Contoh Pendahuluan Makalah, Skripsi dan Karya Ilmiah Yang Baik dan Benar


Contoh Pendahuluan Makalah, Skripsi dan Karya Ilmiah - Pendahuluan Merupakan pemabahasan yang menjelaskan dari makalah, skripsi dan karya ilmiah yang menerangkan bagian-bagian dari isi makalah,skripsi dan karya ilmiah misalnya latar belakang pembuatan makalah, skripsi dan karya ilmiah rumusan masalah dan tujuan penulisan. untuk selengkapnya simak penjelasan tentang pembauatan contoh pendahuluan makalah berikut dibawah ini.

1. Latar Belakang

Pada bagian ini penulis mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoalkan perlu diteliti dan ditulis. Misalnya, karena masalah yang dibahas mempunyai arti penting bagi masyarakat.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah harus sungguh-sungguh jelas. Permasalahan yang akan menjadi pembahasan penelitian diajukan dalam bentuk pertanyaan. Merujuk pada pertanyaan itu penulis melakukan langkah-langkah penelitian dan penelaahan sehingga dapat terjawab dengan tepat.

3. Tujuan Penelitian


Dalam tujuan penelitian atau penulisan dikemukakan usaha-usaha dan hasil-hasil yang telah dicapai secara garis besar. Jika karya ilmiah bertujuan menyampaikan pandangan atau penilaian penulis tentang topik yang telah diteliti, tujuan umumnya mengemukakan hipotesis penelitian dan penilaian penulis sesudah penelitian. Adapun tujuan khususnya perlu dikemukakan pertimbangan-pertimbangan yang mendukung penilaian.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat diuraikan secara umum dan khusus. Misalnya, untuk kepentingan praktis, untuk kepentingan bidang keilmuan atau bidang profesi penulis, dan untuk kepentingan kelompok atau instansi.

5. Penentuan Sumber Data

Penentuan sumber data meliputi populasi dan sampel. Populasi di bidang metodologi penelitian berarti sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel penelitian. Adapun sampel berarti contoh, yakni bagian kecil data penelitian yang dianggap dapat mewakili keseluruhan data yang dianalisis untuk memperoleh informasi tentang seluruh data penelitian.


CONTOH PENDAHULUAN MAKALAH

CONTOH PENDAHULUAN MAKALAH
A.    LATAR BELAKANG  PENULISAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membuat manusia tampak mengalami kemajuan dalam hidup dan kehidupan  ekonomi yang serba canggih dan modern di dunia. Namun, bila menelusuri lebih detail, sebenarnya bagian mana di belahan dunia ini yang dan berubah dari suasana serba sederhana menjadi berkecukupan dan modern ? Tampaknya, kemajuan yang selama ini di anggap maju ternyata  masih mengalami kemunduran. Hal tersebut ditandai  dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dinikmati oleh setiap warga Negara. Negara Eropa dan Amerika misalnya mendikte Negara Asia terutama Timur Tengah untuk menerapkan ekonomi konvensional yang berbasis bunga. Hampir semua hukum keperdataan diwarnai oleh system konvensional yang berbasis bunga termasuk penerapan asuransi konensional yang  telah menciptakan keresahan dan ketidakadilan kepada nasabahnya.  Mudah-mudahan visi dan misi asuransi syariah yang tidak berbasis pada bunga dan dapat mengubah rintangan-rintangan yang selama ini membungkus   umat manusia dalam hidup ketidakwajaran dan kecurangan.

          Pengkajian pada pokok bahasan ini, penulis akan memaparkan beberapa poin berkenaan asuransi syari’ah dan asuransi konvensional  sebagai suatu perbandingan, terutama yang berkaitan keunggulan asuransi syariah bila dibandingkan dengan asuransi konvensional yang selama ini menjadi acuan hidup dalam hukum perasuransian di Indonesia. Demikian pula penulis akan mambahas konsep, sumber hukum, akad perjanjian, pengelolaan dana, dan keuntungan.



B.     TUJUAN PENULISAN

          Adapun tujuan dari penulisan pokok bahasan ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang mendasar antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional sehingga ada kejelasan yang tejadi dalam masyarakat yang masih tidak paham tentang asuransi syariah.

CONTOH PENDAHULUAN SKRIPSI

CONTOH PENDAHULUAN SKRIPSI

A.   Latar Belakang Masalah

Peserta didik diharapkan dapat menjadi individu yang berpengatahuan dan berkualitas yang dapat dijadikan sebagai modal kehidupan di masa yang akan datang. Salah satu cara terbaik untuk mewujudkannya adalah melalui pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, guru merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan, sebab inti kegiatan pendidikan di sekolah adalah belajar mengajar yang memerlukan peran utama guru di dalamnya.

Memang harus diakui maraknya arus informasi dewasa ini, guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi tetapi merupakan salah satu sumber informasi. Meskipun demikian perannya dalam proses pendidikan masih tetap diperlukan, khususnya yang berkenaan dengan sentuhan-sentuhan psikologis dan edukatif terhadap anak didik

Sosok panutan menjadikan profesi satu ini berbeda dengan yang lain. Karena tanggung jawab dari profesi guru tidak berhenti setelah selesai ia mengajar, melainkan keberhasilan siswa dalam menangkap, memahami, mempraktekkan serta mengamalkan ilmu yang diterima dalam kehidupan sehari-hari baik langsung maupun tak langsung. Hal ini membuat citra seorang guru di mata masyarakat selalu berada di tempat yang lebih baik dan mulia. Djamin (Iim Wasliman, 2006: 63) mengemukakan citra guru mempunyai arti sebagai suatu penilaian yang baik dan terhormat terhadap keseluruhan penampilan yang merupakan sosok pengembang profesi ideal dalam lingkup fungsi, peran dan kinerja. Citra guru ini tercermin melalui keunggulan mengajar, memiliki hubungan yang harmonis dengan peserta didik, serta memiliki hubungan yang harmonis pula terhadap sesama teman seprofesi dan pihak lain baik dalam sikap maupun kemampuan profesional. Dari sudut pandang peserta didik, citra guru ideal adalah seseorang yang senantiasa memberi motivasi belajar yang mempunyai sifat-sifat keteladanan, penuh kasih sayang, serta mampu mengajar di dalam suasana yang menyenangkan

Dewasa  ini citra  guru semakin hangat diperbincangkan. Masyarakat sering mengeluh dan menuding guru tidak mampu mengajar manakala putra-putrinya memperoleh nilai rendah, rangkingnya merosot. Belum lagi mengenai kenakalan dan dekadensi moral para pelajar yang belakangan semakin marak saja, hal ini sering dipersepsikan bahwa guru gagal dalam mendidik anak bangsa.

Sudjana (Iim, 2006: 64) berpendapat bahwa ‘rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yang mengakibatkan rendahnya citra guru disebabkan oleh faktor berikut: (1) adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan; (2) kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru; (3) banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya.’



Selanjutnya Syah (Iim, 2006: 64) menyorot rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme guru yaitu penguasaan guru terhadap materi dan metode pengajaran yang masih berada di bawah standar, sebagai penyebab rendahnya mutu guru yang bermuara pada rendahnya citra guru.

Rendahnya mutu guru menurut Sudarminta (Iim, 2006: 64) antara lain tampak dari gejala-gejala berikut:

“(1). Lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan; (2) ketidaksesuaian antara bidang studi yang dipelajari guru dan yang dalam kenyataan lapangan yang diajarkan; (3) kurang efektifnya cara pengajaran; (4) kurangnya wibawa guru di hadapan murid; (4) lemahnya motivasi dan dedikasi untuk menjadi pendidik yang sungguh-sungguh; semakin banyak yang kebetulan menjadi guru dan tidak betul-betul menjadi guru; (6) kurangnya kematangan emosional, kemandirian berpikir, dan keteguhan sikap dalam cukup banyak guru sehingga dari kepribadian mereka sebenarnya tidak siap sebagai pendidik; kebanyakan guru dalam hubungan dengan murid masih hanya berfungsi sebagai pengajar dan belum sebagai pendidik; (7) relatif rendahnya tingkat intelektual para mahasiswa calon guru yang masuk LPTK (Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan) dibandingkan dengan yang masuk Universitas.”



Uraian di atas memberikan penekanan bahwa profesionalisme merupakan salah satu garansi bagi peningkatan citra guru. Hal ini sejalan dengan pesan penting yang muncul dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Iim, 2006: 64). Pengakuan guru dan dosen sebagai profesi diharapkan dapat memacu tumbuhnya kesadaran terhadap mutu dan gilirannya akan meningkatkan citra guru di tengah masyarakat. Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 7 (1) bahwa profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.

Guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi (UU. RI. No. 20 Tahun 2003 Bab XI pasal 39 dalam Nurhayati 2006: 64) tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, guru harus mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan profesionalnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsionalnya, karena menurut Megarry dan Dean 1999:12-14 (Nurhayati, 2006: 64), “pendidikan masa datang menuntut keterampilan profesi pendidikan yang berkualitas"

"Guru merupakan SDM yang mampu mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga tercipta PBM yang bermutu    dan    menjadi    faktor    utama    yang menentukan mutu pendidikan". Depdikbud 1994:63 (Nurhayati 2006: 64)

Guru dan tenaga kependidikan lainnya adalah tenaga profesional. Oleh karena itu, mereka harus "terdidik dan terlatih secara akademik dan profesional serta mendapat pengakuan formal sebagaimana mestinya" Depdiknas, 2004:1 (Nurhayati 2006: 64) dan "profesi mengajar harus memiliki status profesi yang membutuhkan pengembangan" Tilaar, 2001:142 (Nurhayati 2006: 64). "Guru yang profesional harus selalu kreatif dan produktif dalam melakukan inovasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan" Danumihardja, 2001:39 (Nurhayati 2006: 65). Namun, "Untuk menyiapkan guru yang inovatif merupakan kendala yang sangat sulit, jika dikaitkan dengan sistem kesejahteraan bagi tenaga guru di Indonesia yang jauh dari memadai" Surya, 2005:5 (Nurhayati 2006: 65).

Dengan melihat beberapa pandangan di atas mengenai profesi guru, maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana profesionalisme guru sekolah dasar yang ada di Desa Karangmulya. Untuk itu, dirasa perlu diteliti tentang “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru Sekolah Dasar di Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis”.



B.    Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam  penelitian ini adalah “faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi profesionalisme guru Sekolah Dasar di Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang”. Rumusan masalah tersebut akan lebih diperinci dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.         Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi profesionalisme guru Sekolah Dasar di Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang dilihat dari perspektif kompetensi professional guru?

2.         Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi profesionalisme guru Sekolah Dasar di Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang dilihat dari perspektif proses pembelajaran?

3.         Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi profesionalisme guru Sekolah Dasar di Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang dilihat dari perspektif pengaruh lingkungan sekolah?

4.         Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi profesionalisme guru Sekolah Dasar di Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang dilihat dari perspektif pengaruh lingkungan masyarakat?

C.   Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.

  1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan bukti–bukti empirik tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi profesionalisme guru Sekolah Dasar yang ada di Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis.

  1. Tujuan khusus

a.       Untuk mendapatkan bukti-bukti empirik tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi profesionalisme guru Sekolah Dasar di SDN 1 Karangmulya jika dilihat dari perspektif kompetensi professional guru, proses pembelajaran, pengaruh lingkungan sekolah dan pengaruh lingkungan masyarakat.

b.      Untuk mendapatkan bukti-bukti empirik tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi profesionalisme guru Sekolah Dasar di SDN 2 Karangmulya jika dilihat dari perspektif kompetensi professional guru, proses pembelajaran, pengaruh lingkungan sekolah dan pengaruh lingkungan masyarakat.



D.   Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu diahara pakan (1) berguna bagi guru dalam upaya mengetahui lebih jelas mengenai wawasan profesi keguruan supaya mempunyai sikap positif terhadap profesi keguruan dan memiliki kemampuan untuk melakukan tugas-tugasnya secara professional, (2) penelitian ini diharapkan mampu membantu guru dalam menempatkan dirinya sebagai profesi seorang pendidik di sekolah, pendidik dan pembimbing putra-putrinya di rumah, dan di lingkungan masyarakat guru dipandang sebagai pigur yang digugu dan ditiru baik dalam sikap maupun dalam perbuatannya.



E.    Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode dan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Instrumen yang digunakakan yaitu instrumen berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan tertutup. Dikatakan angket langsung, karena responden yang diberi agket tersebut adalah subyek yang diinginkan langsung datanya. Dikatakan angket tertutup, karena pertanyaan-pertanyaan dalam angket sudah disediakan alternatif-alternatif jawaban dan responden hanya memilih salah satu jawaban tersebut.

Untuk menganalisis data hasil penelitian digunakan analisis deskriftif secara kuantitatif berupa persentase dan secara kualitatif. Dengan teknik analisis ini, data hasil penelitian yang terungkap dalam angket melalui jawaban-jawaban guru SD sebagai responden, dinarasikan secara kualitatif dan secara persentase.



F.    Definisi Operasional

  1. Profesi dan Profesionalisme

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Sedangkan profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

  1. Profesionalisme guru

Profesionalisme guru berarti komitmen para guru untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya yang berguna dalam mengahadapi tuntutan-tuntutan pembelajaran karena tuntutan tersebut merefleksikan suatu kebutuhan yang semakin kompleks yang berasal dari siswa; tidak sekedar kemampuan guru mengauasi pelajaran semata tetapi juga kemampua lainnya yang bersifat psikis, strategis dan produktif.

  1. Kompetensi Profesional guru

Kompetensi profesional guru merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru. Menurut Cooper (Djaman Satori (2007: 2.24) ada empat komponen kompetensi profesional, yaitu:

‘mempunyai pengetauan tentang belajar dan tingkah laku manusia; mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya; mempunyai sikap yang tetap tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang study yang dibinanya; dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.’



G.   Lokasi dan Populasi

  1. Lokasi Penelitian

Dalam panelitian ini lokasi yang dipilih oleh penulis adalah sekolah dasar yang berada di wilayah Desa Karangmulya yaitu Sekolah Dasar Negeri 1 Karangmulya dan Sekolah Dasar Negeri 2 Karangmulya Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis.

  1. Populasi penelitian

Menurut pendapat Mohamad Ali (1955 : 54) menyatakan   populasi adalah keseluruhan jumlah obyek yang akan diteliti. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto (1983 : 107) menyatakan: “Apabila subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika jumlah subyek besar maka diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih”.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menggunakan penelitian populasi karena jumlah subyek penelitian yang ada di SDN 1 dan 2 Karangmulya kurang dari 100 orang yaitu hanya 25 orang.


CONTOH PENDAHULUAN KARYA ILMIAH

CONTOH PENDAHULUAN KARYA ILMIAH

LATAR BELAKANG
Teknologi informasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari di jaman yang sangat modern ini. Peranan teknologi pada aktivitas manusia saat ini memang begitu besar. Berkat teknologi berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia. Hal tersebut akan juga berpengaruh pada keinginanan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan adanya kemajuan teknologi. Dengan demimikian perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang holistik tentunya harus dapat menyesuaikan pelayanan asuhan tersebut dengan kemajuan teknologi yang ada.
Dalam era revolusi digital, suara, data, dan gambar yang dapat dikirim dalam berbagai bentuk menuntut kita untuk selalu meningkatkan perkembangan teknologi dengan percepatan informasi. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yagn berperan aktif dalam merawat pasien memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dengan menggunakan suatu teknologi informasi diharapakan pelayanan akan lebih praktis dan mudah bagi pasien dan juga perawat
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat belum terbiasa dengan kemajuan teknologi dan belum adanya dukungan dari jaringan internet yang memadai. Padahal perawat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki kontribusi paling besar terhadap mutu pelayanan kesehatan. Perawat adalah tenaga kesehatan yang berinteraksi dengan pasien selama 24 jam perhari dengan memberikan asuhan kepaerawatan yang holistik dari pengkajian sampai evaluasi.
Kekurangan perawat adalah masalah seluruh dunia. Banyak faktor, seperti kenaikan pasien lokal dan penurunan waktu untuk memberikan perawatan langsung pada pasien, telah memberi kontribusi pada peningkatan ketidakpuasan bahwa perawat pengalaman dengan lingkungan kerja mereka. Apabila dibiarkan terus menerus, masalah ini akan mempresepsikan diri sebagai lingkungan kerja menjadi lebih stres dan perawat lebih banyak meninggalkan perawatan langsung. Sebagai kekurangan tersebut menjadi lebih buruk, rumah sakit harus menggunakan segala cara yang mungkin untuk suport perawat. Konsekuensi dari rumah sakit dalam merubah kondisi kerja sangat signifikan pengaruhnya bagi perawat. Meskipun penggunaan Teknologi informatika mungkin tidak secara langsung berkorelasi dengan peningkatan rekrutmen, hal ini menjadi bagian dari strategi yang komperhensif untuk memenuhi kebutuhan keperawatan

 Demikianlah pembahasaan mengenai Contoh pendahuluan yang dapat admin sampaikan pada kesempataan kali ini semoga bermanfaat dan menjadi refernsi bagi sahabat yang sedang membutuhkan.