MAKALAH BAHASA INDONESIA
PILIHAN KATA (DIKSI)
BAB
1
PEMBAHASAN
A. DIKSI
1.1 Pengertian Diksi
Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan Gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya)
untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan)”. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan
mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat
karangan. Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada
dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat
digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata
yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu,
bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam
kalimat yang berbeda.
1.2 Syarat Ketepatan Diksi
Syarat Ketepatan Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata
yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan
satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang – mengarang maupun dalam
dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk
menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan
suatu ketepatan kekpada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata
yang tepatlah yang diperlukan.
B.
MAKNA KATA
2.1 Makna Denotatif
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas
untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif
tidak mengalami perubahan makna.
Contoh :
1. Mas parto membeli susu sapi.
2. Dokter bedah itu sering
berpartisipasi dalam sunatan masal.
2.2 Makna Konotatif
Makna konotasi adalah makna yang bukan
sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang
mengalami penambahan.
Contoh:
ü
Para
petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts).
ü
Bu
Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat =
rentenir.
C.
GAYA BAHASA
3.1 Gaya Bahasa dan
Idiom
Cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis atau pemakai bahasa.
3.2 Gaya Bahasa
Eufinisme
Eufemisme atau penghalusan bahasa adalah salah
satu bentuk pemakaian bahasa dalam masyarakat yang sudah semakin lancar
penggunaanya. Mungkin karena tuntutan zaman yang mengharuskan atau karena pola
pikir masyarakat pemakai bahasa yang selalu berubah.
3.3 Gaya Bahasa
Hiperbola
Gaya bahasa yang
mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan baik jumlah, ukuran, ataupun
sifatnya dengan tujuan untuk menekankan, memperhebat, meningkatakan kesan dan
pengaruhnya.
Contoh: Angkatlah
pandang matamu
ke swarga loka
ke sejuta lilin alit
yang gemetar
3.4 Gaya Bahasa
Metafora
Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan
dua hala secara implicit. Metafora dibentuk berdasarkan penyimpangan makna.
Sebenarnya, seperti juga pada simile, dalam metafora terdapat dua bentuk bahasa
(penanda) yang maknanya diperban-dingkan. Namun, di sini, sebagaimana dikatakan
oleh Kerbrat Orecchioni, salah satu unsur bahasa yang dibandingkan itu tidak
muncul, melainkan bersifat implisit. Sifat implisit ini menyebabkan adanya
perubahan acuan pada penanda yang digunakan. Selain itu, tidak ada kata yang menunjukkan
perbandingan seperti dalam simile. Hal-hal inilah yang mungkin menjadi masalah
dalam pemahaman metafora.
Contoh:
ü
Banyak
mahasiswa yang mencoba memperebutkan mawar fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya itu.
ü
Pada
kalimat di atas, kata mawar digunakan untuk menyebut gadis. Ini berarti,
keduanya diperbandingkan. Komponen makna penyama: cantik/indah, segar, harum,
berduri, cepat layu.
ü
Komponen
makna pembeda: untuk “gadis” adalah manusia, berjenis wanita,
ü
untuk
“mawar” adalah bagian dari tanaman
Berikut ini akan dikemukakan pula bagan
segitiga semantik metafora:
ü
Contoh:
Aku adalah burung yang terbang bebas
3.5 Gaya Bahasa
Personifikasi
Adalah gaya
bahasa yang menampilkan binatang, tanaman, atau benda
sebagai manusia.
Contoh:
ü
“Melambai-lambai
nyiur di pantai” (cuplikan lagu Tanah airku Indonesia) .
ü
Unsur yang
dibandingkan: “gerakan tangan” dengan “gerakan daun nyiur”.
ü
Komponen
makna penyama: “gerakan”, bagian dari sesuatu yang besar “(tangan/daun)”.
ü
Komponen
makna pembeda untuk tangan adalah bagian dari “manusia”.
ü
Komponen
makna pembeda untuk daun nyiur adalah “tanaman”. Di sini yang muncul hanya
gerakan daun nyiur, sedangkan gerakan tangan manusia menjadi implisit. Acuan
pun berubah, yang melambai bukan lagi tangan manusia, melainkan daun nyiur.
3.6 Gaya Bahasa
Sarkasme
Adalah gaya bahasa yang paling kasar,
bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh :
Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk
ketelinga.
3.7 Gaya Bahasa
Metonimia
Metonimia
ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau cirri sebagai pengganti barang itu
sendiri.
Contoh: Parker
jauh lebih mahal daripada
pilot
3.8 Gaya Bahasa Litotes
Gaya bahasa yang berupa pernyataan yang
bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh: Apa yang
kami berikan memang tidak berarti bagimu
3.9 Gaya Bahasa
Pleonasme
Adalah gaya
bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup
dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Darah
merah membasahi baju dan tubuhnya
D.
JARGON DAN KATA SLANG
4.1 Jargon
Jargon mengandung
beberapa pengertian. Pertama, jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap
kurang sopan atau aneh. Kedua, jargon diartikan sebagai bahasa yang timbul dari
percampuran bahasa-bahasa, dianggap sebagai bahasa perhubungan. Ketiga, jargon
diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang tertentu.
4.2 Kata Slang
Kata slang adalah kata percakapan yang tinggi
atau murni. Kadang, kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau
kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna
yang lain.
Contoh Slang :
asoy, manatahan, belumtahu, dia, dan sebagainya (bersifat sementara)
E.
PILIHAN KATA
5.1 Kata Kajian
Kajian berarti
hasil mengkaji, adalah :
-
Kata yang
perlu ditelaah lebih jauh maknanya kerena tidak bisa langsung dipahami oleh
semua orang.
-
Kata yang
dipakai untuk suatu pengkajian atau kepentingan keilmuan.
-
Kata yang
dipakai oleh para ahli/ilmuwan dalam bidangnya.
-
Kata yang
dikenal dan dipakai oleh para ilmuwan atau kaum terpelajar dalam karya-karya
ilmiah.
5.2 Kata Populer
Kata Populer adalah kata yang
dikenal dan diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Contoh: kata gelandangan
lebih dikenal daripada kata tunakarya.
Kata Populer
|
Kata Kajian
|
Kegiatan
|
Aktivitas
|
Penyaring
|
Filter
|
Merenung
|
Kotemplasi
|
orang sakit
|
Pasien
|
Lulusan
|
Alumnus
|
Peringkat
|
Rangking
|
Menilai
|
Mengevaluasi
|
koreksi diri
|
Introspeksi
|
Isi
|
Volume
|
Sasaran
|
Target
|
Dorongan
|
Motivasi
|
Khayalan
|
Imajinasi
|
tidak nyata
|
Fiktif
|
Perangai
|
Karakter
|
Rencana
|
Agenda
|
Pendapat
|
Argument
|
DAFTAR PUSTAKA
(www.scribd.com/doc/.../Macam-Macam-Majas-Gaya-Bahasa
(www.rickyeka.com/topics/jargon-dan-kata-slang-wikipedia.html
(www.agusnaim.web.id/teg/jargon-dan-kata-slang
(http://kafeilmu.co.cc/tema/contoh-jargon-dan-kata-slang.html
(http://lkpk.org/info/pengertian-kata-kajian-dan-kata-populer.html
(www.jevuska.com/.../contoh+kata+kajian+dan+kata+populer.html