyalur yang benar-benar baik dan mampu melaksanakan fungsi pemasaran.
3. Distribusi eksklusif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memilih satu perantara saja dalam wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang lebih intensif dan mendorong semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan fungsi pemasarannya. Distribusi ini dipakai produsen penghasil barang-barang yang relatif mahal/berat. Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan (finance), teori Marketing mix juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1] Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.
2. Distribusi selektif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memakai beberapa perantara saja, untuk memudahkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini dipakai untuk memasarkan barang-barang baru, barang spesial maupun barang industri jenis peralatan ekstra. Sehingga dalam pemakaian saluran distribusi ini produsen berusaha memilih berapa penyalur yang benar-benar baik dan mampu melaksanakan fungsi pemasaran.
3. Distribusi eksklusif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memilih satu perantara saja dalam wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang lebih intensif dan mendorong semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan fungsi pemasarannya. Distribusi ini dipakai produsen penghasil barang-barang yang relatif mahal/berat. Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan (finance), teori Marketing mix juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1] Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam
konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran di
dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat
penting guna mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan
melakukan perencanaan terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan
dapat merumuskan program pemasaran yang tepat bagi produk yang akan ditawarkan
kepada konsumen.
Perencanaan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan
kualitas yang baik. Hal tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana
produk yang dihasilkan dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
dapat memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan
pemasaran, keberhasilan suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang
ditunjukkan oleh konsumen.
Pada
situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan
oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial
kultural dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi
perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, seperti masalah budaya
perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi seperti ini
konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara tentang penjualan, periklanan
atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place, pricing, dan
promotion).
Pemasaran
harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business
concept). Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan
harus diintegrasikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
- Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002,
Rethinking Marketing; Sustainable Marketing Enterprise in Asia. Jakarta:
Prenhallindo.
- Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran
Global: Alih Bahasa, Alexander Sindoro Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo.
- Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke
IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat Kuliah:Gunadarma
- Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media Komputindo, Jakarta
- Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media Komputindo, Jakarta
- Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran;
Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
- Dan Berbagai sumber lainnya.
- Dan Berbagai sumber lainnya.