MAKALAH OLAH RAGA TENIS LAPANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga adalah salah satu dari bentuk peningkatan kualitas manusia
Indonesia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan
sportivitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan
rasa kebangsaan nasional. Dalam kehidupan modern ini manusia tidak dapat
dipisahkan dengan olahraga. Baik untuk arena adu prestasi ataupun sebagai
kebutuhan untuk menjaga hidup tetap sehat.
Olahraga tenis di Indonesia sekarang juga mulai di gemari oleh para
masyarakat khususnya orang – orang yang umurnya memasuki 30 tahunan ke
atas.Alasan mereka memilih olahraga tenis ini karena olahraga ini termasuk
olahraga yang mewah di karenakan peralatannya yang harganya mahal.Namun bagi
para remaja olahraga ini masih kurang di minati di karenakan peralatanya yang
harganya mahal dan olahraga tenis ini masih belum memasyarakat, serta kurangnya
lapangan tenis membuat remaja menjadi tidak tertarik dan lebih memilih olahraga
lainnya. Namun di kota- kota besar
olahraga tenis sudah menjamur dan mampu menarik minat masyarakat sehingga
olahraga ini di jadikan sebagai olahraga pilihan baik untuk olahraga prestasi
maupun olahraga rekreasi.
Pada umumnya, untuk berlatih olahraga tenis memerlukan keterampilan yang
tinggi sehingga memburtuhkan tahap – tahap tertentu untuk mampu menguasai semua
teknik dassar dalam olahraga tenis lapangan ini. Dan dalam makalah ini,kelompok kami akan mencoba memberi tips –tips
bagaiman berlatih olahraga tenis yang mudah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Tenis
Terdapat berbagai jenis permainan yang menggunakan raket yang dimainkan
dewasa ini dan tenis merupakan salah
satu permainan yang paling disukai. Menurut beberapa catatan sejarah, permainan
menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi, yaitu di Mesir dan Yunani. Pada abad ke-11 sejenis
permainan yang disebut jeu de paume, yangmenyerupai permainan tenis kini, telah
dimainkan untuk pertama kali di sebuah kawasan diPerancis. Bola yang digunakan
dibalut dengan benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalahtangan.Permainan ini
kemudian diperkenalkan ke Italia dan Inggris pada abad ke-13 danmendapat
sambutan hangat dalam waktu yang singkat.
Banyak peminatnya ternyata di antara rakyat setempat terhadap permainan
ini. Sejak itu perkembangan tenis terus meningkat kenegara-negara Eropa yang
lain.Raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio da
Scalo,seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua
permainan yangmenggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris ³Sporting
Magazine´ menamakan permainan ini sebagai µtenis lapangan (lawn tennis). Dalam
buku ³Book of Games And Sports´,yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut
sebagai ³tenis panjang´. Tenis pada mulanyamerupakan permainan masyarakat kelas
atas.
Tenis lapangan rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria lalu ditiru
oleh golongan menengah, yang menjadikannya sebagai permainan biasa.Klub tenis
pertama yang didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera,
HarryGem, Dr. Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada
masa itu, tenisdisebut sebagai pelota atau lawn rackets. Dalam tahun 1874
permainan tenis telah pertama kalidimainkan di Amerika Serikat oleh Dr. James
Dwight dan F.R. Sears. Sementara itu, AllEngland Croquet Club pun telah
didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu dibukalahkantornya di Jalan
Worple, Wimbledon. Pada tahun 1875, klub ini juga bersediamemperuntukkan
sebagian dari lahannya untuk permainan tenis dan badminton.
Sehubungan dengan itu,
peraturan permainan tenis lapangan rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan
klubtenis yang pertama di Staten Island. Bermula dari situlah, permainan tenis
di Amerika Serikat berkembang dengan pesat sekali. Dari sana lahir banyak
pemain tenis tangguh yang menguasai percaturan tenis tingkat dunia. Kejuaraan
tenis pertama bermula tahun 1877. Olahraga
tenis di Indonesia sekarang juga mulai di gemari oleh para masyarakat khususnya
orang – orang yang umurnya memasuki 30 tahunan ke atas.Alasan mereka memilih
olahraga tenis ini karena olahraga ini termasuk olahraga yang mewah di
karenakan peralatannya yang harganya mahal.Namun bagi para remaja olahraga ini
masih kurang di minati di karenakan peralatanya yang harganya mahal dan
olahraga tenis ini masih belum memasyarakat, serta kurangnya lapangan tenis membuat
remaja menjadi tidak tertarik dan lebih memilih olahraga lainnya.
Namun di kota- kota besar olahraga tenis sudah menjamur dan mampu menarik
minat masyarakat sehingga olahraga ini di jadikan sebagai olahraga pilihan baik
untuk olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi.Pada umumnya, untuk berlatih
olahraga tenis memerlukan keterampilan yang tinggi sehingga memburtuhkan tahap
– tahap tertentu untuk mampu menguasai semua teknik dassar dalam olahraga tenis
lapangan ini. Tenis Lapangan
merupakan salah satu cabang olahraga yang dilakukan oleh seorang atau sepasang
pemain yang berhadapan dengan dibatasi oleh jaring. Untuk memainkannya
diperlukan raket dan bola yang terbuat dari karet yang berisi angin dan
terbungkus dari bulu kempa. Selain membutuhkan kekuatan memukul bola, juga
keterampilan menempatkan bola pada sisi yang kosong, agar pihak lawan sulit
mengembalikan. Tujuan orang bemain
tenis antara lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat
bergerak, memelihara kesehatan tubuh dan untuk mencapai prestasi.
B.
Sarana dan Prasarana Tenis Lapangan
1. Lapangan tenis
Lapangan tenis dibagi dua oleh
sebuah jaring yang di tengah-tengahnya tingginya persis 91.4 cm dan di
pinggirnya 107 cm. Setiap paruh lapangan permainan dibagi menjadi tiga segi:
sebuah segi belakang dan dua segi depan (untuk service).
Lapangan dan beberapa seginya
dipisahkan dengan gatis-garis putih yang merupakan bagian dari lapangan tempat
bermain tenis. Sebuah bola yang dipukul di luar lapangan (meski tidak menyentuh
garis) dikatakan telah keluar dan memberi lawan sebuah nilai.
Tipe-tipe lapangan tenis.
Menurut jenis material yang
dipakai untuk membuat lapangan, maka lapangan tenis secara garis besar dibagi
menjadi 4, yaitu:
a.
Grass Court (lapangan rumput)
Seperti namanya, lapangan ini
terbuat beralaskan rumput namun tentu saja yang ditumbuhkan pada tanah yang
keras agar memiliki pantulan. Karakteristik lapangan ini adalah yang tercepat
dalam hal laju bola di lapangan. Bola cenderung untuk meluncur dan hanya
sedikit memiliki efek pantulan karena friksi minimum yang dihasilkan dari
lapangan rumput. Karena biaya perawatannya yang mahal terutama untuk perawatan
rumput dan tanahnya, saat ini lapangan rumput sudah jarang dijumpai.
b.
Hard Court (lapangan semen)
Lapangan ini adalah lapangan
tenis yang paling populer di mana-mana. Umumnya lapangan hardcourt terbuat dari
semen atau dibeberapa tempat terbuat dari bahan pasiran yang di aspal.
Karakteristik lapangan ini termasuk cepat-sedang, tergantung dari bahan yang
dibuat untuk lapangannya. Untuk lapangan yang terbuat dari semen memiliki
karakteristik cepat, tapi untuk yang berbahan pasir atau kerikil yang di aspal
umumnya sedang. Di luar negri terdapat pula bahan sintetis untuk melapisi
lapangan tenis, contohnya bahan Deco Turf (terbuat dari akrilik) dipakai untuk
lapangan di Flushing Meadows rumahnya US Open atau di Australian Open memakai
Rebound Ace.
c.
Clay court (lapangan tanah liat)
Lapangan ini terbuat dari
serpihan-serpihan tanah liat atau pasiran dari batu bata yang dihancurkan.
Lapangan model ini umumnya memiliki karakteristik lambat. Laju bola yang
bergulir di lapangan memiliki putaran yang lambat sehingga memungkinkan bagi
pemain untuk dapat memainkan bola lebih lama dengan rally-rally yang panjang.
Di lapangan ini umumnya yang menguasai adalah baseliner karena sifatnya yang
lebih defensif. Pemain yang memiliki pukulan topspin akan menghasilkan pukulan
yang lebih melenting daripada biasanya di lapangan Hard Court. Lapangan clay
d.
Indoor
Istilah ini sebenarnya lebih
pantas untuk masuk klasifikasi di luar negri. Di Indonesia lapangan indoor atau
dalam ruangan yang umumnya adalah lapangan hard court, walaupun ada juga
lapangan indoor clay seperti di lapangan tenis UMS 80, Kuningan, Jakarta.
Tetapi kalau di luar negri, terutama di Amerika dan Eropa, lapangan dilapisi
oleh karpet berbahan sintetis. ITF (International Tennis Federation) sendiri
mengartikan lapangan karpet itu berbahan dasar dari karet seperti yang
digunakan pada lapangan Tennis Masters. Namun ada pula yang memakai semacam
rumput sintetis ataupun kayu tetapi jarang.
2. Net
Net terbuat dari bahan nylon
yang cukup kuat untuk menahan laju bola tennis kecepatan tinggi. kedua tiang net
terbuat dari pipa besi yang ditanam / dicor di lantai lapangan tennis tersebut.
di salah satu tiang net ( sisi sebelah kanan) dipasang kerekan untuk
mengencangkan tegangan net sedangkan salah satu sisinya dibuat tali mati.
Dengan tinggi ditinggi dibagian samping adalah
107 cm, dibagian tengah 91,4 cm, dengan panjang 18, 3 m.
3. Raket
Ukuran kepala raket di
definisikan denga area permukaan yang dipasang senar dan didasarkan ukuran
(dimensi) dalam dari sistem penunjang senar. Ukuran kepala raket diuraikan dalam
bentuk inci persegi atau sentimeter persegi . Klasifikasi umum ukuran kepala
raket adalah :
ü Tradisional 60 - 79 inci persegi
ü ukuran medium (Midsize) 80 - 95 inci
persegi
ü ukuran besar (Oversize) 96 - 115 inci
persegi
ü Sangat besar (Oversize) 116 inci persegi
keatas
Pengukuran berat ditentukan
dari sisi pabrikan, mencerminkan berat raket tanpa senar. Untuk ukuran kepala
raket tidak ada standar industri, tetapi petunjuk umum berikut ini dapat
digunakan :
ü Ekstra ringan ( extra light) (XL) dibawah
12 ons
ü Ringan (light) (L) 12.0 - 12.5 ons
ü Medium ringan ( light medium) (LM) 12.51 -
13 ons
ü Medium (M) 13 - 13.5 ons
ü Berat (heavy ) (H) 13.51 keatas
Material rangka raket. Kayu,
dimana pernah digunakan untuk membuat semua raket sudah tidak digunakan lagi
dan kebanyakan raket sekarang dibuat dari fiberglassm graphite atau kombinasi
dari kedua material tersebut. Aluminium raket juga bisa didapatkan dan harganya
sangat bersaing (murah)
Ukuran pegangan (grip).
Peganagna
raket memiliki 8 sisi dan tersedia dalam beberapa ukuran berdasarkan ukuran
lilitan pegangan (grip) tersebut. Ukurannya dari 4 inci - 5 inci dengan jarak
perbedaan ukuran 1/8 inci. Ukuran ini ditulis di gagangnya nomor 0 - 8, dengan
0 sesuai dengan 4 inci, 1 sesuai dengan 4-1/8 inci dst.
Rangka lebar (wide bodies).
Terminologi
untuk konstruksi rangka yang aerodinamis. Wilson dengan seri Profile-nya
mengawali generasi rangka lebar (wide bodies) pertama yang sangat kaku, sangat
tebal dan sangat bertenaga (powerful). Generasi berikut seringkali mengurangi
sifat kak ketebalan,power dan kelenturan yang bervariasi.
4. Peraturan dasar tenis lapangan
Sebelum permainan dimulai,
dilakukan penentuan siapa yang akan melakukan servis atau memilih sisi lapangan
berdasarkan undian (bisa menggunakan koin atau lainnya). Setiap awal
pertandingan, pemain selalu berada di sisi sebelah kanan lapangannya masing-masing.
Pemain yang melakukan servis pertama (anggap saja pemain A) harus berada di
belakang garis baseline ketika melakukan servis. Servis diarahkan secara
diagonal ke lapangan pemain penerima bola (anggap saja B). Bola harus terlebih
dahulu memantul satu kali sebelum dipukul pemain B. Dalam permainan ganda,
rekan penerima bola tidak boleh menyentuh bola servis sebelum dipukul penerima
(pemain B).
Pemain kehilangan poin
apabila:
1.
bola
yang dipukul keluar dari garis
2.
memukul
bola dua kali
3.
bagian
tubuh pemain termasuk pakaian dan asesoris menyentuh net atau sisi lapangan
lawan
4.
memukul
bola sebelum melewati net.
C.
Cidera dan Cara Pencegahan Dalam Olahraga
Tenis Lapangan
Bila dikelompokkan, tenis
termasuk kelompok olahraga keras. Cabang olahraga yang dimainkan dua atau empat
orang ini adalah aktivitas gerak – berhenti – gerak – berhenti. Melihat
aktivitas tersebut, mereka yang menderita gangguan pada organ jantungnya tidak
dianjurkan memainkan cabang olah raga ini. Pasalnya, beban jantung pada olah
raga ini cukup berat. Bahkan, tak jarang denyut nadi pemain bisa melampaui
denyut nadi maksimal, selain itu cedera-cedera lain juga sering terjadi dalam
klub tenis lapangan saat melakukan latihan, ceder-cedera tersebut diantara lain
sebagai berikut :
1. Lateral epikondilitis (tennis elbow)
Suatu keadaan yang sering
terjadi dengan gejala nyeri dan sakit pada posisi luar siku, tepatnya pada
epikondilus lateralis humeri. Biasanya terjadi karena pukulan top spin back
hand yang terus-menerus, jadi bersifat over use, Etiologi dari tennis elbow ini
belumlah jelas. Banyak para ahli menganggap bahwa gerakan yang terus-menerus
serta intensif dalam bentuk pronasi dan supinasi dengan tangan yang memegang
tangkai raket, menimbulkan over strain pada otot-otot extensor lengan bawah
yang berorigo pada epikondilus lateralis humeri.
Tarikan pada otot-otot
tersebut akan menimbulkan mikro trauma yang makin lama makin bertumpuk menjadi
makro trauma, sehingga akhirnya menimbulkan tennis elbow. Ada juga yang
menganggap disebabkan oleh peradangan (inflamasi) periosteum yang menutupi
epikondilus lateralis humeri. Inflamasi tersebut karena tarikan yang
terus-menerus dari otot-otot extensor lengan bawah yang berorigo pada
epikondilus lateralis humeri.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya tennis
elbow :
•
Besar
kecilnya tangkai raket
•
Ketegangan
dari senar raket yang tak sesuai
•
Kualitas
bola yang tidak sesuai
•
Berat
dan ringannya raket tersebut.
Cedera tennis elbow ini sering
terjadi pada orang yang berlatih di klub karena kurang memparhatikan kesesuaian
sarana yang digunakan saat berlatih tenis. Penyakit ini terjadi secara
perlahan-lahan dan menjadi progressif. Pengobatannya dapat dilakukan dengan
heat treatment ataupun fisiotherapi lainnya, misalnya pemijatan, tapi pada
mulanya berilah kompres dingin/es.
Pencegahan dan pengobatan :
Melakukan latihan-latihan pada
otot-otot tersebut dengan cara meletakkan tangan dalam posisi datar di atas
meja. Telapak tangan menghadap ke bawah memegang dumbbell yang beratnya 2 – 2,5
kg. sambil mengangkat dumbbell ke atas dan ke bawah hanya menggunakan
dorsofleksi. Pengobatan tennis elbow kadang-kadang memerlukan waktu lama untuk
penyembuhannya. Selama pengobatan si penderita boleh bermain tennis tapi tidak
terlalu lelah , sebaiknya memakai balutan khusus untuk lengan , semacam decker.
2. Medial epikondilitis
Sejenis dengan tennis elbow
cedera ini juga sering terjadi pada peserta didik klub tenis lapangan, disebut
juga medial epikondilitis atau fore hand tennis elbow. Yang terkena di sini
adalah epikondilus medialis humeri. Mengenai patofisiologinya sama dengan
tennis elbow, hanya saja yang mengalami mikro trauma adalah origo dari
otot-otot yang melakukan fleksi lengan bawah, jadi yang berorigo pada
epikondilus medialais humeri. Terapi untuk back hand tennis elbow. Lengan
diletakkan dalam posisi datar di atas meja, tangan dibiarkan terulur melewati
tepi meja, telapak tangan menghadap ke bawah. Dengan memegang beban seberat 2 –
2,5 kg, bengkokkan pergelangan tangan sebanyak sepuluh kali.
Pengobatan :
Istirahat untuk beberapa waktu
lamanya sambil diberi fisiotherapi pemanasan ataupun pemijatan dan juga latihan
memperkuat otot-otot lengan bawah, yaitu dengan cara memegang dumbbell dengan
telapak tangan terbuka ke atas sambil mengadakan gerakan volarfleksi pada
pergelangan tangan, dimana lengan bawah diletakkan melekat pada meja. Terapi
untuk fore hand tennis elbow adalah dengan cara Lengan diletakkan dalam posisi
datar di atas meja, tangan dibiarkan terulur melewati tepi meja, telapak tangan
menghadap ke atas. Dengan memegang beban seberat 2 – 2,5 kg, bengkokkan
pergelangan tangan sebanyak sepuluh kali.
3. Cedera pada lengan bawah, pergelangan
tangan dan tangan, kaki
Memang dapat terjadi patah
tulang atau fraktur pada tulang selangka, lengan, atau kaki pada saat bermain
tenis. Tapi itu terjadi karena terjatuh dan lebih sering terjadi pada pemain
tua. Kejadian cedera sering menimpa tendo, ligamen, atau otot. Terjadinya pada
lutut, pergelangan kaki, bahu, siku, dan pergelangan tangan. Cedera dapat pula
terjadi pada tendo achiles ketika pemain melakukan hiperfleksi.
Cedera pada pergelangan kaki
sering juga terjadi dan sakitnya sering kali terjadi pada sepertiga bagian
bawah daerah tulang kering, yang sering disebut shin splint. Pencegahan
terbaiknya adalah dengan pemantapan kondisi kaki, misalnya dengan cara lompat
tali. Kejang-kejang pada otot-otot, yang biasanya terjadi di kaki, dapat
disebabkan kecapaian, kurang garam, kurang vitamin C, kurang kalsium, atau
tidak cukup pemanasan. Pencegahan terbaik adalah pemantapan kondisi dengan cara
pemanasan yang cukup disertai dengan peregangan otot. Cedera yang semula akut
dapat menjadi kronis bila terjadi berulang kali. Biasanya disebabkan antara
lain oleh perubahan raket yang digunakan secara mendadak dan lebih berat. Atau,
senar raket terlalu kencang. Dapat pula akibat ukuran grip/pegangan raket
kurang cocok, terlalu besar atau terlalu kecil. Bahkan, bisa pula karena bola
yang menjadi lebih berat karena bermain di lapangan out door (luar gedung)
dalam keadaan hujan/gerimis. Karenanya, pemilihan raket perlu dilakukan secara
cermat, ketegangan senarnya tepat, dan ukuran gripnya cocok dengan ukuran
tangan kita. Bila terjadi cedera, sebaiknya tidak diurut di tempat cedera,
melainkan segera berobat ke dokter spesialis ilmu kedokteran olah raga.
Pencegahan cedera yang baik,
tentu saja dengan melakukan pemanasan yang cukup. Lalu, dilanjutkan dengan
pendinginan. Setelah itu barulah olahraga tenis bisa dilakukan. Pemanasan
dilakukan dengan lari-lari kecil sekitar 5 menit. Kemudian kita lakukan
pemanasan khusus yaitu mempersiapkan otot-otot yang paling besar mendapat beban
dalam permainan tenis. Misalnya otot bahu. Otot ini banyak berperan untuk
pukulan forehand. Pada pukulan ini ayunan ke belakang mulai dengan menggeser
berat badan ke belakang pada kaki kanan. Lengan diangkat oleh otot bahu bagian
belakang dan tengah. Gerakan ke belakang dilakukan oleh otot teres minor dan
infraspinatus. Otot trisep (lengan bagian belakang) membantu menahan siku tetap
lurus. Ayunan ke depan kemudian dilakukan otot bahu bagian depan, otot dada,
dan otot korakobrakhialis. Tingginya ayunan dikendalikan oleh otot-otot bahu
bagian tengah. Pemanasan terhadap semua otot diakhiri dengan peregangan,
terutama peregangan pada bahu, pergelangan tangan, dan lengan. Peregangan ini
dapat meningkatkan dan mempertahankan kelenturan daerah-daerah tersebut.
4. Cedera Pada bahu
Cedera pada bahu sering
terjadi pada pemain tenis lapangan dikarenakan teknik yang salah dalam
melakukan pukulan sehingga bahu kita dapat cedera. Cara pencegahannya adalah
dengan cara bermain tenis dengan teknik yang benar. Sedangkan cara
pengobatannya dipijatkan atau diperiksakan pada dokter.
5. Keseleo (Sprains)
Keseleo juga dapat terjadi
pada pemain tenis karena salah melangkah pada saat akan memukul bola. Keseleo
yang dialami mulai dari bagian pergelangan kaki, kaki bagian bawah, terutama
bagian pergelangan dan medial collateral ligament (semacam pengikat sendi
tulang). Untuk menghindari keseleo, diperlukan pemanasan yang cukup dan
stretching yang tepat bisa mencegah terjadinya cedera tersebut, serta berlatih
kecepatan dan kelincahan kaki. Cara pengobatannya adalah dengan cara dipijatkan
atau diperiksakan ke dokter.
6.
Otot
Tertarik atau Kram (Strains)
Jenis cedera ini terjadi
akibat otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau
ketika terjadi kontraksi, otot belum siap. Kram biasanya terjadi pada pemain
tenis karena pemain tersebut mulai kelelahan. Strains sering terjadi pada
bagian groin muscles (otot pada kunci paha), hamstrings (otot paha bagian bawah),
dan otot quadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan diri dari
cedera macam ini. Kuncinya dalah selalu melakukan stretching setelah melakukan
pemanasan, terutama pada bagian otot-otot yang rentan tersebut. Apabila kram
itu sudah terjadi maka penyembuhannya adalah dengan cara merenggangkan
otot-otot dengan merelaksasi bagian yang kram. Berbagai cidera diatas dapat
diatasi dengan pencegahan cedera yang baik, tentu saja dengan melakukan
pemanasan yang cukup. Lalu, dilanjutkan dengan pendinginan. Setelah itu barulah
olahraga tenis bisa dilakukan.
Pemanasan dilakukan dengan
lari-lari kecil sekitar 5 menit. Kemudian kita lakukan pemanasan khusus yaitu
mempersiapkan otot-otot yang paling besar mendapat beban dalam permainan tenis.
Misalnya otot bahu. Otot ini banyak berperan untuk pukulan forehand. Pada
pukulan ini ayunan ke belakang mulai dengan menggeser berat badan ke belakang
pada kaki kanan. Lengan diangkat oleh otot bahu bagian belakang dan tengah.
Gerakan ke belakang dilakukan oleh otot teres minor dan infraspinatus. Otot
trisep (lengan bagian belakang) membantu menahan siku tetap lurus. Ayunan ke
depan kemudian dilakukan oleh otot bahu bagian depan, otot dada, dan otot
korakobrakhialis. Tingginya ayunan dikendalikan oleh otot-otot bahu bagian
tengah. Pemanasan terhadap semua otot diakhiri dengan peregangan, terutama
peregangan pada bahu, pergelangan tangan, dan lengan. Peregangan ini dapat
meningkatkan dan mempertahankan kelenturan daerah-daerah tersebut.
Faktor sangat penting lainnya,
yang perlu diperhatikan pemain tenis, adalah kekuatan otot. Otot-otot itu di
antaranya otot-otot bahu, lengan, dan kaki. Sebagai contoh, dalam boks
Menguatkan Otot Bahu kita bisa belajar cara-cara menguatkan otot-otot bahu.
Tentu, otot-otot lain juga berlu dikuatkan dengan latihan-latihan beban. Yang
tak kalah pentingnya, dalam olahraga tenis sangat diperlukan kelincahan kaki
pula, untuk bergerak ke depan, ke belakang, maupun ke samping. Cara latihan
menguatkan dan memperbaiki kelincahan kaki cukup banyak. Sekadar contoh, dalam
boks Melatih Kelincahan Kaki dibahas dua macam cara untuk melatih kelincahan
kaki agar dapat dengan mudah bergerak cepat ke segala arah. Sayangnya, banyak
penggemar tenis tidak suka melakukan latihan fisik agar dapat menunjang teknik
permainan. Biasanya, kita hanya melakukan latihan-latihan teknik. Padahal,
dengan latihan fisik kemampuan kita bermain tenis akan meningkat. Untuk itu,
sangan dianjurkan bagi pemain tenis untuk melatih fisiknya untuk menunjang
permainan tenisnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Olahraga adalah salah satu
dari bentuk peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan pada
pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta
peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan nasional. Dalam
kehidupan modern ini manusia tidak dapat dipisahkan dengan olahraga.
Menurut beberapa catatan
sejarah, permainan menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum
Masehi, yaitu di Mesir dan Yunani. Pada abad ke-11 sejenis permainan yang
disebut jeu de paume, yangmenyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan
untuk pertama kali di sebuah kawasan diPerancis. Bola yang digunakan dibalut
dengan benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalahtangan.Permainan ini
kemudian diperkenalkan ke Italia dan Inggris pada abad ke-13 danmendapat
sambutan hangat dalam waktu yang singkat