CONTOH MAKALAH IPS KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAAN SOSIAL

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang belangsung dalam proses kehidupan sehari-hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang dilakukan. Setiap ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik dan pemerintah, memandang manusia dari sudut pandangnya masing-masing  dan menggunakan metode yang berbeda. Dalam suatu struktur ilmu pengetahun dan ilmu sosial, terdapat empat macam struktur atau tingkatan yaitu fakta, konsep, generlisasi, dan teori.
Dalam makalah ini sudah terangkum beberapa hal mengenai inti dari fakta, konsep, generalisasi (pemekaran) dan teori. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial telah di ajarkan sejak duduk di bangku sekolah dasar, hal tersebut diharapkan agar para peserta didik, mampu mengembangkan potensi nya agar peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi dalam ruang lingkup masyarakat, memliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi serta melatih ketrampilan untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
  1. Rumusan Masalah
Ø  Apa yang dimaksud dengan fakta, konsep, generalisasi, dan teori dalam pembelajaran IPS (Social Studies)?
Ø  Mengenai apa sajakah konsep ilmu-ilmu sosial?
Ø  Bagaimana konsep dasar IPS?
  1. Tujuan Penyusunan
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini dapat mempermudah pemahaman mengenai ilmu-ilmu sosial, misalnya sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan antropologi yang merupakan satu kesatuan terpadu yang tergabung dalam pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).

BAB 1I
PEMBAHASAN
A.      Fakta, Konsep, Generalisasi dan Teori
FACT
Facts have limited explanatory power. They refer to specific circumstances and have little transfer value. Here are some examples of social studies facts :
1.    Lincoln was born in 1809
2.    Dover is the capital of Delaware
3.    Mexico city has a larger population than does New York.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari juga dapat ditemukan suatu kejadian atau keadaan, misalnya matahari memancarka sinarnya, laut berombak, terjadinya pasang surut, dan pasang naik,awan di langit, angin berhembus, air menguap, dan keadaan itu sering disebut fakta. Dengan demikian, fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada atau terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, fakta memiliki kekuatan yang terbatas untuk menjelaskan masalah dan fakta juga menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum). Pentingnya fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan karena fakta dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi dan dari beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama lain, maka dapat membentuk suatu konsep atau pengertian.
CONCEPT
Concepts are labels that help people to make sense of large quantities of information. They are wonderful intellectual tools that enable us to simplify our world and to make thinking and problem solving easier. The basic of the social studies is people. The following are examples of social studies concepts:
1.    Monsoon Wind
2.    Latitude
3.    Folkway
4.    Inflation
5.    Self-Determination
GENERALIZATION
Generalization are statements of relationship among concepts. The “truth” of a generalization is determined by reference to evidence. The following are examples of social studies generalizations :
1.    Opinions that originate in an earlier period persist to be influential in a later period
2.    The more demands a natural environtment places on people of physical for physical survival, the less attention people pay to supernatural phenomena.
3.    As a society becomes increasingly educated and industrialized, its birth rate declines (Berelson & Steiner, 1967).
Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS. Kita memiliki paling sedikit 3 konsep : 1. Masyarakat primitif. 2. Lingkungan hidup. 3. Cara hidup.
Fakta itu konkret dan dapat diobservasi, disediakan, disentuh, dan dirasakan (bersifat khusus). Sedangkan generalisasi lebih abstrak dan tidak dapat diobservasikan secara langsung.
TEORI
Teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi. Proposisi yang membutuhkan fakta merupakan teori yang lebih mudah dari pada proposisi yang menghubungkan konsep. Kriteria untuk menyusun teori sebagai berikut :
1.      Bagaimana luasnya proposisi yang dihubungkan.
2.      Bagaimana kompleksnya proposisi yang dihubungkan.
3.      Sampai sejauh mana teori itu dapat diterapkan.
4.      Sampai seluas mana hubungan dari proposisi-proposisi yang melukiskan dan menerangkan unsur yang penting dari tingkah laku manusia.
5.      Samapai sejauh mana teori membimbing kearah pendalaman yang lain.
6.      Berapa banyak konsep yang diharapkan pada kenyataan yang ada dalam teori
7.      Sampai sejauh mana terujinya hipotesis yang dapat diambil dari proposisi yang dihubungkan dengan teori tersebut dapat teruji.               
B. Konsep Ilmu-ilmu Sosial
1. SEJARAH
Pengajaran Tentang Masa Lampau
Dalam arti luas, sejarah mewujudkan catatan tentang hal-hal yang pernah dikatakan dan diperbuat manusia. Dengan demikian sejarah dapat mencakup segalanya yang dibicarakan dalam ilmu-ilmu sosial.
Sejarah telah mencatat semua pengalaman umat manusia dari angkatan ke angkatan berikutnya hingga zaman modern ini. Manusia mampu menggunakan pengalaman orang lain dari masa lampaunya, yang berarti mampu memproyeksikan dirinya ke masa lampau sampai ribuan tahun yang lalu.
Sejarah dalam arti sempit adalah yang membatasi diri pada sejarah manusia berdasarkan catatan yang tersedia sampai lima ribu tahun yang lampau. Lampau memang tak dapat diamati secara langsung. Dpatnya harus melalui saranayakni yang dinamakan seumber sejarah; ini masih diperinci lagi atas dua bagian yakni catatan dan peninggalan.
Catatan sejarah berfungsi untuk melestarikan dan mewariskan informasi masa lampau, contohnya seperti : naskah papirus kuno, tulisan hiroglyp, tulisan pada lempengan lempung, biografi, memori, dan penuturan lisan seperti sage dan legenda.
Konsep Waktu Dalam Pengajaran Sejarah
Ditinjau dari segi ilmu dan filsafat, maka kini hanyalah amat pendek saja, karena masa kini lekas menghilang, sehingga secara praktis yang ada hanya dua saja yakni masa lampau dan masa depan.
Ada tiga konsep mengenai waktu yang berdasarkan ruang, berdasarkan matematika, dan berdasarkan asosiasi :


a.    Waktu Keruangan
Waktu rasanya bertalian erat dengan ruang dan jika diperlukan lagi dengan tempat dan jarak.
  1. Waktu Matematis
Ini nampak pada seminggu yang isinya 7 hari, sebulan yang 30-31 hari, dan setahun 365-366 hari. Dasar matematika dari waktu sebenarnya terletak pada kronologinya yakni urutan-urutannya.
  1. Waktu Asosiatif
Dengan mendengar atau membaca tahun sejarah, kita ingat peristiwa tertentu. Disamping tiga konsep waktu tersebut, masih ada ekspresi waktu yang tak menentu misalnya : pada zaman dahulu, selama masa penjajahan, hingga masa sekarang, dan seterusnya.
Konsep waktu yang tak menentu itu ternyata memiliki pertumbuhannya pada siswa. Untuk menangkap pengertiannya yang jelas diperlukan kedewasaan usiadan taraf perkembangan akal pula.
Anak kecil berusia tiga tahun baru mengenal waktu seperti : hari ini,kemarin dan esok, pada usia 6-12 tahun ia mulai mengerti secara berturut-turuthari-hari dalam seminggu, sebulan, setahun, permusiman dalam setahun, kemudian perhitungan abad. Penelitian terakhir juga memperlihatkan bukti bahwa ada hubungan positif antara usia siswa dengan taraf adaptasi sosialnya, kenakalan remajapun ternyata bertalian erat dengan seluk beluk penghayatan jiwa menurut usia.
Fungsi Sejarah Dalam Kurikulum IPS
Jika direnungkan secara mendalam, maka tiap organisasi kemasyarakatan itu dipimpin oleh pengalaman dari masa lampaunya. Pengalaman ini acapkali disebut juga rekolaksi yakni pengumpulan kembali hal-hal yang telah dimiliki untuk dapat dimanfaatkan atau diterapkan. Pengetahuan dari masa lampau dapat berguna untuk memecahkan masalah masa kini dan untuk merencanakan masa depan.
       
Perincian fungsi sejarah ada lima :
1)        Sejarah menyajikan berbagai pelajaran dari masa lampau dan ini dapat dimanfaatkan untuk masa sekarang.
2)        Sejarah memperlihatkan adanya kesejajaran antara masa kini dengan masa lampau.
3)        Sejarah memberika pengertian mengenai konsep-konsep dasar di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Kita ketahui bahwa pembentukan konsep itu suatu proses yang lama sepanjang kehidupan kita. Taraf pengertianpun bertanggung dari luasnya, jenisnya dan kayanya pengalaman orang yang bersangkutan. Contohnya, pengertian politik nasionalisme, mereka yang tinggal di negeri jajahan, lebih sukar mengertinya.
4)        Sejarah membantu pemecahan permasalahan di masa kini. Dari segi pandangan pedagogis pengajaran sejarah bermanfaat bahwa siswa secara akali dapat menerapkan pengetahuan yang diterimanya untuk menangani kesulitan di sekitarnya.
2. GEOGRAFI
Geografi Sebagai Ilmu Sosial
Geografi biasanya didefinisikan sebagai ilmu yang menelaah relasi diantara manusia dan lingkungan buminya. Dengan bumi dimagsudkan permukaan bumi yang merupakan alam sekitar dari manusia sebagai kelompok. Seorang geograf sebenarnya juga mencari kekuatan sosial yang didorong oleh lingkungan alam itu. Ia berusaha merumuskan efek dari kekuatan alam seperti bentang alam, tanah, dan iklim terhadap kehidupan manusia. Sehubungan itu geograf menerangkan bagaimana di tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi kita, manusia menggunakan cara-cara yang berbeda pula untuk memenuhi kebutuhannyabaik jenis dan materiil maupun yang budayawi.
Struktur soasial dari peradaban kita di dunia ini adalah produk belakadari taraf-taraf matapencaharian yang kita capai. Pada gilirannya ini tergantung lagi dari sumberdaya alami atau budayawi yang kita miliki. Memang geografi menelaah interaksi antara dua jenis sumberdaya itu untuk dimengerti.
Geografi mewujudkan ilmu jembatan antara ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-ilmu sosial. Geografi yang bertugas menjelaskan bagaimana lingkungan alam berpengaruh atas lingkungan manusia termasuk ilmu-ilmu sosial.
Warman memerinci geographic understanding atas 9 pokok :
a.    Globalisme, ini meliputi jaringan garis lintang dan garis bujur, waktu dan jarak di permukaan bumi.
b.    Proyeksi, bulatan bumi pada peta datar.
c.    Biosfera, yaitu tempat tinggal manusia di permukaan bumi.
d.   Kelainan wilayah, perbedaan dan persamaan wilayah.
e.    Makna region.
f.     Sumberdaya yang dirumuskan secara budayawi.
g.    Manusia, sebagai makhluk yang pintar memilih.
h.    Interaksi spatial, termasuk komunikasi dan transportasi.
i.      Transformasi abadi, ini tentang gagasan tentang perubahan yang berjalan ajeg
Studi geografi sebenarnya mencakup tiga aspek yakni yang alami, budayawi, dan organisasi. Kesemuanya itulah yang menjadikan permukaan bumi kita ini menjadi dunia manusia.
Aspek alamai yang terutama adalah yang bertalian dengan sumberdaya alam yakni enersi. Aspek budayawi mencakup gagasan, nilai, adat, dan berbagai penemuan yang mempengaruhi cara-cara manusia memanfaatkan unsur alam.
Geograf Isaiah Bowman dalam bukunya berjudul Geography in relation to the social sciences bab pertama menulis : Geografi itu mengundang eksploras. Sama halnya dengan ilmuwan lain, geograf mengumpulkan data untuk dianalisa dan disintesakan. Dta tersebut terdapat di wilayah mana teknologi banyak atau sedikittelah dipengaruhinya, dapat pula diambil dari wilayah yang sudah dirubah sama sekali oleh manusia.
Presepsi dalam geografi bukan sekedar melihat sesuatu tetapi dari apa-apa yang dilihat, orang mampu menemukan relasi antara manusia, lingkungan alam, lingkungan alam dan pola budaya.
Sasaran studi geografi adalah region, yakni wilayah yang homogenitasnya berdasarkan kriteria yang telah dipilihkan. Geografi berusaha menerangkan kesamaan dan perbedaan yang terdapat diantara region satu dan lainnya khususnya yang menyangkut sebab dan akibatnya. Melalui konsep lokasi yang relatifdari gejala geografi diusutnya apa pengaruh gejala geografi tersebut kepada kehidupan politik, ekonomi dan pemikiran sosial.
Isi Pengajaran Geografi Dan Geografi Regional
Karena banyaknya masalah sosial yang berlatarbelakang kondisi alam, misalnya bencana alam, kelaparan, penyakit, kemiskinan, pengangguran dan sebagainya, maka pemecahan masalah tersebut perlu di perkenalkan kepada para siswa dengan sarana pokok-pokok sosial geografis seperti pengaruh lingkingan atas kegiatan manusia, tantangan alam yang direspon dengan teknologi, realitas sosial dan realitas alam yang dapat berubah oleh manusia.
Para guru dalam mengajar geografi dapat memperhatikan ini :
·      Gejala geografis baik dilihat persembahannya yang luas tidak terbatas pada kejadian yang nyata, biar siswa memperoleh wawasan luas dan generalisasinya.
·      Hindarkan perbuatan stereotip yang khas sebagai suatu suku atau bangsa dan rasa yang serba negatif, geografi harus meningkatkan pengertian nasional dan internasional.
·      Faham geografi yang usang seperti naturdeterminisme harap dibuang, karena kurang memberikan gambaran tentang kebebasan kemauan manusia.
·      Pengajaran lingkungan jangan dibatasi pada yang alami wajar tetapi lengkapi dengan yang buatan manusia karena dunia semakin mengkota.
·      Gejala sosial di sekitar sekolah harus memiliki tempat pembicaraan dalam kelas



Konsep Tempat Dalam Geografi dan Fungsi Penafsiran Mengenai Ruang
Geografi dapat disebut sebagai pengetahuan yang membicarakan manusia dalam ruang; adapun sejarah seperti kita bicarakan di depan membicarakan manusia dalam waktu.Pengertian ruang cukup kabur, sehingga perincian konkritnya yang populer adalah berupa unsur-unsurnya yakni tempat, letak, dan jarak
Perlu diingat bahwa di dalam geografi yang dipelajari manusia sebagai penghuni bumu, dan bumi sebagai ruang huni manusia. Penghuni diartikan luas : berbagai usahanya mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup, cara mengorganisasikan masyarakat, cara mempengaruhi wilayah dan struktur penduduk. Adapun ruang dapat ditafsirkan menurut pendekatan ekologis menurut pendekatanspatialdan mnenurut pendekatan regional.
Pendidikan Dalam Geografi Dan Guru Geografi Yang Ideal
Pengajaran geografi di sekolah memberikan sumbangannya yang khas jika diselenggarakan dengan baik oleh guru yang mampu. Sehubungan itu CONS dalam bukunya berjudul Handbook for geography teacher menyebutkan adanya enam sumbangan edukatifnya, sebagai berikut :
1). Wawasan Keruangan
Disini murid dilatih untuk mengorientasikan diri dalam bumi yang menjadi tempat tinggalnya. Ia harus mampu memproyeksikan diri di dalam ruang yang mencakup arah, jarak, luas, dan bentuk permukaan bumi. Tanpa kemampuan ini manusia dewasa dapat disebut buta geografis.
2). Persepsi Relasi Antar Gejala
Mengapa suatu bentang alam nampak menarik? Pasti ada relasi tertentu diantara gejala alam yang satu dan yang lain misalnya : cukupnya curah hujan dan rumput yang selalu hijau.
3). Rasa Keindahan
Hanyalah pelajaran geografi yang dilengkapi dengan kegiatan di luar kelas akan menghasilkan sumbangan ini. Keindahan tak terbatas pada apa yang dihayati melalui penglihatan, tetapi juga melalui indera lainnya.
Kegiatan yang bersangkutan memberikan kesempatan untuk menyaksikan, menikmati dan menggumuli keagungan Sang Pencipta. Itulah sebabnya, mengapa pengajaran geografi tidak boleh berhenti pada hafalan peta dan bacaan saja.
a)    Kecintaan kepadaTanah Air
Melalui pengajaran geografi siswa diajak memahami kekayaan serta kemiskinan alam di daerahnya, kemampuan bangsanya di masa lampau, kemungkinan yang ada di masa depan.
b)   Saling Pengertian Internasional
Dalam menerima pengetahuan tentang negara-negara tetangga dan negara di benua lain dapat dipupuk saling pengertian antar bangsa. Ini akan memberikan sumbangan kepada perdamaian dunia
c)    Pembentukan Pribadi
Melalui refleksi atas miliknya sendiri dengan apa yang dimiliki oleh bangsa lain, murid ditolong untuk membentuk sikap pribadi yang akan mencapai puncaknya pada perasaan kualitas serta mentalitas, yang kesemuanya itu akan mewarnai kepribadiannya.
Menuru buku A handbook of suggestion on the teaching of geography terbitan UNESCO 1962 perlu diperhatikan lima hal demikian :
(1).    Ia harus memiliki perhatian yang cukup banyak kepada faktor-faktor manusiawi. Seorang guru yang segan membaca surat kabar atau majalah kemasyarakatan tak akan menjadi guru geografi yang menarik.
(2).    Ia memiliki kemampuan untuk menemukan sendiri faktor-faktor yang bersifat lokatif, pola-pola regional dan relasi kekurangan yang semuanya itu tersembunyi di dalam gejala-gejala sosial.
(3).   Ia suka dan mampu melakukan observasi di lapangan. Ia bukan orang yang begitu saja percaya kepada berita koran, radio atau isi pidato.
(4).    Ia harus dapat secara sederhana mensintesekan aneka data yang datang dari berbagai sumber, baik yang menyangkut gejala alam maupun gejala kemasyarakatan.
(5).    Ia mampu membedakan serta memisahkan kuyalitas dari hal-hal yang sifatnya kebetulan belaka.
3. SOCIOLOGY ( Sosiologi )
Sociology is a social science that has received scant attention in the elementary social studies curriculum. Part of the reason for this may be the absence of groups actively seeking to improve the teaching of sociology at the precollegiate level. Nelson and Stahl (1991) contend that some policy makers see the main emphasis of sociology, the role and function of groups, as not supportive of their narrow definitions of citizenship focusing on nasionalism and patriotism. If this is true, it may suggest why there has rarely been a strong push for sociology as a source of school lessons for young children.
A.  Konsep Dasar IPS
Proses pembelajaran pendidikan IPS dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia peserta didik masing-masing. Ragam pembelajarannya pun harus disesuaikan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan. Secara formal, proses pembelajaran dan membelajarkan itu terjadi di sekolah, baik di dalam kelas maupun diluar kelas. IPS sebagai satu program pendidikan tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep pengetahuan semata, akan tetapi mampu membina peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya, yang juga memiliki tanggungjawab atas kesejahteraan bersama yang seluas-luasnya.



BAB III
PENUTUP
1.    Simpulan
Facts have limited explanatory power. They refer to specific circumstances and have little transfer value. Concepts are labels that help people to make sense of large quantities of information. Generalization are statements of relationship among concepts. The “truth” of a generalization is determined by reference to evidence. Konsep Ilmu-Ilmu Sosial antara lain, Sejarah, Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dan Antropologi.
IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran atau ilmu sosial antara lain sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia. Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya.
2.    Saran
Dengan pembelajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya. Selain itu siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.







DAFTAR PUSTAKA

SAVAGE, TOM V., And ARMSTRONG, DAVID C. 1987. Effective Teaching in Elementary Social Studies. America : Macmillan Publishing Company.
http://karuniayeni.blogspot.com/2012/03/fakta-konsep-generalisasi-dan-teori.html.
http://djepok.blogspot.com/2010/05/hakikat-dan-konsep-dasar-ips.html.