BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang terus menerus melakukan proses pendidikan baik secara formal dilembaga sekolah maupun non formal dilingkungan masyarakat. Pendidikan dilingkungan sekolah (formal) adalah kegiatan pemberian teori-teori bagimana seharusnya ia berfikir maupun bertingkah laku, dimana semua teori ini akan diaplikasikan secara sadr maupun tidak sadar dilingkungan dimana ia hidup.
Namun justru keadaannya terbalik, pada kenyataannya lingkungan masyarakatlah yang sangat mempengaruhi cara si anak berpikir maupun bertingkah laku, justru lingkunganlah yang biasanya sangat berperan membentuk kepribadian si anak.
Sehinga munculla penyimpangan tingkah laku yang dilakukan si anak baik dengan ia sadari maupun tidak pada akhirnya. Gurulah yang bertanggung jawab untuk menemukan solusi agar penyimpangan si anak bisa teratasi. Karen jika tidak, semua itu akan menghambat proses kegiatan belajar-mengajar pada si anak.
1.2. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, dintaranya :
Apa saja penyimpangan tingkah laku yang dilakukan si anak ?
faktor apakah yang menyebabkan si anak berprilaku menyimpang ?
Solusi apakah yang tepat untuk mengatsi hal tersebut ?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
Mengetahui penyimpangan tingkah laku anak
Mengetahui faktor yang menyebabkan si anak berprilaku menyimpang
Mengetahui solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Identifikasi masalah
Untuk mengetahui keadaan yang terjadi dilapangan, tidak hanya diperlukan pemikiran-pemikiran, tapi diperlukan penelitian langsung. Oleh karena itu, Observasi dilakukan di SDN I Sukadana, tepatnya di kelas IV. Dari hasil observasi ternyata memang ditemukan adanya penyimpangan tingkah laku pada peserta didik. Terdapat salah satu siswa yang mengalami penyimpangan tingkah laku dengan data sebagai berikut :
Dusun Sukamaju Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis.
Observasi dilakukan dari jam pelajaran pertama. Pada awalnya si anak tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia berprilaku menyimpang, Namun lama-kelamaan ia mulai membuat sedikit keributan dengan memukul-mukul meja. Ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Si anak kembali membuat suatu kegaduhan. Dia ngobrol bersama teman sebangkunya, tak jarang ia pun nyanyi-nyanyi sendiri. Prilaku menyimpang tersebut tidak hanya berhenti sampai disitu, ketika guru menyampaikan tugas, ia justru lari-lari di dalam kelas, teguran guru hanya ia dengarkan lalu ia acuhkan. Tak jarng membuat teman sekelasnya menangis. Guru sangat dibuat kewalahan dengan tingkah lakunya, ketik tugas dikumpulkan, ia dengan entengnya mengatakan bahwa tugasnya belu selesai dikarenakan ia tidak bisa dan tidak mengerti kejadian seperti ini tidak berlangsung sekali dua kali tetapi hampir dsetiap proses kegiata belajar mengajar. Tingkah laku si anak yang seperti ini tentu saja sangat menggangu keefektipan kegiatan belajar khususnya bagi dirinya sendiri maupun umum bagi teman-temn sekelasnya. Oleh karena itu pula tindakan penanggulangan harus segera dilakukan demi terciptanya situasi belajar yang nyaman dan lebih baik.
2.2 Faktor penyebab penyimpangan tingkah laku
sebelum mencari solusi yang tepat umtuk menanggulangi hal tersebut, terlebih dahulu kita harus mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya prilaku menyimpangsi anak. Setelah dilakukan penyelidikan dan diagnosa, maka didapat beberapa alasan mengapa si anak berprilaku menyimpang, yaitu
a. faktor Internal
Salah satu faktor yang menyebabkan si anak berprilaku menyimpang adalah faktor internal. Dimana faktor internal itu bisa berasal dari dirinya sendiri maupun dari keluarga dirinya sendiri..
Anak usia 10 tahun terkadang suka mengekploitasi imaji yang ia punya. Ia sering kali menuruti kehendak hatinya. Rasa ingin tahunya meluap luap dan tak terkontrol. Pada msa ini anak sering kali melakukan perlawanan terhadap sugesti dari luar yang ia rasa salah, dan justru lebih mengikuti egonya yang ia anggap lebih benar walaupun sugesti itu berasal dari guru atau orang tuanya.
Maka tak heran ketika si anak menemukan suatu tindakan baru yang ia rasa benar dan asyik, maka tak ada yang bisa mencegah atau menghalangi ia melakukan hal itu. Itulah kenapa si anak susah dinasihati sama keluarga.
Siswa sekolah dasar cenderung butuh perhatian lebih dari orang tuanya, ia butuh bimbingan untuk mengarahkan tingkah lakunya. Maka dari itu peran sserta orang tua sangat diperlukan dan menentukan. Ketika si anak mendapat perhatian yang cukup (tidak berlebihan), maka ia akan tumbuh menjadi anak yang bertingkah laku sesuai dengan norma ataupun apa yang diarahkan orang tuanya. Ia aka tumbuh menjadi pribadi yang tekun, dan prestasi tapi sebaliknya jika si anak kurang mendapatka perhatian dan kasih sayang dari keluarganya khususnya orang tua mka si anak biasanya akan melakukan segala tindakan agar ia mendapat perhatian. Meskipun tindakan itu melanggar batas-batas kewajaran, tindakan senacam ini tidak hamya dilakukan di dalam lingkungan keluarga tetapi juga ditempat dimana ia berada, seperti di sekolah dn di masyarakat . Khusus di lingkugan sekolah ia akan berprilaku seenaknya, semaunya, dengan harapan ada yang memperhatikan. Seringkali ia membuat kegaduhan malas belajar dan mengangu teman lainnya dan hal itu sangat disayangkan.
b. Faktor Eksternal
Faktor lain yang meyebabkan tingkah laku menyimpang pada anak adalah faktor eksternal. Dimana paktor eksternal ini bisa mempengaruhi secara langsung secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan Mansyarakat
Yang dimaksud lingkungan masyarakat disini adalah lingkungan dimana ia bergaul selain di lingkungan keluaarga. Tempat ia bermain termasuk kedalamnya. Ketika sianak bermain tentunya secara sadar atau tidak, ia pasti mengadopsi hal-hal yang baru yang ia temukan. Ketika hal itu dianggap menarik, maka ia akan memperlihatkan hal itu di lingkungan lain, baik di lingkungan keluarga ataupun dilingkungan sekoloah. Selain itu anak-anak pada usia ini seringkali lebih mempercayai sugesti teman-temanya daripada orangtuanya ataupun guru.
Ia cenderung lebih pro pada setiap ucapan maupun tindakan teman-temannya, karena itulah ia diangap lebih benar dan pengaruh lingkungan masyarakat ini terhadap pembentukan kepribadian arah sangat besar dan tak bisa terelakkan.
evisi
Secara tidak langsung, berdasar hasil riset para ahli, ternyata tayangan televisi memberikan dampak negtif pada perkembangan tingkah laku maupun cara berpikir anak. Diakui bahwa anak seringkali mengikuti adegan-adegan film ataupun secara realiti shaow. Sekalian adegan itu membahayakan .
Seperti kasus yang telah terjadi dimana seorang siswa SD memperkosa temannya. Dan kasus dimana beberapa siswa berkelahi hingga salah satu diantaranya tewas. Oleh karena itu orang tua harus lebih selektif dalam memilih program televisi yang ditayangkan.
2.3 Solusi Untuk Menanggulangi
Setelah mengetahui masalah yang dihadapi dan beberapa faktor penyebab yang mempengaruhinya, maka ada beberapa faktor penyebab yang mempengaruhinya, maka ada beberapa solusi yang diharapkan bisa mengatasinya :
1. Lakukan pendekatan terhadap si anak
2. Berikan perhatian dan kasih sayang
3. Tumbuhkan motivasi dan rasa percaya diri terhadap si anak
4. Arahkan secara bertahap agar tingkah lakunya bisa lebih baik
5. Berikan pujian terhadap arah agar anak merasa bangga terhadap dirinya sendiri
6. Tegur secara sopan jagan terlalu keras ketika si anak melakukan kesalahan
7. Jalin kerjasama yang baik dengan orang tua si anak
8. Berikan sanksi tegas yang mendidik yang sekiranya bisa membuat si anak jera.
BAB III
PENUTUP
Pada dasarnya kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal berupa emosional dirinya sendiri dan lingkungan keluarga, serta faktor eksternal dari lingkungan masyarakat dan tayangan televisi.
Faktor-faktor tersebut sangat berdampak langsung pada situasi dan kondisi pendidikan yang ditempuh si anak, terutama proses kegiatan belajar disekolah karena keadaan ini sangat menganggu keefektifan proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, perlu adanya penanggulangan untuk mengatasi perilaku anak yang menyimpang agar tidak ada yang dirugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Cece dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI
Setiawan, Atang dkk. 2006. Bimbingan anak berkebutuhan khusus. Bandung: UPI Press.
Kartadinata. Sunaryo dkk. 1998. Bimbingan di sekolah dasar. Bandung: Depdikbud.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur pnulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kepada penulis berupa kemampuan, kelancaran dan kemudahan sehingga penulis bisa menyusun dan menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Terimakasih saya ucapkan kepada bapak Drs. Sumardi, M.Pd selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah membimbing, saya tak lupa pada keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Namun meskipun dengan demikian, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak lubang yang tertiang dan rongga yang menganga. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercipatanya hasil karya yang lebih baik dikesempatran selanjutnya.
Tasikmalaya, Desember 2008
Penulis
Penulis
Zaki almusthofa